Bursa Global Menghijau, IHSG Naik 62,19 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau di tengah aksi jual investor asing.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Des 2018, 16:28 WIB
Diterbitkan 03 Des 2018, 16:28 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau di tengah aksi jual investor asing. Penguatan IHSG didukung nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan bursa saham global.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (3/12/2018), IHSG menguat 62,19 poin atau 1,03 persen ke posisi 6.118,32. Indeks saham LQ45 mendaki 1,28 persen ke posisi 978,78. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Sebanyak 235 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 177 saham melemah dan 121 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.157,30 dan terendah 6.101,74.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 499.742 kali dengan volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 748,66 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di Rp 14.246.

10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham tambang menguat 2,51 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi naik 2,19 persen dan sektor saham pertanian mendaki 2,18 persen.

Saham-saham jadi top gainers di awal pekan ini antara lain saham YULE melonjak 34,46 persen ke posisi Rp 238 per saham, saham ITMA mendaki 25 persen ke posisi Rp 800 per saham, dan saham SURE menanjak 24,90 persen ke posisi Rp 3.010 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MTSM melemah 25 persen ke posisi Rp 222 per saham, saham AKSI tergelincir 14,65 persen ke posisi Rp 338 per saham, dan saham OASA susut 14,37 persen ke posisi Rp 274 per saham.

Bursa saham Asia pun kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 2,55 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,67 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand menguat 1,91 persen, indeks saham Shanghai mendaki 2,57 persen, indeks saham Singapura menanjak 2,34 persen dan indeks saham Taiwan menguat 2,53 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong harga komoditas, bursa saham global dan termasuk penguatan nilai tukar rupiah.

"Sentimen itu didukung dari hasil kesepakatan 90 hari gencatan senjata dalam sengketa perdagangan antara AS dengan China di KTT G20 di Argentina," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, untuk sentimen domestik, terlihat data inflasi yang di atas harapan pelaku pasar juga memberikan sentimen positif baik terhadap IHSG dan rupiah. BPS melaporkan inflasi November 2018 sebesar 0,27 persen.

 

Sesi I, IHSG Menguat

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu lanjutkan penguatan selama sesi pertama perdagangan saham Senin 3 Desember 2018.

Pada penutupan sesi pertama, IHSG naik 80,80 poin atau 1,33 persen ke posisi 6.136,92. Indeks saham LQ45 menguat 1,85 persen ke posisi 984,35. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.143,72 dan terendah 6.101,74. Sebanyak 228 saham menguat dan 145 saham melemah. 136 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 252.927 kali dengan volume perdagangan 5,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,3 triliun. Investor asing jual saham Rp 274,05 miliar. Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah yang berada di posisi 14.243.

10 sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan menguat 2 persen, dan memimpin penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi mendaki 1,77 persen dan sektor saham tambang naik 1,71 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham ITMA mendaki 25 persen ke posisi Rp 800 per saham, saham SURE melonjak 24,90 persen ke posisi Rp 3.010 per saham, dan saham SQMI menanjak 24,43 persen ke posisi Rp 326 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PDES susut 24,68 persen ke posisi Rp 1.160 per saham, saham GEMA merosot 22,35 persen ke posisi Rp 264 per saham, dan saham OASA tergelincir 18,75 persen ke posisi Rp 260 per saham.

Bursa saham Asia pun kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 2,31 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,75 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,13 persen.

Selanjutnya indeks saham Thailand mendaki 1,55 persen, indeks saham Shanghai menguat 2,69 persen, indeks saham Singapura mendaki 2,1 persen dan indeks saham Taiwan menguat 2,53 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya