Selamat Pagi Dunia, Bahagianya Bayi Owa Ungko yang Baru Lahir dalam Dekapan Ibu Sirin

Kandang transit BBKSDA Riau punya penghuni baru setelah seekor owa ungko melahirkan anak.

oleh M Syukur diperbarui 20 Feb 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2021, 06:00 WIB
Induk dan anak owa ungko di kandang transit BBKSDA Riau.
Induk dan anak owa ungko di kandang transit BBKSDA Riau. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kandang transit Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau punya penghuni baru. Seekor owa ungko bernama Sirin melahirkan bayi yang sehat pada Rabu dini hari, 17 Februari 2021.

Kehadirannya menjadi kabar baik bagi konservasi primata berbulu hitam itu. Apalagi, keberadaannya di alam liar kian berkurang karena menjadi objek perburuan dan jual beli ilegal.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyebut petugas di kandang transit belum bisa memastikan kelamin owa ungko baru itu. Pasalnya, sang induk tidak pernah melepaskan sang anak sejak dilahirkan.

"Anaknya selalu dalam gendongan induknya," kata Suharyono, Jumat siang, 19 Februari 2021.

Suharyono menjelaskan, indukan owa ungko itu merupakan penyerahan warga imigran asal Rohingya pada 2017. Sirin ditempatkan di kandang transit atau penitipan sementara di lingkungan BBKSDA Riau bersama seekor pejantan.

Pejantan itu sudah tak berada di kandang transit karena sudah diserahkan ke salah satu lembaga konservasi satwa. Saat pemisahan pada November 2020 itu, Sirin belum terlihat hamil.

"Kondisi Sirin usai melahirkan terlihat baik, petugas menambah asupan nutrisi dengan tambahan porsi dan jenis makanan," terang Suharyono.

Sejak melahirkan, kondisi Sirin dan anaknya selalu dipantau tim medis BBKSDA Riau. Sang anak sendiri tidak pernah dilepas oleh Sirin karena selalu menggendongnya di kandang.

"Sekarang sudah ada 7 owa ungko di kandang transit dengan kelahiran bayi ini," kata Suharyono.

Semua ungko itu masuk dalam program konservasi. Pemantauan sering dilakukan untuk mengetahui apakah ungko tersebut masih bisa bertahan di alam liar atau tidak.

"Kalau masih bisa survive bakal dikembalikan ke alam liar, kalau yang sudah jinak akan dititipkan ke lembaga konservasi," jelas Suharyono.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya