Terungkap, Begini Jurus BRI Jaga Pertumbuhan Bisnis di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Ketidakpastian global terus menjadi tantangan besar di berbagai sektor, termasuk perbankan. Fluktuasi pasar, kompleksitas isu global, serta dinamika domestik menuntut kesiapan strategic respons yang tepat.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 18 Feb 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 13:00 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketidakpastian global terus menjadi tantangan besar di berbagai sektor, termasuk perbankan. Fluktuasi pasar, kompleksitas isu global, serta dinamika domestik menuntut kesiapan strategic respons yang tepat.

Di tengah kondisi tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus menunjukkan kemampuannya dalam mempertahankan kinerja yang solid sekaligus menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan bahwa Perseroan memiliki komitmen untuk terus berkontribusi pada perekonomian nasional. Kendati dihadapkan pada berbagai tantangan, BRI tetap optimistis terhadap tren profitabilitas 2025-2026. Dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, BRI pun berstrategi ‘wait and see' untuk merespons dinamika pasar sekaligus mengembangkan pendekatan yang fleksibel dan terukur.

“Jika tantangannya tidak lebih buruk dari sekarang, kita masih bisa bertahan. Namun, jika tantangannya memburuk, kita harus punya plan B. Apa yang harus kita perketat, mana yang harus kita jaga, kita sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi yang lebih buruk,” ungkap Sunarso, dikutip Selasa (18/2/2025).

Sunarso menuturkan, berbagai langkah strategis telah disiapkan BRI untuk menjaga stabilitas dan kinerja bisnis, termasuk rencana cadangan untuk mengantisipasi potensi krisis. Dalam konteks ini, Sunarso kerap menggambarkan pendekatan BRI dengan analogi kompetisi sepak bola. Menurutnya, prinsip utama yang dipegang BRI adalah untuk tetap meraih kemenangan, meskipun hasilnya tidak selalu sempurna.

Misal, dalam keadaan normal, BRI dapat menang 3-0, yang berarti likuiditas, kualitas, dan profitabilitas berada dalam kondisi baik. Sebaliknya, dalam situasi penuh ketidakpastian, BRI cukup menang 2-1, yakni dengan tetap menjaga likuiditas dan kualitas untuk memastikan keberlanjutan. "Meskipun profitabilitas bisa sedikit menurun, yang penting adalah kita tetap bertahan," tambah Sunarso.

 

Pertumbuhan BRI

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG menguat 24,13 poin atau 0,34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.196,75. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Berbekal prinsip tersebut, Sunarso yakin BRI dapat menjaga momentum pertumbuhan BRI di tengah dinamika global dan domestik, serta tetap konsisten memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham.

Daya tahan BRI yang kuat dalam menghadapi tantangan eksternal maupun internal telah membuktikan bahwa Perseroan mampu tumbuh secara berkelanjutan.

Bahkan, sebagai bagian dari strategi untuk menjaga keberlanjutan operasional, Sunarso menyoroti pentingnya kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurutnya, rasio CAR BRI yang tinggi menunjukkan fondasi yang kuat untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko.

 

CAR BRI

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Saat ini, CAR BRI tercatat lebih dari 26%, jauh di atas threshold Basel III, sementara BRI sebenarnya hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5% untuk meng-cover risiko sesuai ketentuan.

“Dengan CAR 26%, itu berarti kami memiliki ruang lebih dari 7% untuk penggunaan modal. Ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, berapa pun laba yang dihasilkan, BRI tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal dan berapapun laba BRI memang harus dibagi,” kata Sunarso.

Selain itu, Sunarso juga menekankan bahwa BRI senantiasa menjaga kualitas aset untuk memastikan bisnis BRI tetap sustain dalam jangka panjang. BRI telah melakukan pengelolaan portofolio kredit secara hati-hati dan mengantisipasi potensi penurunan kualitas dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi, guna memastikan kinerja perusahaan tetap solid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya