Perkuat Modal, Intiland Berencana Terbitkan Obligasi

PT Intiland Development Tbk (DILD) akan menerbitkan obligasi global untuk menambah modal kerja dan refinancing utang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Apr 2018, 17:02 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 17:02 WIB
RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2018 PT Intiland Development Tbk (Dok Foto: Ilyas Istianur Praditya/Liputan6.com)
RUPS Tahunan dan Luar Biasa 2018 PT Intiland Development Tbk (Dok Foto: Ilyas Istianur Praditya/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) tengah membutuhkan banyak modal untuk menyelesaikan dan menggarap berbagai proyeknya. Saat ini Intiland fokus mengerjakan proyek properti kelas mixed use dan high rise.

Proyek-proyek yang menyasar kalangan menengah atas yang dikembangkan Intiland saat ini tersebar di Jakarta dan Surabaya. Dua kota ini menjadi fokus pengembangan perusahaan karena dianggap mimiliki potensi yang bagus. Untuk mendukung ekspansi tersebut, Intiland berencana menerbitkan global bond (obligasi global).

"Dari hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk menambah modal kerja dan re-financing sebagian utang," ucap Diektur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono di Intiland Tower, Jumat (20/4/2018).

PT Intiland Development Tbk akan menerbitkan obligasi global dengan target dana USD 250 juta. Penerbitan obligasi global itu telah disetujui dalam kurun waktu dua tahun.

 

Selanjutnya

Ilustrasi perusahaan intiland
Ilustrasi perusahaan intiland (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Saat ini perusahaan menyiapkan berbagai administrasi untuk pengajuan izin penerbitan obligasi global tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mengenai kapan penerbitannya, Arhied masih menunggu hasil pertimbangan direksi lainnya.

"Yang jelas saat ini timingnya cukup bagus mengingat rating utang Indonesia mulai diakui oleh dunia. Jadi ini memberikan dampak positif terhadap perusahaan juga," tegas dia.

Jika penerbitan obligasi global selama ini menggunakan Pefindo, untuk obligasi kali ini, Intiland akan menggandeng perusahaan luar negeri. Adapun obligasi global ini akan di tercatat di bursa saham Singapura.

Pada 2018, Intiland membutuhkan capital expenditure atau belanja modal sebesar Rp 2 triliun. Angka belanja modal tidak berbeda jauh dengan 2017. Belanja modal ini akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa projek seperti salah satunya Praxis dan Tierra di Surabaya. (Yas)

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya