Menilik Jejak Budaya Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon

Konon, batik trusmi merupakan warisan budaya sejak zaman dahulu. Batik ini memiliki motif yang beragam dengan ciri khas yang menjadi pembeda dengan batik di daerah lain.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Okt 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2024, 00:00 WIB
Batik Bermotif Mega Mendung dari Trusmi
Batik mega mendng Trusmi(shopee/BT Batik Trusmi Official Shop).

Liputan6.com, Cirebon - Batik merupakan warisan budaya yang ada di hampir seluruh sudut nusantara, termasuk Kabupaten Cirebon. Terdapat batik khas Cirebon yang terus dilestarikan hingga sekarang, yakni batik Trusmi.

Kabupaten Cirebon memang dikenal kaya akan budaya. Tak heran jika daerah ini juga memiliki batik khas tersendiri.

Mengutip dari cirebonkab.go.id, Cirebon menjadi pusat bagi berbagai kebudayaan, salah satunya batik. Batik trusmi khas Cirebon mempunyai keunikan tersendiri.

Konon, batik trusmi merupakan warisan budaya sejak zaman dahulu. Batik ini memiliki motif yang beragam dengan ciri khas yang menjadi pembeda dengan batik di daerah lain.

Batik trusmi memiliki motif-motif khas yang menggunakan kombinasi flora dan fauna. Selain itu, motif geometris juga menjadi motif yang khas.

Setiap motif batiknya memiliki cerita dan simbol-simbol tersendiri. Simbol tersebut menggambarkan nilai-nilai budaya di Kabupaten Cirebon.

Batik trusmi melalui proses pewarnaan yang dilakukan secara bertahap. Tentu saja, bahan pewarnanya menggunakan bahan alami yang berasal dari tumbuhan asli.

Mengutip dari indonesia.travel, batik Trusmi Cirebon sudah ada sejak abad ke-14. Konon, batik ini lahir di sebuah daerah yang terdapat banyak tumbuh-tumbuhan.

Saat itu, warga setempat menebang tumbuhan tersebut. Ssetelah ditinggalkan beberapa saat, tumbuhan itu tumbuh kembali. Fenomena ini membuat tanah tersebut akhirnya dinamakan Trusmi yang merupakan singkatan dari kata terus bersemi.

Selanjutnya, Sang Sultan Kraton pernah meminta warga Trusmi untuk membuatkannya batik. Ia ingin dibuatkan batik yang sama persis seperti miliknya tanpa memberikan contoh. Para warga hanya diperbolehkan melihat motifnya saja.

Saat sudah jatuh tempo, warga Trusmi datang kembali dengan membawa batik yang telah selesai dibuat. Warga pun meminta lembaran batik yang asli kepada Sultan dan dibungkuslah kedua batik itu dengan bungkusan yang sama.

Warga kemudian meminta Sultan untuk menentukan batik mana yang asli dan duplikat. Karena kemampuan membuat batik duplikat yang sangat presisi, Sultan pun tak menemukan perbedaan keduanya. Hal itu membuat warga Trusmi mendapat pengakuan dari Sultan akan kemampuan membatik dan kualitas batiknya.

Bagi masyarakat sekitar, keberadaan batik trusmi bukan sekadar sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Lebih dari itu, batik trusmi telah menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat lokal.

Hingga kini, batik trusmi telah menjadi salah satu batik populer di Indonesia. Lokasi pembuatannya terpusat di Kecamatan Plered, sekitar empat kilometer di sebelah barat pusat Kota Cirebon, Jawa Barat.

 

Penulis: Resla

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya