Laba Grup Astra Turun Jadi Rp 11,28 Triliun pada Kuartal III 2016

Laba bersih Grup Astra selama sembilan bulan pertama 2016 mengalami penurunan sebesar 6 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Okt 2016, 18:45 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 18:45 WIB
Kenaikan sektor otomotif Grup Astra didorong oleh penjualan mobil yang naik 10 persen.
Daihatsu mengajak Liputan6.com mencoba Sigra di Gunung Pancar

Liputan6.com, Jakarta - Laba bersih Grup Astra selama sembilan bulan pertama 2016 mengalami penurunan sebesar 6 persen. Laba Grup Astra turun menjadi Rp 11,28 triliun pada kuartal III 2016 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 11,99 triliun.

Penurunan ini disebabkan oleh pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhadap sektor alat berat dan kontraktor penambangan serta kenaikan signifikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada PT Bank Permata Tbk yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan.

Sedangkan untuk sektor otomotif sebenarnya mengalami kenaikan karena terdapat peluncuran produk baru. Kenaikan di sektor otomotif ini didorong oleh penjualan mobil yang naik 10 persen.

Presiden Direktur Grup Astra Prijono Sugiarto menjelaskan, kinerja Grup Astra pada tahun ini diharapkan merefleksikan terus membaiknya kinerja bisnis otomotif, bersamaan dengan beberapa peningkatan kinerja di bisnis agribisnis serta sedikit pulihnya bisnis alat berat dan pertambangan.

"Walaupun masih ada kekhawatiran terhadap tingkat kredit bermasalah di Bank Permata," jelas dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (31/10/2016).

Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 2.611 pada 30 September 2016, meningkat 4 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015.

Sedangkan nilai kas bersih, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 5,5 triliun pada 30 September 2016, dibandingkan nilai kas bersih pada akhir tahun 2015 sebesar Rp 1 triliun.

Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 41,9 triliun, dibandingkan dengan Rp 44,6 triliun pada akhir tahun 2015. (Ahm/Gdn)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya