Apa Penyebab Rendahnya Capaian Vaksinasi Booster di Kota Bandung?

Dinas Kesehatan Kota Bandung meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 13 Nov 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2022, 16:00 WIB
Layanan Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Cibubur Junction
Warga lansia divaksin di Cibubur Junction, Jakarta, Senin (22/03/2021). Lippo Malls menambah jumlah mal yang membuka layanan vaksinasi di Cibubur Junction, Jakarta Timur yang bekerja sama Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan Puskesmas Ciracas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Bandung - Vaksinasi dosis ketiga COVID-19 atau booster di Kota Bandung baru mencapai 50,9 persen. Masyarakat pun diminta untuk segera melakukan vaksinasi lanjutan tersebut seiring kasus subvarian Omicron XBB yang sudah mulai terdeteksi di Indonesia.

"Saat ini capaian vaksinasi dosis ketiga di Kota Bandung baru sekitar 50,9 persen," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, saat dihubungi Kamis malam (10/11/2022).

Stok vaksin di Kota Bandung saat ini diaku berada di ambang aman. Dia menjelaskan, Kota Bandung telah menerima sekira 1.000 vial vaksin pada akhir Oktober dan kembali menerima kurang lebih 2.000 vial di awal November.

Dari total 3.000 vial yang sudah diterima, 1.700 vial sudah didistribusikan ke 80 puskesmas yang ada di Kota Bandung.

"Sisanya, 1.300 masih disimpan di gudang kami, expire date-nya 17 Desember. Sudah ada arahan dari Ketua Harian satgas Covid-19, agar hindari expire date terlalu dekat," katanya.

Sehingga, lanjut Anhar, dalam waktu dekat vaksin tersebut akan didistribusikan ke rumah sakit. "Untuk vaksin dosis ke empat kepada para tenaga kesehatan karena mereka memang harus diberi vaksin dosis keempat atau booster kedua. Angka capaiannya baru sekitar 27 persen kalau tidak salah, jadi masih banyak yang harus divaksin," tuturnya.

Selain itu, Anhar mengklaim pihaknya masih memiliki cadangan lain berjumlah lebih 1.700 vial yang dititipkan di gudang vaksin Provinsi Jawa Barat. "Jadi stok aman," akunya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Akselerasi Vaksinasi

Menurut Anhar, vaksinasi harus terus diakselerasi. Selain karena ketersediaan vaksin saat ini yang terbilang memadai, hal tersebut perlu dilakukan seiring adanya peningkatan kasus konfirmasi aktif pada sepekan terakhir ini.

"Vaksinasi diakselerasi karena terbukti vaksinasi mencegah atau menghindari terkena penyakit berat," katanya. "Jadi kami menganjurkan kepada masyarakat, mumpung stok vaksin tersedia dalam jumlah yang cukup, mohon diakses secepatnya," imbuh dia.

Anhar menyampaikan, kasus konfirmasi aktif sudah menembus 800 kasus. Jika merujuk data Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung, jumlahnya mencapai 912 kasus, per Jumat (11/11/2022), pukul 11.34 WIB.

Namun, Dinas Kesehatan hingga kini belum bisa memastikan apakah peningkatan kasus tersebut terkait subvarian XBB atau bukan. Kata Anhar, kasus Covid-19 Subvarian Omicron yaitu XBB belum terdeteksi di Kota Bandung. Pasalnya, laboratorium yang ada di Kota Bandung belum memadai untuk mendeteksi subvarian tersebut.

"Lab kami tidak punya kemampuan untuk mendeteksi sampai ke subvariannya. Kemampuan itu hanya dimiliki pusat," kata dia.

Varian XBB ini disebut-sebut memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari varian Omicron. Tapi, kata Anhar, pada prinsipnya kasusnya memang meningkat dan apapun variannya, masyarakat diminta untuk tetap waspada, menjaga protokol kesehatan, serta melakukan vaksinasi.

"Kita imbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap waspada, tingkatkan kesadaran dan mari saling menjaga," tandas Anhar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya