Liputan6.com, Pekanbaru - Debit air di Jalan Lintas Timur Riau-Jambi di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, kian tinggi. Seperti di kilometer 83, ketinggian banjir sudah mencapai dada orang dewasa.
Bencana banjir karena luapan Sungai Kampar itu membuat arus kendaraan lumpuh. Antrian mobil mengular sehingga personel Lalu Lintas Polres Pelalawan mengimbau melewati jalur alternatif.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pelalawan Ajun Komisaris Akira Ceria menjelaskan, ketinggian air saat ini di kilometer 83 lebih kurang 150 sentimeter. Di sepanjang jalan lintas yang menghubungkan Pelalawan ke Indragiri Hulu itu ada puluhan kendaraan mogok.
"Dari kilometer 76 melewati jembatan hingga 83 kurang lebih 30 kendaraan mogok dan rusak," kata Akira, Jumat siang, 12 Januari 2024.
Selain rusak, ada juga kendaraan yang tumbang karena berusaha melewati banjir. Ada juga yang terbalik dan tercebur ke pinggir jalan.
Polres Pelalawan sudah menyiagakan 2 alat berat di lokasi untuk mengevakuasi kendaraan mogok. Hanya saja evakuasi terkendala karena tingginya debit air di jalanan.
Akira menyebut sudah menyiagakan sejumlah personel di titik terparah dan kilometer 84 ataupun sebelum kilometer 76. Mobil ataupun truk sumbu 3 ataupun lebih melewati jalur alternatif yaitu ke arah Kabupaten Kuantan Singingi.
"Kami menjelaskan kondisi jalan ke pengendara, kenyataannya seperti itu, mengimbau melewati atau mencari jalur alternatif ke Kuansing," sebut Akira.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bermalam di Lokasi
Kamis malam, 11 Januari 2024, Kapolres Pelalawan bersama Bupati dan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah sudah survei ke titik banjir tertinggi di jalan tersebut.
Rombongan melihat kendaraan yang mogok di tengah jalan ataupun di pinggir serta kendaraan yang terbalik. Mereka juga mengevakuasi orang di kendaraan ke tempat lebih aman.
"Tadi malam saya juga ke lokasi melakukan evakuasi," ujar Akira.
Akira menjelaskan, kondisi seperti ini sudah berlangsung hampir 2 pekan. Sebelum itu, debit air sudah mulai naik tapi kendaraan masih bisa melintas, tidak seperti sekarang.
"Tingginya debit air mulai tanggal 28 Desember sampai sekarang," ucap Akira.
Sejak banjir itu, Akira sering berada di lokasi bahkan sampai malam. Pagi harinya kembali ke lokasi hingga malam, begitu seterusnya hingga sekarang.
Selama berada di lokasi, Akira mengimbau pengendara yang terjebak kemacetan bersabar. Pengendara diminta tidak saling memotong agar tidak mengganggu ketertiban.
"Tak lupa juga kami menyosialisasikan soal Pemilu damai, pengendara harus tertib sehingga tidak menimbulkan gangguan keamanan menjelang pesta demokrasi," imbuh Akira.
Advertisement