Liputan6.com, Gorontalo - Penurunan omzet bagi pedagang kecil kerap dirasakan sejak PPKM diberlakukan. Termasuk, omzet pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo.
Pedagang rempah-rempah misalnya. Mereka mengaku, pendapatannya selama PPKM menurun secara drastis. Hal ini disebabkan, orang-orang takut keluar untuk datang berbelanja ke pasar.
Â
Advertisement
Baca Juga
"Yang kami keluhkan adalah, turunnya omzet dengan adanya pemerintah melarang kerumunan, terutama di Pasar. Sedangkan, itu adalah modal kami untuk mendapatkan uang," kata Aldo salah satu pedagang di Pasar Sentral kepada Liputan6.com.
"Hanya keuntungan kami terus putar. Nah, kalau misalkan rempah yang kami jual tidak laku, maka pasti akan membusuk dan kami merugi," tuturnya.Â
Aldo mengungkapkan, kalau soal instruksi pemerintah, ia sangat mematuhi. Namun, pemerintah juga harus memikirkan nasib para pedagang yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah.Â
"Agar tidak ada kekhawatiran bagi kami, berikan kami solusi terbaik, jangan hanya sembako saja yang jadi solusi, sebab hari ini kami punya banyak cicilan yang kami harus bayar," ungkap Aldo.Â
Lanjut Aldo, saat ini, bukan hanya pendapatan yang menurun, rempah-rempah seperti cabai rawit, tomat, dan komoditas lainnya, harganya tiap hari makin meningkat. Kenaikan harga ini sangat berpengaruh pada pendapatan pedagang.
"Jadi, pendapatan menurun, harga di tingkat petani pun cukup mahal," terangnya.Â
Senada dengan Aldo, pedagang lain, Dadang Laiya, mengaku sejak PPKM level 3 diterapkan, pendapatannya menjadi menurun. Untuk sekarang, ia hanya bisa meraup 50 ribu per harinya.
"Kami berharap, kalau bisa diakhiri saja PPKM ini, agar ekonomi kami bisa pulih kembali. Kalau ini terus dilakukan, maka sudah masalah baru yang akan kami terima," dia menandaskan.Â