Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia bergerak bervariasi pada perdagangan di akhir pekan ini mengekor kenaikan Wall Street dan penguatan Dolar Amerika Serikat (AS).
Melansir laman CNBC, Jumat (16/12/2016), indeks patokan Nikkei Jepang menguat 0,79 persen, terdorong pelemahan Yen. Pelemahan yen biasanya mendukung eksportir seiring harga produk menjadi lebih kompetitif di luar negeri.
Sementara indeks Australia ASX 200 turun 0,05 persen, terpicu sub-indeks utama, yang jatuh 5,82 persen. Sedangkan indeks Korea Selatan, Kospi tergelincir 0,04 persen.
Baca Juga
Gerak pasar saham Asia ini, antara lain dipengaruhi Bursa AS yang pada Kamis kemarin menguat terpicu keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya di tahun ini. Data ekonomi yang positif juga ikut mendorong pasar.
Indeks memang tercatat terus menguat pasca Pilpres AS. Seperti pada hari ini, indeks Dow Jones naik 50 poin hampir menyentuh 20.000 untuk pertama kalinya.
Advertisement
Kekuatan reli saham ini juga memicu perhatian bahwa pasar secara teknik rapuh. Sementara laju mata uang dolar yang merupakan indikasi dari ekonomi yang kuat, juga telah menaikan peringatan efek negatif dari pendapatan perusahaan yang dikenal di luar negeri.
Dolar ikut menguat tajam setelah The Fed menaikkan suku. Dolar naik 1,32 persen ke posisi 103.1 terhadap sekeranjang mata uang utama selama perdagangan awal di Asia.
Sementara Yen melemah terhadap Dolar, ke posisi 118,28, dibandingkan sebelumnya di posisi 115 sebelum keputusan Fed. Kemudian Dolar Australia diperdagangkan pada US$ 0,7356.
Di pasar komoditas, emas diperdagangkan pada posisi US$ 1.127,26 per ounce, mendekati level terendah dalam 11 bulan.