3 Perusahaan Properti Siap Melantai di Bursa Tahun Ini

Sektor properti yang mulai stabil dibuktikan dengan rebound-nya indeks emiten sektor properti April 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jul 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2020, 18:50 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Satu Global Investama, advisor sekaligus perusahaan investasi di bidang pembiayaan IPO financing, menggandeng tiga perusahaan properti untuk melantai di bursa saham Indonesia pada 2020.

CEO dan Co Founder Satu Global Investama Calvin Lutvi mengatakan, sektor properti yang mulai stabil dibuktikan dengan rebound-nya indeks emiten sektor properti April 2020 pada posisi 286 walaupun belum kembali ke posisi awal tahun.

"Kami optimis akan terus naik dan mencapai posisi awal tahun, bahkan mungkin lebih. Karena itu, di tengah pandemi ini kami berhasil menggandeng tiga perusahaan properti ini untuk melantai di bursa tahun 2020," kata Calvin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan saham sektor properti berhasil bangkit dari posisi terburuknya pada akhir April lalu, di level 286. Sebelumnya, kinerja saham sektor properti dan konstruksi turun drastis dari posisi 503 pada awal 2020.

Berdasarkan hal ini, Managing Director PT Satu Global Investama Wiratama Adhitya optimis bahwa tiga perusahaan properti yang sudah digadang-gadang untuk melantai di bursa tahun 2020 akan tetap berjalan.

Dia mengatakan, Saat ini perusahaan terus menyiapkan seluruh proses administrasi atas rencana penawaran umum perdana ketiga perusahaan properti tersebut, kata Wiratama.

Mengenai nama perusahaan properti yang akan melantai di bursa tahun 2020 ini, Wiratama belum mau membuka nama ketiga perusahaan ini ke publik. Tetapi intinya ketiga perusahaan properti ini telah membuat target nominal raihan dana segar hingga Rp30 miliar saat IPO, ungkap Wiratama.

Ketiga perusahaan yang akan melantai di bursa ini mempuyai fundamental yang solid. Selain proyek yang masih berjalan, ketiga perusahaan properti itu juga sudah mempunyai landbank untuk pengembangan proyek ke depan. ujar Wiratama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspansi Usaha

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia juga memaparkan, ketiga perusahaan tersebut berencana menggunakan dana hasil IPO tersebut sebagai tambahan untuk ekspansi usaha, pembelian lahan (landbank), serta akusisi proyek.

Secara umum, sektor properti Indonesia mulai stabil. Hal ini karena pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan yang diharapkan bisa berdampak positif dan menggairahkan sektor properti Indonesia.

Kebijakan itu adalah Peraturan Pemerintah (PP) No 25 Tahun 2020 mengenai Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Semua pengembang menyambut aturan ini, karena ada potensi besar yang dapat mendorong kinerja keuangan emiten properti.

PP Tapera yang disetujui pemerintah, akan mendatangkan permintaan ke sektor properti. Program Tapera ini akan menghimpun dana pekerja, baik PNS, TNI, Polri, BUMN, BUMD, dan pekerja swasta, serta pekerja mandiri untuk pembiayaan perumahan.

Pekerja terdaftar atau peserta Tapera nantinya akan dikenakan iuran simpanan sebesar 3% dari gaji atau upah. Iuran yang dipotong dari gaji pekerja secara periodik itu akan dikembalikan setelah masa kepesertaan berakhir.

Permintaan properti di pinggiran ibu kota akan semakin menggeliat sebagai dampak perubahan daya hidup akibat Covid-19, dari yang biasa ke mal kini banyak tinggal di rumah. Perumahan dengan harga Rp 300 juta pun makin banyak diburu pembeli.

Faktor pendorong lain adalah pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen serta tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility menjadi masing-masing 3,5% dan 5,0% turut menjadi katalis pendongkrak sektor properti. 

“Karena itu kami optimis bahwa ketiga perusahaan properti ini akan efektif melantai di pasar modal Indonesia pada 2020, pungkas Calvin Lutvi, CEO dan Co Founder Satu Global Investama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya