Cara Orang Muhammadiyah Rayakan Maulid Nabi: Bukan Cuci Jimat dan Ziarah ke Makam Keramat

Nabi Muhammad merupakan nabi akhir zaman yang sangat dimuliakan dalam Islam. Kelahiran Nabi Muhammad ke dunia menjadi satu momen sakral yang menandakan turunnya rahmat Allah ke dunia.

oleh Ahmad ApriyonoTim Regional diperbarui 13 Sep 2024, 09:43 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 09:43 WIB
Pawai Maulid Nabi di Jakarta
Murid sekolah memainkan rebana keliling saat pawai mengelilingi Kawasan Pejambon dan Gambir di Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Pawai tersebut diikuti ratusan peserta dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah dan perwakilan Majelis Taklim Istiqlal dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Liputan6.com, Jakarta - Nabi Muhammad merupakan nabi akhir zaman yang sangat dimuliakan dalam Islam. Kelahiran Nabi Muhammad ke dunia menjadi satu momen sakral yang menandakan turunnya rahmat Allah ke dunia. 

Oleh karena itu, meski tak ada dalilnya dalam Al-Qur'an, sebagian muslim merayakan kelahiran Nabi Muhammad dengan suka cita dan dalam berbagai cara. Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada Senin 16 September 2024.

Dadang Kahmad, seorang cendekiawan Muhammadiyah menyebutkan, di berbagai negara kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi dirakayan dengan berbeda-beda. 

"Mungkin Muhammadiyah tidak menyelenggarakan secara khas. Karena bentuk-bentuk penyelenggaraan di dunia ini berbagai macam. Di Dubai salawat dengan rebana, kalau di daerah lain membagi-bagikan makanan, seperti di Afghanistan. Ada juga yang ceramah-ceramah agama," kata Dadang, seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

Dadang mengutamakan umat muslim, khususnya warga Muhammadiyah, untuk meneladani akhlak mulia Nabi dan mengamalkannya, bukan hanya saat Maulid.

"Yang harus kita contoh itu Kanjeng Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi yang mempunyai perilaku sangat mulia. Kata Aisyah Ra, akhlak nabi adalah Al-Qur'an, penyantun, pengampun, pemaaf Nabi itu. Lemah lembut, akrab, tidak mempersulit orang. Saya kira kita ini perlulah di Muhammadiyah ini menjadikan akhlak nabi itu sebagai akhlak kita," ungkap Dadang.

 

Jangan Melanggar Syariat

Meski tak ada dalilnya, Dadang berpesan agar dalam perayaan Maulid Nabi, umat muslim menghindari berbagai perbuatan yang mengancam akidah dan melanggar syariat.

"Tetapi yang kita inginkan jangan sampai memperingati Maulid Nabi itu melanggar aturan agama. Contohnya pada bulan Mulud ini banyak orang yang mensucikan jimat, jimatnya dibersihkan, dimandikan. Saya kira di Muhammadiyah tidak dikenal jimat-jimat seperti itu. Termasuk sihir. Juga mengunjungi kuburan-kuburan keramat. Muhammadiyah tidak seperti itu," terang Dadang.

Selain menyelenggarakan tablig dan pengajian, Muhammadiyah dalam mengisi Maulid kata Dadang justru mengadakan berbagai kegiatan sosial.

"Di kita ini justru kalau bisa ada gerakan-gerakan santunan sosial, pengobatan-pengobatan gratis, membagikan makanan yang itu saja meniru akhlak Nabi yang saleh," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya