Target Indonesia Bebas Tuberkulosis 2030, Ini Langkah-Langkah yang Dilakukan

Cara pencarian orang yang terinfeksi TB laten ini dilakukan antara lain kontak langsung dengan pasien TB aktif dengan dilakukan pemeriksaan foto rangka dada (thorax).

oleh Dikdik RipaldiArie Nugraha diperbarui 24 Jun 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi Tuberkulosis
Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jawa Barat Al Ihsan gencar melaksanakan terapi pencegahan Tuberkulosis sesuai dengan target Indonesia terbebas TB 2030.

Penyakit ini usai diteliti secara ilmiah, merupakan penyakit infeksi khusus. TB memiliki julukan lain di masyarakat seperti penyakit paru - paru basah atau flek. Tetapi pada era modern ini masih banyak masyarakat yang beranggapan penyakit tuberkulosis (TB) merupakan kutukan.

Menurut dokter spesialis paru konsultan onkologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jawa Barat Al Ihsan, Widhy Yudistira, adanya hasil ilmiah yang menjelaskan TB tersebut, diharapkan masyarakat yang terpapar mau berobat dan menjalani terapi pencegahannya.

"Kita harus mengenal dulu jenis TB, ada TB aktif yakni virus yang masuk dalam tubuh sehingga menjadi penyakit. Tapi ada juga yang 95 persen TB itu hanya diam di tubuh menunggu momen yang pas untuk aktif. Itu disebut infeksi TB laten," ujar Widhy dicuplik dari akun You Tube RSUD Jawa Barat Al Ihsan, Bandung, Kamis, 22 Juni 2023.

Infeksi TB laten itu 95 persen berisiko atau berkembang menjadi TB aktif. Widhy mengatakan untuk mengejar Indonesia Bebas TB 2030 mendatang, penyisiran keluarga pasien TB aktif untuk ditangani menjadi salah satu usahanya.

Alasannya ucap Widhy, dari beberapa penelitian menyebutkan pasien TB laten ini terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) berkembang menjadi TB aktif dari beberapa rangkaian kasus yang ditemukan.

 

Foto Rangka Dada

Sebelumnya kata Widhy, sistem penanganan penyakit TB hanya mencari dan mengobati pasien TB hingga tuntas.

"Nanti masyarakat jangan bingung program TPT ini akan sangat gencar pemeriksaannya kepada orang yang tidak bergejala. Kenapa orang yang tidak bergejala TB kok diobati? Orang yang tidak bergejala ini harus dibuktikan dulu memiliki infeksi TB laten," kata Widhy.

Cara pencarian orang yang terinfeksi TB laten ini dilakukan antara lain kontak langsung dengan pasien TB aktif dengan dilakukan pemeriksaan foto rangka dada (thorax).

Langkah kedua yaitu dilakukan uji tuberkulin yang disebut juga tes Mantoux atau tes PDD (purified protein derivative).

Uji tuberkulin ini salah satu dari beberapa metode standar yang digunakan untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh bakteri mycobacterium tuberculosis atau tidak.

"Atau bisa dilakukan pemeriksaan IGRA (metode diagnosis TB) jika pemeriksaan tuberkulinnya tidak ditemukan. Jadi kalau dia positif dari tuberkulinnya dan tidak bergejala mengarah ke TB, foto thorax bagus, hasil TCM (tes cepat molekuler) dahaknya juga negatif, kita obati sebagai TPT," ucap Widhy.

 

Kontak Erat

Widhy menjelaskan dahulu TPT diberikan kepada orang yang memiliki status imun (kekebalan) yang rendah. Contohnya pasien HIV/AIDS, pasien kemoterapi, pasien usia lanjut yang tergantung kepada orang lain, dan anak di bawah usia 5 tahun.

Namun saat ini prioritas TPT ini sudah berubah. Kini seluruh orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien TB aktif dilakukan pemeriksaan tanpa memandang usia.

Keluarga pasien TB aktif yang dirawat di RSUD Jawa Barat Al Ihsan, biasanya dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Kita menyarankan keluarga terdekat agar dilakukan screening ke Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat). Nanti di Puskesmas dilakukan pemeriksaan mantoux , cek darah, kalau foto thoraxnya bisa ke rumah sakit terdekat atau klinik yang memiliki fasilitas radiologi," terang Widhy.

Apabila usai menjalani seluruh pemeriksa itu tidak ditemukan paparan TB aktif, baru akan diberikan TPT.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya