Melestarikan Seni Budaya di Era Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital

oleh Fauzan diperbarui 21 Jul 2022, 00:21 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2022, 19:00 WIB
Dampak Positif Etnosentrisme
Ilustrasi Kebudayaan Credit: pexels.com/Torin

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan webinar tentang 'Pelestarian Seni Budaya di Era Digital'. Webinar ini dilaksanakan pada Sabtu 16 Juli 2022 dan diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas seni budaya di DKI Jakarta dan Banten.

Tujuan kegiatan ini untuk mendukung perkembangan pelestarian seni budaya di era digital. Peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, terutama dari komunitas seni maupun digital., sehingga mampu mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.

Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level ‘sedang’ dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (digital skill), Etika Digital (digital ethics), Keamanan Digital (digital safety), dan Budaya Digital (digital culture).

E. Sumadiningrat seorang dosen dan juga praktisi teater menjadi pemateri pertama tentang teater. Dia menjelaskan mengatakan ada empat pokok penting yang akan didapatkan oleh pelaku teater.

“Teater mampu meningkatkan berbagai aspek, yang pertama keterampilan kita, kedua critical thinking di mana saat memerankan atau memainkan peran teater secara mendalam maka akan membantu daya pikir kita lebih mendalam sehingga dapat meningkatkan yang pertama tadi, kreatifitas kita,” jelasnya.

Ketiga, teater juga dapat meningkatkan kolaborasi kita, sehingga dapat meningkatkan kerjasama kita dengan orang lain. Terakhir teater dapat meningkatkan dan memperbaiki pola komunikasi dalam kegiatan interaksi kita sehari-hari dengan orang lain.

“Empat pilar itulah yang diharapkan menjadi cikal bakal kekuatan yang dapat dilakukan dalam teater,” kata Sumadiningrat.

Pamela Chelsea Taroreh seorang aktris yang telah lama menggeluti dunia seni seperti sinetron, film dan iklan memberikan tips bagaimana menjadi seorang aktor. “Latihan yang keras, lakukan research tentang peran kita agar kita dapat lebih mendalami peran,” katanya.

Syifa Dhzini Hafidzah Influencer yang memberikan materi tentang budaya digital mengatakan di era digital yang makin kompleks saat ini merambahnya budaya asing tidak terkontrol dan terkendali. Contohnya budaya Korea, kita digempur dari segala sisi, mulai dari film, musik dan makanannya.

“Karena hal itu, sebagai anak bangsa kita harus lebih memperhatikan dan mencintai budaya kita dengan melestarikannya,” kata Syifa.

Dengan cakap digital kita lebih bijak dalam melihat dan mencontoh budaya asing yang kita lihat dari berbagai media digital, kita lestarikan dan promosikan budaya kita lewat berbagai platform media sosial kita.

Aina Masrurin Manajer Ceritasantri.id memberikan materi tentang rancangan konten kreatif untuk memasarkan seni pertunjukkan. Pertunjukan seni dan budaya bisa menggunakan berbagai platform, baik itu daring mapun luring, dengan memanfaatkan dunia digital kita dapat melakukan pertunjukan dengan media sosial kita.

“Manfaatkan momen penting yang berkaitan dengan pelestarian budaya, misal hari ini musik atau tari apa yang lagi viral, agar dicari orang banyak,” kata Aina.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau https://literasidigital.id/

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya