Menunggu Hasil Pemilu Paruh Waktu AS, Wall Street Menguat

Wall Street berharap bahwa Partai Republik yang mengusung presiden Donald Trump kehilangan kendali di Kongres AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Nov 2018, 05:11 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 05:11 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street berlabuh di zona positif pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Investor berharap hasil dari pemilu paruh waktu AS memberikan tenaga untuk pasar saham setelah melalui ketidakpastian yang berkepanjangan.

Mengutip Reuters, Rabu (7/11/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 173,31 poin atau 0,68 persen menjadi 25.635,01. Untuk S&P 500 naik 17,14 poin atau 0,63 persen menjadi 2.755,45. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 47,11 poin atau 0,64 persen menjadi 7.375,96.

Beberapa saham mengalami lonjakan harga karena aksi beli menjelang penutupan. Saham-saham tersebut antara lain CVS Health Corp dan Mylan NV. Kedua perusahaan ini membukukan kinerja keuangan yang positif pada kuartal III 2018.

Namun memang, volume perdagangan tidak terlalu besar karena investor lebih memilih untuk melihat hasil dari pemilu paruh waktu (mid-term election) AS.

Wall Street berharap bahwa Partai Republik yang mengusung presiden Donald Trump kehilangan kendali di Kongres AS, yang terdiri dari House of Representatives (majelis rendah, serupa DPR) dan Senat (majelis tinggi, serupa DPD).

Anggota House of Representatives bekerja selama dua tahun, sehingga seluruh 435 anggota-nya akan dipilih kembali.

"Orang-orang lebih memilihh untuk menunggu hasil dari pemilu paruh waktu AS. Harapannya tidak akan ada kebijakan di sektor ekonomi yang akan diubah nantinya," jelas analis Allianz Global Investors, New York, Mona Mahajan.

"Sebagian besar memilih menunggu sebelum menentukan kebijakan investasi yang besar," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sekilas tentang Pemilu Paruh Waktu AS

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pemilu paruh waktu di AS diselenggarakan secara nasional setiap empat tahun sekali, dan berlangsung di tengah-tengah masa jabatan seorang presiden, yang berkuasa selama empat tahun, sehingga dinamakan 'paruh waktu'.

Ada banyak jabatan yang akan diperebukan, namun, yang paling penting adalah pemilihan anggota Kongres AS --yang terdiri dari House of Representatives (majelis rendah, serupa DPR) dan Senat (majelis tinggi, serupa DPD).

Anggota House of Representatives bekerja selama dua tahun, sehingga seluruh 435 anggota-nya akan dipilih kembali.

Namun, masa jabatan Senator adalah enam tahun, sehingga akan ada 35 kursi Senator yang diperebutkan kembali tahun ini.

Mid-term tahun ini akan menjadi ajang bagi Partai Demokrat yang beroposisi untuk merebut kontrol atas Kongres AS yang saat ini tengah didominasi oleh Partai Republik. Hasilnya juga akan menjadi proyeksi tentang bagaimana Kongres AS akan bekerja terhadap pemerintahan Trump pada sisa dua tahun masa jabatannya sebagai presiden.

Jika Republik kembali mendominasi usai mid-term nanti, diprediksi, Trump akan mendapat dukungan besar dari Kongres AS untuk sisa masa jabatannya. Sebaliknya jika partai oposisi yang menang, sang presiden diperkirakan akan menghadapi tentangan keras dari Kongres yang didominasi Demokrat.

Jajak pendapat mengatakan, Partai Demokrat dapat memenangkan 23 kursi yang mereka perlukan untuk mendominasi House of Representatives, dan mungkin memenangkan 15 kursi tambahan. Namun, Partai Demokrat diperkirakan gagal memenuhi dua kursi yang mereka butuhkan untuk mendominasi kendali Senat dari tangan Partai Republik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya