Wall Street Menguat Terangkat Rilis Data Pekerjaan

Keuntungan di saham teknologi di Wall Street mengimbangi penurunan tajam di sektor energi.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Mei 2017, 05:07 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2017, 05:07 WIB
Pasar menguat antara lain terdorong rilis data pekerjaan oleh Departemen Tenaga Kerja yang tercatat naik dan mendukung kondisi ekonomi, usai terjadi pelemahan di awal tahun ini.
Pasar menguat antara lain terdorong rilis data pekerjaan oleh Departemen Tenaga Kerja yang tercatat naik dan mendukung kondisi ekonomi, usai terjadi pelemahan di awal tahun ini.

Liputan6.com, New York Laporan pendapatan perusahaan yang solid dan rilis data pekerjaan pada April yang bertambah dari prediksi membawa Wall Street menguat dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak rekor baru.

Melansir laman Wall Street Journal, indeks S&P 500 naik 9,77 poin, atau 0,4 persen ke posisi 2.399,29. Sementara Nasdaq Composite menguat 25,42 poin, atau 0,4 persen ke level 6.100,76, mendekati rekor ketiga dalam sepekan.

Ada pun indeks Dow Jones Industrial Average naik 55,47 poin, atau 0,3 persen ke posisi 21.006,94. Ketiga indeks membukukan keuntungan minggu ketiga berturut-turut.

Pasar menguat antara lain terdorong rilis data pekerjaan oleh Departemen Tenaga Kerja yang tercatat naik dan mendukung kondisi ekonomi, usai terjadi pelemahan di awal tahun ini.

Namun, investor dan Federal Reserve tetap berusaha menepis kekhawatiran akan kondisi ekonomi AS di kuartal pertama. Bahkan The Fed sempat disarankan untuk memperketat kebijakan moneternya pada pekan lalu.

"Ini menenangkan orang-orang yang berpikir kami menuju pelambatan pasar tenaga kerja," kata Sameer Samana, Ahli Wells Fargo Investment Institute.

Sementara imbas hasil obligasi 10-tahun AS merosot sedikit 2,352 persen setelah rilis laporan pekerjaan, dari posisi pada Kamis 2,354 persen.

Pasar juga dipengaruhi laporan kinerja perusahaan teknologi yang mencatat pertumbuhan laba. Dengan sektor saham pada indeks S&P 500 tercatat tumbuh 17 persen dari tahun lalu, menurut FactSet.

Keuntungan di saham teknologi mengimbangi penurunan tajam di sektor energi.

Bahkan harga minyak mentah AS turun 6,3 persen menjadi US$ 46,22 pada sepekan terakhir, jatuh ke tingkat terendah sejak November.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya