Wall Street Anjlok Terdorong Ketidakpastian Sikap AS kepada China

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah didorong ketidakpastian baru mengenai sikap AS pada investasi China di perusahaan teknologi AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jun 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah didorong ketidakpastian baru mengenai sikap Amerika Serikat (AS) pada investasi China di perusahaan teknologi Amerika Serikat.

Berdasarkan data terakhir, pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 165,52 poin atau 0,68 persen ke posisi 24.117,59. Indeks saham S&P 500 susut 23,43 poin atay 0,86 persen ke posisi 2.669,63. Indeks saham Nasdaq tergelincir 116,54 poin atau 1,54 persen ke posisi 7.445,09.

Saat pasar buka, wall street menguat seiring Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menggunakan panel tinjauan penguatan keamanan nasional yaitu Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) untuk hadapi potensi ancaman dari akuisisi teknologi AS oleh China. Ini bukannya memaksakan pembatasan khusus China.

Keputusan itu dilihat oleh investor sebagai pendekatan yang agak lebih lunak dari pada rencana yang dilaporkan sebelumnya untuk blokir perusahaan dengan setidaknya 25 persen kepemilikan China untuk membeli perusahaan teknologi AS.

Akan tetapi, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menuturkan, rencana yang diumumkan Trump tidak menunjukkan sikap melunak terhadap China.

“Pasar menganggap itu sebagai tanda pendekatan garis keras ke China belum memudar,” ujar Quincy Krosby, Chief Market Strategist Prudential Financial, seperti dikutip dari laman Reuters.

Sektor saham teknologi turun 1,5 persen, dan membebani indeks saham S&P 500 yang lebih luas. Produsen chip yang memperoleh sebagian besar pendapatanya dari China lebih tertekan. Indeks semikonduktor Philadelphia turun 2,5 persen.

Dolar AS yang melonjak juga bebani wall street. Harga minyak menguat ke level tertinggi dalam tiga tahun mendorong indeks saham sektor energi S&P 500 naik 1,3 persen. Akan tetapi, beberapa investor menyatakan kekhawatiran efek negatif pada sektor lain.

"Ini adalah kombinasi dari (perdagangan) dan kekuatan dolar AS. Minyak sangat kuat hari ini, dan juga reli di surat berharga. Itu seperti bola salju,” ujar Trader Themis Trading, Mark Kepner.

 

Indeks Saham Kapitalisasi Kecil juga Tertekan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Selain wall street yang melemah, indeks saham Russell 2000 yang merupakan indeks saham berisi saham kapitalisasi kecil melemah 1,7 persen. Baru-baru ini terjadi ketidakpastian mengingat perusahaan-peruahaan berkapitalisasi kecil lebih fokus secara domestik ketimbang kapitalisasi besar.

Saham menekan wall street antara lain saham Conagra Brands Inc turun 7,3 persen usai akan membeli saham Pinnacle Foods Inc sekitar USD 8,1 miliar dalam bentuk tunai dan saham. Sedangkan saham Pinnacle Foods susut 4,3 persen usai kesepakatan pengumuman.

Volume perdagangan saham di wall street mencapai 7,72 miliar saham. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata perdagangan saham sekitar 7,33 miliar saham selama 20 hari perdagangan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya