Cita-Cita CEO Tokopedia, Bawa Mitra Melantai di BEI

Tokopedia memang santer dikabarkan akan melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana (IPO).

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2020, 17:10 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 17:10 WIB
Hari Batik Nasional, Masker dan Daster Jadi Paling Laris Selama Pandemi
Di masa pandemi, batik tetap dicintai dengan cara dan inovasi yang berbeda (Foto: Tokopedia)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengungkapkan keinginan perusahaan rintisan (startup) yang didirikannya suatu saat tidak hanya bisa melantai di bursa, tetapi juga menelurkan perusahaan atau brand lokal yang juga menjadi perusahaan tercatat di bursa dalam satu dekade ke depan.

"Tentunya cita-cita kami lainnya, what's next for Tokopedia, selain nantinya harapannya bisa melantai ke bursa, kami juga berharap bisa menjadi platform yang bisa melahirkan banyak sekali brand-brand Indonesia yang juga dapat melantai ke bursa," ujar William dikutip dari Antara, Rabu (21/10/2020).

William menuturkan pada generasi sebelumnya banyak sekali perusahaan lokal seperti Wingsfood dan Indofood yang membanggakan. Selain memenuhi kebutuhan di domestik, perusahaan-perusahaan tersebut juga telah melakukan ekspor ke luar negeri.

"Kami melihat bedanya dengan generasi sebelumnya yang membangun brand, itu kan masalah terbesar itu ada di distribusi. Sementara saat ini, distribusi itu sudah relatif murah sekali atau bahkan gratis dengan memanfaatkan platform teknologi," katanya.

Oleh karena itu, menurut William, akan banyak sekali lahir brand lokal di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan juga bisa masuk ke bursa dan dapat menjadi momentum ledakan UMKM Indonesia menjadi brand nasional, bahkan dunia.

"Ini lah yang kami harapkan. Dengan itu, maka lapangan pekerjaan akan terserap dan Indonesia kita tidak lagi bergelut sebagai negara yang dianggap pasarnya sangat menarik, tapi kita juga bisa menjadi pemain dalam pasar yang begitu menarik ini," ujar William.

Tokopedia memang santer dikabarkan akan melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana (IPO), namun hingga kini masih belum ada pernyataan pasti dari manajemen kapan rencana IPO tersebut akan direalisasikan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Harus Siap Tata Kelola

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Komisiaris Bursa Efek Indonesia Pandu Patria Sjahrir menilai untuk bisa menjadi perusahaan publik, suatu perusahaan harus benar-benar siap terutama dari sisi tata kelola. Selain itu juga harus mempersiapkan susunan manajemen, audit, dan juga membuat laporan teratur yang jumlahnya tidak sedikit.

"Yang menarik dari company-company yang notabenenya disebut unicorn walaupun itu dari sisi valuasi, yang baik memang seharusnya sudah ada pengembangan atau arah-arah dimana mereka behave almost as though they are public. Kenapa? Karena jumlah investornya juga cukup banyak," ujar Pandu.

Dengan jumlah investor yang cukup banyak tersebut, perusahaan pun dituntut untuk dapat membuat laporan yang lebih teratur. Dalam melakukan aksi korporasi, perusahaan juga harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dan otoritas.

"Menurut saya untuk beberapa perusahaan, tidak semua ya, i think they are ready to be public company," kata Pandu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya