Liputan6.com, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) tengah membutuhkan banyak modal untuk menyelesaikan dan menggarap berbagai proyeknya. Saat ini Intiland fokus mengerjakan proyek properti kelas mixed use dan high rise.
Proyek-proyek yang menyasar kalangan menengah atas yang dikembangkan Intiland saat ini tersebar di Jakarta dan Surabaya. Dua kota ini menjadi fokus pengembangan perusahaan karena dianggap mimiliki potensi yang bagus. Untuk mendukung ekspansi tersebut, Intiland berencana menerbitkan global bond (obligasi global).
Advertisement
Baca Juga
"Dari hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk menambah modal kerja dan re-financing sebagian utang," ucap Diektur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono di Intiland Tower, Jumat (20/4/2018).
PT Intiland Development Tbk akan menerbitkan obligasi global dengan target dana USD 250 juta. Penerbitan obligasi global itu telah disetujui dalam kurun waktu dua tahun.
Selanjutnya
Saat ini perusahaan menyiapkan berbagai administrasi untuk pengajuan izin penerbitan obligasi global tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mengenai kapan penerbitannya, Arhied masih menunggu hasil pertimbangan direksi lainnya.
"Yang jelas saat ini timingnya cukup bagus mengingat rating utang Indonesia mulai diakui oleh dunia. Jadi ini memberikan dampak positif terhadap perusahaan juga," tegas dia.
Jika penerbitan obligasi global selama ini menggunakan Pefindo, untuk obligasi kali ini, Intiland akan menggandeng perusahaan luar negeri. Adapun obligasi global ini akan di tercatat di bursa saham Singapura.
Pada 2018, Intiland membutuhkan capital expenditure atau belanja modal sebesar Rp 2 triliun. Angka belanja modal tidak berbeda jauh dengan 2017. Belanja modal ini akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa projek seperti salah satunya Praxis dan Tierra di Surabaya. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement