Sowan ke Ponpes Mambaul Hikam Blitar, Cagub Risma Ingin Kesejahteraan Ustaz dan Santri Meningkat

Cagub Tri Rismaharini atau Risma memenuhi undangan berkunjung ke Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Dusun Wonorejo, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Blitar, Minggu (29/9/2024) lalu.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 30 Sep 2024, 10:15 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 10:15 WIB
Cagub Risma
Cagub Tri Rismaharini atau Risma memenuhi undangan berkunjung ke Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Dusun Wonorejo, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Blitar, Minggu (29/9/2024).

Liputan6.com, Blitar - Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub) Tri Rismaharini atau Risma memenuhi undangan berkunjung ke Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Dusun Wonorejo, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Blitar, Minggu (29/9/2024) lalu.

Dalam kunjungan ini, Risma mendengarkan keluhan dari pengurus pesantren terkait permasalahan kesejahteraan para tenaga pendidik hingga ustaz dan siswa, serta keterbatasan fasilitas yang dimiliki ponpes.

KH R Mashadi Prawiranegara, seorang pengurus pesantren, mengungkapkan bahwa banyak tenaga pengajar di pesantren tersebut masih mengabdi tanpa penghasilan yang layak.

"Bu Risma, saya sering ditagih oleh guru-guru MA (Madrasah Aliyah). Gaji mereka saat ini hanya sekitar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per bulan, buat beli sabun saja tidak cukup," ungkap Gus Hadi, sapaan akrabnya sambil tersenyum kecut.

Menurutnya, para tenaga pendidik di pesantren selama ini hanya mengandalkan semangat dalam mengajar, meskipun kesejahteraan mereka masih belum terpenuhi secara memadai.

"Dulu, kekurangan ini masih bisa ditutupi karena mereka punya penghasilan tambahan dari pertanian," katanya.

Selain masalah kesejahteraan guru, fasilitas di Pondok Pesantren Salaf juga banyak sangat terbatas. Beberapa ruang kelas dan asrama santri membutuhkan perbaikan mendesak.

Risma merespons keluhan tersebut dengan penuh perhatian. Ia menyatakan keprihatinannya atas minimnya perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren, meskipun lembaga ini memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda yang bermoral dan berkarakter.

"Saya sedih sekali," kata Risma dengan mata berkaca-kaca.

Ia kemudian menceritakan pengalamannya selama sepuluh tahun menjabat Wali Kota Surabaya, di mana ia berhasil menggratiskan biaya sekolah di semua jenjang serta memberikan tunjangan kepada para guru/pengajar/ustadz.

Namun, setelah kewenangan pendidikan SMA/SMK berpindah ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kebijakan tersebut tidak lagi berjalan. Akibatnya, biaya sekolah kembali memberatkan para orang tua, dan kesejahteraan guru/pengajar/ustadz menurun.

"Saya bertemu banyak guru/pengajar/ustadz yang mengeluhkan kondisi mereka. Ada yang terlilit utang dan berharap mendapatkan tunjangan lagi," ungkap Risma.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Komitmen Risma

Risma menunjukkan komitmen yang jelas berdasarkan pengalaman yang jelas untuk menggratiskan biaya pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan para tenaga pendidik di pesantren.

Risma menegaskan bahwa ia telah memiliki data dan telah menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan komitmen tersebut.

Risma yang maaih kerabat (terbilang Kakak) dari Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam mendapat sambutan hangat dari Pimpinan Pesantren, di antaranya KH M Dliya'uddin Azzam Zami, Nyai Hj Dewi Umamah, Ibu Nyai Hj Lia Hikmatul Maula, dan Agus H M Shodiqi Basthul Birri. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya