Jadikan Posyandu Basis Perangi Stunting di Sulbar, Pastipadu Resmi Diluncurkan

Roadmap Pastipadu merupakan langkah strategis untuk mempercepat penanganan stunting sehingga dapat mencapai target nasional

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 20 Sep 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 09:00 WIB
Pj Gubernur Sulbar
Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin (Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Pemprov Sulbar melakukan launching Roadmap Penanganan Stunting Terpadu (PASTIPADU). Roadmap PASTIPADU merupakan project perubahan terbaik yang dilakukan Badan Perencanaan dan Riset Pembangunan Daerah (Bapperinda) Sulbar dalam penanganan stunting.

Kepala Bapperinda Sulbar Junda Maulana mengatakan, stunting menjadi masalah serius di sejumlah daerah di provinsi ke-33 itu. Pada 2022 angka prevalensi stunting di Sulbar sebesar 35 persen dan berdasarkan hasil SKI 2023 angka prevalensi stunting turun menjadi 30.3 persen.

"Permasalahan yang mempengaruhi stunting di Sulbar seperti perkawinan anak yang berada diangka 11,25 persen dimana reproduksi remaja belum pada usia subur belum sepenuhnya. Kemudian angka kematian ibu hamil dan menyusui masih banyak yang mengalami anemia dan kekurangan energi kronis," kata Junda.

Junda menambahkan, diperlukan langkah strategis untuk mempercepat penanganan stunting sehingga dapat mencapai target nasional diangka 14 persen. Marena itu Bapperinda Sulbar membuat Roadmap Pastipadu yang diharapkan menjadi panduan menurunkan stunting di Sulbar secara signifikan."Roadmap ini menjadi peta jalan, mengintegrasikan berbagai program dan upaya yang ada untuk memutus mata rantai stunting," kata Junda.

Sedangkan, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin menilai inovasi yang dilakukan Bapperinda Sulbar sangat baik. Karena, inovasi ini sangat ilmiah dengan metodologi, implementatif dan analisis serta memiliki nilai kemanfaatan baik internal dan eksternal.

"Proyek perubahan itu harus seperti itu, metodologis, realistis untuk bisa dilaksanakan, tahapan sejelas dan dampaknya juga jelas," kata Bahtiar.

Menurut Bahtiar, tidak mudah mengurusi stunting di Sulbar, saat mulai bertugas dia langsung melakukan pemetaan beberapa tantangan dalam penanganan stunting. Dia menemukan sejumlah tantangan, mulai kondisi alam, persebaran penduduk, ketersediaan sumber gizi dan makanan yang belum memadai, pola pikir serta anggaran yang terbatas.

"Tantangan lainnya adalah metode penanganan yang masih semrawut, diibaratkan melakukan perang, banyak yang melakukan pekerjaan dengan arah masing-masing dan masing masing menggunakan ketersediaan amunisi, akibatnya peluru habis ditembakkan tetapi masih menyisakan banyak sasaran," ujar Bahtiar.

Karena itu, Bahtiar berharap melalui Roadmap Pastipadu dapat menyatukan frekuensi agar berangkat dari tempat yang sama memerangi stunting, yaitu menjadikan posyandu sebagai basis perang. Dia juga menekankan agar dalam perang terhadap stunting ini memiliki misi bukan menurunkan stunting, tetapi menghilangkan stunting.

Bahtiar juga berharap setiap kabupaten konsen untuk menyiapkan sumber makanan bergizi, melipatgandakan produksi makanan bergizi. Kuncinya menyentuh pada tiga hal yaitu perkuat sektor kelautan perikanan, perkuat pertanian perkebunan, dan perkuat peternakan.

"Inilah menjadi sumber makanan bergizi bagi masyarakat. Ini masalah esensi yang harus kita kerjakan bersama dan tentunya memerlukan kebijakan politik anggaran, jika tidak masalah kita tidak bisa selesai," tutup Bahtiar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya