Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik 700 Meter ke Arah Utara

Gunung Lewotobi di Flores Timur kembali erupsi pada Kamis pagi (11/1/2024), pukul 06.25 Wita.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 11 Jan 2024, 08:12 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2024, 08:12 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki
Gunung Lewotobi di Flores Timur kembali erupsi pada Kamis pagi (11/1/2024), pukul 06.25 Wita. (Liputan6.com/ Magma ESDM)

 

Liputan6.com, Flores Timur - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur kembali erupsi pada Kamis pagi (11/1/2024), pukul 06.25 Wita. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki pagi ini teramati 700 meter di atas puncak,  atau 2.284 meter di atas permukaan laut. 

Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal ke arah utara. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

Hingga saat ini Gunung Lewotobi Laki-Laki berstatus awas, setelah dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Terkiat hal itu, masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan sektoral 5 kilometer ke arah Barat Laut-Utara.

Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Jika terjadi erupsi dan hujan abu, Masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kaca mata).

 Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.

 

Banjir Lahar Dingin

Gunung Lewotobi Laki-laki hingga saat ini masih terus mengeluarkan lahar dingin. Lahar tersebut mengarah ke area pertanian milik warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain desa Klatanlo, banjir lahar dingin juga menerjang desa Nobo, kecamatan Ile Bura dan Desa Dulipali kecamatan Wulanggitang.

Lahan pertanian yang berisi tanaman padi, jagung hingga kelapa seluas tiga hektare pun rusak.

"Banjir lahar dingin menerjang lahan pertanian sejak Senin sampai Selasa (8-9 Januari)," ujar Kosmas Uran, salah satu Warga Desa Klatonlo kepada Liputan6.com, Selasa 9 Januari 2024.

Tidak hanya itu, lahar dingin juga menerpa pertambangan pasir di 2 desa di Kecamatan Wulanggitang.

Kepala Desa Nobo, Petrus Kikung Witin, yang menjadi salah satu desa terdampak lahar dingin mengatakan kejadian itu terjadi dengan cepat.

"Untungnya tidak ada korban jiwa atau rumah warga yang rusak," ujar Petrus

Ia pun meminta warga untuk menjauhi aliran lahar dingin untuk sementara waktu.

 

 

Pengungsi Terserang ISPA

Tercatat sebanyak 4.788 warga di dua kecamatan di Kabupaten Flores Timur, NTT masih menempati lokasi pengungsian pasca-erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita mengatakan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki itu sudah berdampak pada kesehatan para pengungsi. Sesuai data tim medis di posko kesehatan di lokasi pengungsian, ada 677pengungsi mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

"Ada juga dispepsia 132 orang, Rfa 100 orang, Hipertensi 79 orang, Dermatitis 84 orang, Gastritis 78 orang, Chepalgia 70 orang, Influenza 70 orang, Myalgia 61 orang, Obs.Febris 35 orang, Konjungtivitis 20 orang dan diare 18 orang," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa 9 Januari 2024.

Menurut dia, para pengungsi yang mengalami keluhan kesehatan sudah mendapatkan pelayanan kesehatan dari tim medis yang siaga di posko pengungsian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya