Virus Kuning Serang Tanaman Cabai di Gorontalo, Dampak Suhu Panas Ekstrem?

Jika sudah terkena virus kuning, tanaman tidak bisa tumbuh dengan maksimal.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 12 Mei 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 06:30 WIB
Virus Gemini
Tanaman Cabai di Gorontalo terserang virus kuning saat gelombang panas melanda (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Suhu panas ekstrem yang hampir sebulan melanda wilayah Gorontalo, membuat sejumlah petani cabai di Gorontalo mengeluh. Pasalnya, suhu panas yang diperkirakan mencapai 37 derajat itu membuat cabai petani di Gorontalo rentan terserang penyakit.

Akibatnya, hampir semua tanaman cabai rawit milik petani terserang hama virus gemini atau virus kuning. Tanaman yang terkena virus ini akan tampak kuning, mulai dari daun hingga batangnya.

Jika sudah terkena virus kuning, tanaman tidak bisa tumbuh dengan maksimal.

"Cabai tetap hidup tetapi warna batang dan daun menguning," kata Djafar, seorang petani cabai di Gorontalo kepada Liputan6.com, Kamis (11/5/2023).

"Kalau ada hama serangga atau ulat pembawa virus tersebut mungkin bisa kita berantas. Tetapi kami melihat tanaman kami tiba-tiba menguning," ujarnya.

Tidak hanya menguning, kata Djafar, semenjak virus gemini itu menyerang, produktivitas panen mereka menurun. Sebab, pohon cabai yang menguning membuat tanaman dengan nama latin Capsicum annuum itu sulit berbuah.

"Tetap dia berbuah, tetapi tidak sebanyak sebelum cabai ini terserang virus. Kami menduga ini dampak dari gelombang panas," ujarnya.

Menurut Djafar, suhu panas ekstrem yang terjadi belakangan ini tidak hanya merusak tanaman mereka, tetapi juga membuat kering beberapa sumber air yang menjadi irigasi lahan pertanian.

"Cabai terserang hama, debit air turun drastis," imbuhnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Solusi

Pohon cabai rawit petani di Gorontalo terserang hama patek (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Begini Kondisi cabai rawit petani di Gorontalo diserang hama patek (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Pengamat pertanian Indra Bay mengatakan, untuk mengendalikan virus kuning, petani perlu menanam varietas bibit cabai yang tahan serangan hama baru.

"Pemilihan benih cabai yang unggul juga sangat berpengaruh, jadi petani diminta untuk melakukan penyortiran awal sebelum menanam. perubahan iklim selalu memunculkan masalah baru," kata Indra.

Selain itu, petani diminta melakukan persemaian yang benar. Contohnya melakukan isolasi tanaman di persemaian agar kutu kebul yang merupakan pembawa vektor virus gemini maupun serangga lain tidak menyerang persemaian tanaman cabai.

"Persemaian juga harus proteksi betul, jangan sampai ditaruh di tempat terbuka yang bisa dimasuki serangga seperti kutu yang tak kasat mata," katanya.

"Kutu itulah pembawa gen virus kuning dan diuntungkan pada bibit tanaman cabai kita. Mudah-mudahan dengan dua cara itu, cabai kita bisa terhindar dari virus kuning," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya