Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia mencapai titik tertinggi bersejarahnya pada awal pekan ini, mengekor Wall Street yang memperpanjang rekor pada pekan kemarin.
Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tetap bertahan karena investor mengantisipasi risiko pengetatan kebijakan dari negara-negara di dunia.
Melansir laman Reuters, Senin (15/1/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen menjadi 591,66. Sementara indeks utama Australia menguat 0,5 persen, dan indeks Nikkei Jepang naik.
Advertisement
Baca Juga
Pasar antara lain dipengaruhi investor yang optimistis bahwa data produk domestik bruto China yang keluar pada Kamis akan menunjukkan pertumbuhan setidaknya sebesar 6,7 ​​persen.
Kenaikan bursa Asia mengekor Wall yang pada akhir pekan lalu menguat, seiring keluarnya laporan pendapatan kuartal keempat dari perbankan dan penjualan ritel yang tercatat naik, mendorong optimisme investor mengenai pertumbuhan ekonomi di AS.
Dow menguat 2 persen pekan lalu, sementara Nasdaq naik 1,8 persen dan S & P 500Â bertambah 1,6 persen. Indeks S & P 500 dan Nasdaq mencetak delapan rekor penutupan tertinggi dari sembilan hari perdagangan pertama pada 2018, sementara Dow membukukan penutupan tertinggi keenam tahun ini.
"Fokus konsesus perdagangan saat ini adalah dolar dan keuangan Eropa dan AS dan ini tetap menjadi fokus utama dalam minggu depan," kata Chris Weston, kepala strategi pasar IG.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Â
Wall Street Menguat pada Akhir Pekan
Wall Street menguat pada penutupan perdagangan di akhir pekan ini. Penguatan terpicu hasil solid pada laporan pendapatan kuartal keempat perbankan dan kenaikan penjualan ritel yang mendorong optimisme investor mengenai pertumbuhan ekonomi.
Melansir laman Reuters, indeks S & P 500 dan Nasdaq mencatat delapan rekor tertinggi dari sembilan hari perdagangan pertama pada 2018. Sementara Dow membukukan penutupan tertinggi keenam tahun ini.
Baca Juga
Adapun indeks Dow Jones Industrial Average naik 228,46 poin atau 0,89 persen menjadi 25.803,19. Kemudian indeks S & P 500 menguat 18,68 poin atau 0,67 persen menjadi 2.786,24 dan Nasdaq Composite bertambah 49,29 poin atau 0,68 persen menjadi 7.261,06.
Untuk minggu ini, indeks S&P naik 1,6 persen, sementara Dow menguat 2 persen dan Nasdaq bertambah 1,8 persen.
Wall Sreet menguat antara lain terdorong saham perbankan. JPMorgan (JPM.N), pemberi pinjaman terbesar di AS, mengatakan perombakan pajak akan membantu keuntungan perusahaan pada masa depan seiring pengurangan tagihan pajak dan menstimulasi lebih banyak bisnis. Saham bank ini menguat naik 1,7 persen.
Investor juga memperkirakan hasil keuangan perusahaan pada tahun ini akan lebih tinggi dari mengalahkan perkiraan. Sebab, sebelumnya analis belum memprediksi adanya kebijakan pajak yang baru.
"Sepertinya ekonomi berjalan baik, inflasi agak tidak ada saat ini, pertumbuhan upah tidak menjadi masalah bagi sebagian besar laporan pendapatan," ujar Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior Wedbush Securities di San Francisco.Â
Saham yang mencatat kenaikan lainnya, milik BlackRock (BLK.N)Â yang menguat 3,3 persen. Manajer aset terbesar di dunia ini melaporkan keuntungan yang mengalahkan perkiraan.
Sementara pendapatan Wells Fargo (WFC.N) mengalahkan ekspektasi, sehingga sahamnya tergelincir 0,7 persen.
Adapun di sektor riil, saham Amazon naik 2,2 persen menembus US$ 1.300 untuk pertama kalinya. Kemudian ditutup menjadi US$ 1,305.20.
Kenaikan saham bank juga dibantu peningkatan imbal hasil treasury setelah harga konsumen di AS pada Desember, membukukan kenaikan terbesar dalam 11 bulan, menandakan terjadinya kenaikan inflasi.
Volume perdagangan kali ini mencapai 6,88 miliar saham, di atas rata-rata 6,39 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Advertisement