IHSG Menghijau, Rupiah Menguat ke Level 14.298 per Dolar AS

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG naik 61,9 poin atau 1,02 persen ke level 6.118,06.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Des 2018, 09:13 WIB
Diterbitkan 03 Des 2018, 09:13 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada perdagangan Senin (3/12/2018). Bahkan rupiah menguat ke posisi 14.298 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pra pembukaan, IHSG naik 61,9 poin atau 1,02 persen ke level 6.118,06. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG kembali menguat 83,6 poin atau 1,38 persen ke level 6.139,75.

Indeks saham LQ45 juga naik 1,79 persen ke posisi 983,71. Seluruh indeks saham acuan menghijau. 

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.143,72 dan terendah 6.118,04. Sebanyak 136 saham menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu, 70 saham melemah dan 112 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 15.257 kali dengan volume perdagangan 422,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 472,7 miliar.

Investor asing jual saham Rp 110,7 miliar di total pasar. Dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.298 per dolar AS.

Seluruh sektor saham menguat. Penguatan terbesar disumbang sektor aneka industri yang naik 1,99 persen. Diikuti sektor saham keuangan sebesar 1,74 persen dan pertambangan 1,65 persen.

Saham yang menguat antara lain saham KONI naik 17,33 persen ke posisi Rp 352 per saham, saham RANC terdongkrak 16,87 persen ke posisi Rp 388 per saham, dan saham SURE melonjak 16,18 persen ke posisi Rp 2900 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham MBAP turun 9,39 persen ke posisi Rp 2.800 per saham dan saham DART melemah 5,56 persen menjadi Rp 51 per saham. 

Prediksi Sebelumnya

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona hijau pada perdagangan saham di awal pekan ini. Gerak IHSG dipengaruhi banyaknya katalis positif yang datang menghampiri.

Managing Director Jagartha Advisors, FX Iwan mengatakan, baik dari sisi sentimen eksternal, maupun dari dalam negeri, IHSG juga diwarnai sentimen positif pada pergerakan indeks hari ini. Iwan memprediksi IHSG bakal diperdagangkan di level 5.970-6.200.

"Nilai tukar rupiah mendapatkan support begitu luar biasa dari dominasi sentimen sepanjang minggu. Itu didorong oleh dana asing yang terus mengalir masuk ke pasar saham dan obligasi sehingga nilai tukar berhasil menguat ke level dibawah Rp 14,500," ujarnya di Jakarta,  Senin (3/12/2018).

Dari sisi global, lanjutnya, pidato Chairman The Fed, Jerome Powel yang menyampaikan bahwa kondisi tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS) saat ini hanya sedikit dibawah kondisi normal langsung disambut positif oleh pasar.

"Itu memberikan harapan sekaligus menjadi indikator bahwa proyeksi kenaikkan suku bunga AS di tahun 2019 dapat lebih sedikit dibandingkan dengan konsensus yang ada saat ini," ungkapnya.

Tak hanya itu, turunnya harga minyak dunia turut berkontribusi positif bagi laju IHSG pada pekan ini. Hal ini menjadi angin segar bagi pasar domestik terutama dari sisi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terus melebar sejak awal tahun.

"Penurunan harga minyak ini diharapkan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan dapat memperbaiki kondisi CAD sampai dengan akhir tahun," jelas dia.

Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, IHSG secara teknikal mengindikasikan penguatan. IHSG bakal naik dalam kisaran support dan resistance di 5.955-6.226.

Adapun untuk saham rekomendasi pada perdagangan Senin ini, kata Iwan, saham-saham berkapitalisasi besar dapat menjadi pilihan untuk investor asing. Serta saham-saham yang juga diuntungkan dengan sentimen The Fed yang lebih dovish pada pekan ini.

Saham tersebut antara lain seperti di sektor perbankan yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).  Kemudian saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), serta PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Adapun William menyarankan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya