Viral, Dugaan Ajudan Kapolda Gorontalo Terlibat Pengaturan Setoran Tambang Emas

Tangkapan layar yang diunggah akun TikTok @susupo_gorontalo menunjukkan seorang penambang bernama Sudin menanyakan prosedur setoran bulanan kepada seseorang yang diduga Iptu Kristo.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 04 Feb 2025, 20:12 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 20:12 WIB
Ilustrasi Oknum Polisi
(Ilustrasi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gorontalo - Nama Iptu Kristo, yang disebut sebagai staf pribadi Kapolda Gorontalo, mencuat setelah tangkapan layar percakapan pesan WhatsApp yang diduga melibatkan dirinya.

Dirinya diduga kuat terlibat dalam pengaturan setoran pengamanan di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, kemudian viral di media sosial.

Tangkapan layar yang diunggah akun TikTok @susupo_gorontalo menunjukkan seorang penambang bernama Sudin menanyakan prosedur setoran bulanan kepada seseorang yang diduga Iptu Kristo.

Dalam percakapan tersebut, Sudin mempertanyakan kebenaran bahwa kontribusi bulanan dikumpulkan oleh individu bernama Oca.

“Assalamualaikum Pak Kristo, mohon maaf mengganggu. Saya Sudin, Pak. Ada kelola lokasi Hulawa. Mau tanya, apa betul untuk kontribusi bulanan dikumpul sama Oca?” tulis Sudin.

Sudin juga mengeluhkan besarnya setoran yang mencapai Rp50 juta per unit alat berat per bulan. Ia menilai angka tersebut terlalu tinggi, terutama saat musim hujan yang membuat operasional alat berat terhambat.

“Nilainya itu sudah 50, apa tidak boleh kurang lagi Pak? Soalnya musim hujan begini alat tidak jalan banyak istirahat,” imbuhnya.

Dalam tangkapan layar yang sama, orang yang diduga Iptu Kristo menyatakan bahwa besaran kontribusi tidak bisa dikurangi karena sudah mengikuti arahan tertentu.

“Iya, sesuai arahan beliau begitu. Banyak yang minta masuk lokasi itu karena hasilnya pica-pica kilo,” balasnya.

Tidak hanya itu, oknum diduga Kristo itu juga menawarkan lokasi tambang alternatif dengan nilai kontribusi yang berbeda.

“Kalau misalnya masih mau usaha lagi, nanti boleh dicari lokasi di Dulupi atau Boliyohuto. Lokasinya itu baru, untuk bulanannya juga tidak sama dengan Hulawa,” tambahnya.

Namun, saat dikonfirmasi media, Iptu Kristo membantah keras tudingan tersebut.

“Kosakata kalimatnya enggak sesuai dengan cara saya WA, Om. Foto profil saya saja tidak sama. Pak Sudin pun saya tidak kenal,” tegasnya.

Ia juga menyatakan bahwa unggahan tersebut sengaja dibuat untuk merusak citranya sebagai anggota kepolisian.

“Lokasi Hulawa pun saya tidak tahu di mana. Setahu saya, Hulawa itu cuma di Telaga, Kabupaten Gorontalo,” tandas Kristo.

Tanggapan Kapolda

Kapolda Gorontalo Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi turut memberikan tanggapan terkait kasus ini. Ia menegaskan bahwa Iptu Kristo bukan ajudannya, melainkan staf pribadi pimpinan (Spripim). Kapolda menyatakan telah memanggil yang bersangkutan untuk klarifikasi.

“Yang bersangkutan bilang tidak pernah melakukan hal tersebut, tidak kenal, dan tidak pernah WhatsApp dengan orang yang disebut dalam percakapan itu,” jelas Irjen Pol Pudji.

Kapolda menambahkan bahwa Kristo siap dipertemukan dengan pihak yang menudingnya terlibat dalam pengaturan setoran.

“Yang bersangkutan juga sudah mengklarifikasi kepada beberapa media. Baiknya tanyakan langsung kepada yang bersangkutan,” ujarnya.

Kasus ini menjadi perhatian publik dan aparat kepolisian berkomitmen untuk menyelesaikan polemik tersebut secara transparan guna menjaga integritas institusi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya