IHSG Menguat 55,94 Poin Usai BI Naikkan Bunga Acuan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat usai Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Sep 2018, 16:16 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2018, 16:16 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat usai Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (27/9/2018), IHSG naik 55,94 poin atau 0,95 persen ke posisi 5.929,21. Indeks saham LQ45 menguat 1,37 persen ke posisi 938,21. Seluruh indeks saham acuan menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau.

Sebanyak 185 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 156 saham melemah dan 150 saham diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.931,72 dan terendah 5.870,53.

Total frekuensi perdagangan saham 346.753 kali dengan volume perdagangan saham 11,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 18,49 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.892.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,27 persen. Sektor saham barang konsumsi naik 2,2 persen,dan catatkan penguatan terbesar.

Disusul sektor saham manufaktur mendaki 1,7 persen dan sektor saham industri dasar menguat 1,4 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham GLOB mendaki 33,59 persen ke posisi Rp 171 per saham, saham SMCB mendaki 16,13 persen ke posisi Rp 1.080 per saham, dan saham PYFA mendaki 17,65 persen ke posisi Rp 200 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham AKSI turun 25 persen ke posisi Rp 630 per saham, saham JPRS susut 11,50 persen ke posisi Rp 200 per saham, dan saham GDST tergelincir 8,5 persen ke posisi Rp 140 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,36 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,99 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,53 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 0,54 persen dan indeks saham Singapura turun 0,07 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,70 persen, indeks saham Taiwan mendaki 0,55 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan mampu menjaga pertumbuhan IHSG dari sentimen eksternal. Salah satunya faktor kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve sebesar 25 basis poin dari dua persen menjadi 2,25 persen.

Kemudian potensi kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) sebanyak tiga kali pada 2019. Serta sentimen perang dagang antara AS dan China.

Di sisi lain, pelaku pasar juga apresiasi langkah BI menaikkan suku bunga acuan 25 bps dari 5,5 persen menjadi 5,75 persen. "Hal itu memberikan sentimen positif bagi rupiah," kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

Awal Sesi, IHSG Bergerak di Dua Zona

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham Kamis pekan ini. Rupiah di posisi 14.891 per Dolar AS.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis 27 September 2018, IHSG melemah 1,83 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.871,43. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat 3,36 poin atau 0,06 persen ke posisi 5.876,6.

Indeks saham LQ45 juga menguat 0,35 persen ke posisi 925,501. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. 

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.880,04 dan terendah 5.870,5. Sebanyak 77 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 31 saham melemah dan 114 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 3.991 kali dengan volume perdagangan 73,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 54,1 miliar.

Investor asing membeli saham Rp 5,58 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.891.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri yang turun 0,79 persen dan industri dasar sebesar 0,11 persen.

Sementara yang menguat yakni sektor saham konsumsi sebesar 0,79 persen. Kemudian sektor infrastruktur melemah 0,63 persen dan perkebunan sebesar 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham ABBA menguat 7,84 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham SMDM naik 7,32  persen ke posisi Rp 132 per saham, dan saham CSIS naik 11,33 persen ke posisi Rp 452 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham ARTA melemah 4,55 persen ke posisi Rp 210 per saham dan saham DIGI tergelincir 4,88 persen ke posisi Rp 1.170 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya