Hari Televisi Nasional 24 Agustus, Begini Perkembangan Televisi di Indonesia

Hari Televisi Nasional menjadi momen tepat untuk mengenang sejarah perkembangan televisi di Indonesia. Tahun ini, Hari Televisi Nasional diperingati untuk yang ke-62 tahun.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Agu 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2024, 09:00 WIB
Televisi
Ilustrasi Televisi Credit: unsplash.com/Loewe

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 24 Agustus diperingati sebagai Hari Televisi Nasional. Peringatan ini didasarkan pada berdirinya stasiun televisi pertama di Indonesia, Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Hari Televisi Nasional menjadi momen tepat untuk mengenang sejarah perkembangan televisi di Indonesia. Tahun ini, Hari Televisi Nasional diperingati untuk yang ke-62 tahun.

Mengutip dari berbagai sumber, TVRI pertama kali berdiri pada 24 Agustus 1962. Siaran perdananya adalah Asian Games ke IV di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno (SUGBK).

Menempati gedung yang semula digunakan sebagai Kampus Akademi Penerangan di Senayan, siaran TVRI saat itu diluaskan dengan jaringan teresterial.

TVRI semakin berkembang dengan melakukan pembangunan cabang di luar Jawa, mulai dari Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Hingga akhirnya, stasiun TVRI telah tersebar di hampir seluruh penjuru Nusantara.

TVRI beberapa kali mengalami perubahan, mulai dari Perjan (perusahaan jawatan), PT di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN, hingga Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Perubahan status TVRI menjadi LPP pada 2005 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kelahiran TVRI

Kelahiran TVRI membuat dunia pertelevisian Indonesia mengalami perkembangan. Terlebih, sejak pemerintah Indonesia mulai membuka izin bagi pendirian stasiun televisi swasta.

Pada 24 Agustus 1989, stasiun swasta pertama Rajawali Citra Televisi (RCTI) diluncurkan. Saat itu, RCTI hanya melakukan siaran di lingkup Jabodetabek saja, sedangkan di daerah lain memerlulan decoder untuk dapat menangkap siaran RCTI.

Selanjutnya, stasiun televisi lain mulai bermunculan, seperti Surya Citra Televisi (SCTV) pada 1990, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada 1991, hingga ANTeve dan Indosiar pada 1994. Hingga kini, siaran televisi Indonesia terus mengalami perkembangan dengan kelahiran berbagai siaran televisi lainnya.

Adapun pada 2007, standar penyiaran televisi digital di Indonesia menggunakan Digital Video Broadcating – Terrestrial (DVB-T). Mulai awal 2012, Indonesia melalui Peraturan Menteri Kominfo No 05 Tahun 2012 kemudian mengadopsi standar penyiaran televisi digital terestrial Digital Video Broadcating – Terrestrial second generation (DVB-T2).

Siaran analog yang telah mengudara selama hampir 60 tahun di Indonesia perlahan digantikan ke siaran televisi digital. Hingga kini, perkembangan teknologi terus membuat kualitas gambar televisi menghasilkan kualitas gambar dan suara yang lebih bersih. Hari Televisi Nasional hadir sebagai pengingat perkembangan televisi di Indonesia dari masa ke masa tersebut.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya