Sarat Makna, Ini 7 Ragam Motif Batik Pekalongan

Batik Pekalongan memang memiliki beragam motif dengan maknanya masing-masing.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Sep 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2022, 12:00 WIB
[Bintang] Pekalongan
Museum Batik, Pekalongan. (sabinebolk/Instagram)

Liputan6.com, Pekalongan - Dijuluki sebagai Kota Batik, ternyata kain batik dari Pekalongan sudah ada sejak abad ke-12. Meski tak ada catatan sejarah resmi tentang waktu dan sosok yang pertama kali menemukan kain ini, tetapi sejarah mengenai kehadiran kain batik di Pekalongan pada abad ke-12 sudah cukup jelas.

Catatan tersebut tertulis dalam salah satu riwayat sejarah Dinasti Song di China. Pada saat itu, salah satu saudagar pertama kali mengunjungi kota yang disebut Pukalong.

Saat itu, masyarakat Jawa hidup bersama raja (keraton) dengan dibalut kain hasil tenun yang penuh warna dan motif. Hal tersebut menjadi satu-satunya bukti bahwa Pekalongan sudah memiliki kain batik sejak ratusan tahun yang lalu.

Catatan sejarah tersebut juga tak menutup kemungkinan bahwa Pekalongan menjadi daerah pertama di Indonesia yang menggunakan kain batik. Selanjutnya, pada 1972, tepatnya pada 12 Juli 1972, Museum Batik Pekalongan pertama kali diresmikan. Beragam motif kain batik asli Pekalongan ada di museum tersebut.

Batik Pekalongan memang memiliki beragam motif dengan maknanya masing-masing. Namun, ada beberapa kain yang paling populer dan memiliki makna filosofis yang mendalam di baliknya.

Berikut ini beberapa motif batik Pekalongan :

1. Motif Jlamprang

Kain batik dengan motif ini identik dengan titik-titik simetris yang saling terhubung satu sama lain. Motif ini memiliki makna yang berhubungan dengan gaya hidup dan kebudayaan umat Islam.

Singkatnya, motif ini diartikan sebagai gambaran menjalin silaturahmi dengan sesama saudara dan selalu hidup rukun satu sama lain. Motif Jlamprang ini juga terbilang mahal karena proses pembuatannya yang sulit dan dilakukan secara manual.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Motif Burung Phoenix

2. Motif Burung Phoenix

Kain batik dengan motif elemen burung phoenix memiliki makna filosofis berupa bentuk keagungan sekaligus keindahan. Biasanya, elemen burung phoenix ini selalu ditemani dengan elemen liong atau naga, yang mana punya arti sebagai simbolisasi kekuasaan.

Selain elemen burung phoenix, beberapa kain batik Pekalongan juga memiliki motif sayap di dalamnya. Hal ini diartikan sebagai sebuah harapan agar pemakai kain tersebut bisa mendapatkan pertolongan dalam hidupnya.

3. Motif Liong

Salah satu keunikan batik Pekalongan adalah adanya akulturasi atau percampuran budaya dengan Tionghoa, salah satunya tertuang dalam motif batik liong. Corak ini identik dengan masyarakat etnis Tionghoa di masa lalu.

Jika dilihat dari bentuk polanya, motif liong cenderung lebih mengadopsi wujud makhluk mitologi, seperti ular dan naga. Motif tersebut menggambarkan perlawanan, kekuasaan, dan kekuatan yang cukup kuat pada si pemakainya.

4. Motif Tujuh Rupa

Selain liong, motif lain batik Pekalongan yang juga merupakan percampuran budaya antara Indonesia dan Tionghoa adalah motif elemen tujuh rupa. Motif ini terlihat indah karena memiliki perpaduan ragam warna.

Corak ini mengandung kekayaan alam dari wisata alam Pekalongan yang digambarkan dalam tujuh motif yang berbeda. Motif tersebut berupa tanaman dan beragam jenis hewan.

 

Motif Semen

5. Motif Semen

Mengutip situs kebudayaan Riverspace, motif semen menjadi salah satu khas klasik model batik Pekalongan. Sekilas, memang motif ini mirip dengan motif semen batik Jogja dan Solo.

Hanya saja, motif semen batik Pekalongan didominasi dengan garis-garis dekoratif di helaian kainnya. Gambar yang ditonjolkan pada motif ini berupa pola tumbuhan, pepohonan, serta aneka macam hewan.

Filosofi motif semen berasal dari nama Ramawijayana yang terdiri dari beberapa nasihat, antara lain:

- Bayu Brata, berarti leluhur yang digambarkan dengan unsur burung

- Dhanaba Brata, berarti kesejahteraan masyarakat yang digambarkan dengan unsur bintang

- Agnibrata, bearti kekuatan untuk melawan musuh yang digambarkan dengan unsur lidah api

- Pasabrata, berarti mulia tetapi berbahaya bagi yang mengabaikan yang digambarkan dengan kapal air

- Sasi Brata, berarti watak rembulan yang bersifat kesuksesan dan keberuntungan dengan ornamen binatang

- Suryabrata, berarti karakter seseorang yang tabah dan digambarkan dengan garuda

- Endar Brata, bearti pemberi kemakmuran dan pelindung dunia yang digambarkan dengan pohon hayat

 

Motif Terang Bulan

6. Motif Terang Bulan

Motif lain dari batik Pekalongan adalah corak terang bulan. Motif ini menampilkan keindahan flora dan fauna di Indonesia.

Nama terang bulan digunakan karena motifnya memperlihatkan terangnya cahaya bulan purnama pada malam hari. Motif ini bisa dipakai dalam kebutuhan acara apa pun, baik untuk acara formal maupun kegiatan sehari-hari.

7. Motif Sawat

Motif sawat menjadi salah satu motif yang cukup diminati masyarakat. Dalam bahasa Jawa, 'sawat' bearti melempar.

Artinya, masyarakat Jawa percaya bahwa para leluhur dan dewa memiliki peran dalam mengendalikan alam semesta. Konon, orang Jawa memiliki senjata seperti Batara Indra atau dikenal sebagai petir, kilat, atau geledek.

Senjata ini digunakan dengan cara dilemparkan dengan bentuk fisik mirip ular dengan gigi dan taring yang tajam. Secara filosofis, motif ini berarti perlindungan kuat alam semesta kepada masyarakat.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya