Intip Cara Perajin Suling di Bali Cegah Kekurangan Bahan Baku Bambu

Manik Suling salah satu perajin suling dan wayang asal Mambal, Badung, Bali, memberikan edukasi kepada suplier bambu untuk kembali menanam bambu yang sudah dipotong.

oleh Dewi Divianta diperbarui 27 Jun 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2024, 18:00 WIB
Amankan Bahan Baku, Perajin Manik Suling Edukasi Suplier untuk Tanam Pohon Bambu
Amankan Bahan Baku, Perajin Manik Suling Edukasi Suplier untuk Tanam Pohon Bambu (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar - I Nyoman Purwayasa biasa dipanggil Manik suling (32) adalah perajin suling asal Banjar Semana, Mambal, Badung, Bali. Ia sudah mengeluti usaha membuat suling dan wayang itu belasan tahun. Dia bercerita pernah kesulitan mendapatkan bahan baku untuk membuat suling. Meski begitu dirinya gak pernah kehilang an ide, dia lantas mengajak komunikasi dan edukasi kepada para suplier bambu yang menyuplai bahan baku tersebut untuk menanam bambu.

Dengan memberikan tawaran bahwa dirinya akan tetap membeli bahan baku pada suplier tersebut, akhirnya mereka mulai menanam bambu sesuai kebutuhan bahan baku suling yakni bambu yang tumbuh di jurang. Sejak saat itu, Manik Suling tidak pernah kesulitan lagi untuk mendapatkan bahan baku membuat suling.

Saat disambangi Liputan6.com di stan milikinya di arena pesta kesenian Bali (PKB), Manik Suling bercerita dalam sehari dirinya membutuhkan bahan baku bambu yang banyak.

"Dulu sempat kesulitan, tapi kami berkomunikasi kepada suplier bambu agar mereka menanam bambu-bambu baru di tempat kayak di jurang. Bambu jenis yang tumbuh di jurang itu semain bagus karena, nanti pertumbuhannya dia akan mencari sumber sinar," kata dia, Selasa (25/6/2024).

Dirinya menyebut, tidak sembarang bambu bisa digunakan untuk membuat suling Bali, hanya bambu yang tumbuh di jurang atau tempat-tempat tersembunyi di lereng yang bisa menghasilkan bambu terbaik untuk bahan baku.

"Itu akan menjadi bambu yang bagus jika dijadikan bahan suling. Kita edukasi suplier untuk perbanyak bambu yang mereka jual dan mereka tanam juga. Sekarang ini sudah banyak yang menanam karena kita membeli bahan kepada mereka lagi, jadi mereka semangat menanannya," ujar dia.

 

Proses Panjang

Amankan Bahan Baku, Perajin Manik Suling Edukasi Suplier untuk Tanam Pohon Bambu
Amankan Bahan Baku, Perajin Manik Suling Edukasi Suplier untuk Tanam Pohon Bambu (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Dalam kesempatan itu Manik Suling juga mengajari anak-anak pelajar untuk membuat suling dengan suara yang merdu dan bagus tanpa dipungut biaya. ia juga mengajarkan cara membuat suling yang bagus dimulai dari pemilihan bahan baku bambunya. Menurutnya, bambu yang bagus adalah yang sudah masak atau tua kemudia ditebang dan dijemur kurang lebih 3 bulan. 

Manik Suling melanjutkan, tak berhenti disitu 3 bulan berikutnya dijemur lagi sampai bambu benar-benar mengering. Untuk mendapatkan hasil lebih bagus lagi, tingkat kekeringan bambunya jika dijemur lebuh dari 6 bulan. Namun, waktu 6 bulan sudah cukup menghasilkan kerajinan suling merdu.

"Pengeringan 6 bulan kita olah menjadi suling, apabila lebih lama itu semakin bagus. Semakin kering bambu itu semakin bagus hasil suara dan hasilnya," kata Manik Suling.

Ia yang ditemani keluarganya, serta 5 orang karyawannya memproduksi kerajinan suling dan wayang kulit Bali menjual kerajinannya melalui cara offline atau online. Di rumahnya di Banjar Semana, Kecamatan Mambal, Kabupaten Badung, Bali itu dia jadikan lokasi penjualan kerajinannya secara ofline.

Kerainan Manik Suling juga bisa diorder melalui aplikasi Shopee dan juga marketplace dengan harga-harga bervariatif. Mulai dari hari Suling Rp50 hingga Rp150 ribu, sementara wayang dari mulai harga Rp100 hingga Rp juta.

Saat ini Manik Suling sedang membuka stan di pameran Pesta Kesenian Bali selam 1 bulan mulai tanggal 15 Juni - 15 Juli 2024. Omsetnya yang pada hari biasa dalam sebulan mendapatkan Rp4-Rp5 jutaan, selama mengikuti pameran PKB omsetnya mencapai rata-rata Rp8 juta per hari dan bisa mencapai Rp15 juta jika kondisi pengunjung ramai.

"Saya juga buat rindik alat musik Bali Rp200 ribu. Sejak awal buka pameran omset sampai Rp10 juta kalau full pengunjung omset bisa Rp15 juta. PKB identik dengan kerajinan Bali yang kita tampilkan adalah ciri khas kesenian Bali itu sendiri, Ini sangat membantu kami para perajin usaha," ungkapnya.

Sementara itu, Manik Suling yang sudah kali ke-5 mengikuti pameran PKB tersebut mengaku snagat terbantu dengan usaha pemerinta melalui Deskranasda membantu para pengusaha dan perajin usaha seperti dirinya.

Manik Suling tak hanya mendapatkan omset dari suling-suling merdunya, melainkan dari usaha kerajinan wayang kulitnya juga sudah memiliki pasar tersendiri. Bahkan Manik Suling memiliki reseller dalam menjual produk-produk wayangnya yang banyak disukai oleh konsumen bai secara offline maupun online.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya