RI Catat Surplus US$ 1,4 Miliar, IHSG Turun Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabunan (IHSG) melemah 4,2 poin ke level 5.376 pada penutupan sesi pertama Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Feb 2017, 12:14 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2017, 12:14 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat berada di zona hijau berbalik arah ke zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini. Aksi jual investor asing menekan IHSG.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Kamis (16/2/2017), IHSG melemah tipis 4,28 poin atau 0,08 persen ke level 5.376,38. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,10 persen ke level 892,78. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 182 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 117 saham menguat dan 95 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.395,27 dan terendah 5.357,71.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 276.368 kali dengan volume perdagangan 16 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 257 miliar pada sesi pertama. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.324.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat yang dipimpin sektor saham tambang naik 1,41 persen. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 0,81 persen dan sektor saham konstruksi menguat 0,33 persen. Sedangkan sektor saham keuangan tergelincir 0,88 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MEDC naik 15,84 persen ke level Rp 2.560 per saham, saham RIGS mendaki 10 persen ke level Rp 220 per saham, dan saham PPRO menguat 9,38 persen ke level Rp 350 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham APII turun 19,75 persen ke level Rp 191 per saham, saham ENRG merosot 14,71 persen ke level Rp 58 per saham, dan saham DAJK tergelincir 8,33 persen ke level Rp 55 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,34 persen ke level 24.079, indeks saham Shanghai menguat 0,24 persen ke level 3.221, dan indeks saham Singapura menguat 0,05 persen ke level 3.089.

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,17 persen ke level 2.080, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,48 persen ke level 19.344, dan indeks saham Taiwan turun 0,45 persen ke level 9.755.

Pelemahan IHSG terjadi di tengah rilis data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Januari 2017 mencapai US$ 1,40 miliar karena pencapaian ekspor lebih tinggi dibanding impor. Surplus neraca dagang awal tahun ini merupakan yang terbesar sejak Januari 2014.

Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengatakan, kinerja nilai ekspor Indonesia pada Januari 2017 mencapai US$ 13,38 miliar atau lebih tinggi daripada realisasi impor di periode yang sama sebesar US$ 11,99 miliar.

"Surplus neraca perdagangan di Januari 2017 sebesar US$ 1,40 miliar. Merupakan surplus bulanan terbesar sejak Januari 2014," kata Kecuk saat pengumuman rilis Neraca Perdagangan di kantornya, Jakarta, Kamis pekan ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya