Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah tajam pada perdagangan Jumat pekan ini dipicu bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang tertekan. Tekanan wall street itu didorong karena lonjakan imbal hasil obligasi menjadi kekhawatiran investor.
Di Jepang, indeks saham Nikkei melemah 2,51 persen. Indeks saham Topix tergelincir 1,92 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 2,74 persen. Pada awal perdagangan, indeks saham Nikkei dan Kospi masing-masing turun tiga persen.
Baca Juga
Indeks saham Australia merosot 2,27 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 1,14 persen. Investor mencermati perkembangan imbal hasil obligasi pada sesi Jumat. Sebelumnya, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun tercatat 1,6 persen, dan angka itu level tertinggi lebih dari setahun.
Advertisement
“Imbal hasil menguat karena investor optimistis. Mereka percaya pemulihan akan bertahan dan harga akan kembali naik seiring ada permintaan,” tulis Direktur BK Asset Management, Kathy Lien seperti dilansir dari CNBC, Jumat (26/2/2021).
Optimisme investor tentang prospek ekonomi meningkat baru-baru ini karena pengembangan vaksin yang positif. “Dalam lingkungan seperti ini, imbal hasil obligasi harus lebih tinggi terlepas dari apakah the Federal Reserve menaikkan suku bunga,” ujar Lien.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Imbal Hasil Obligasi
Imbal hasil pada obligasi pemerintah bertenor 10 tahun di 1,5078 persen. Sedangkan imbal hasil obligasi negara berjangka waktu 30 tahun berada 2,278 persen. Di Asia Pasifik, imbal hasil obligasi 10 tahun Australia naik menjadi 1,87 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun juga naik menjadi 0,169 persen.
Investor juga mencermati saham teknologi di Asia Pasifik. Saham konglomerat Jepang grup SoftBank melemah 2,8 persen. Di Korea Selatan, saham Samsung Electronics susut 3,4 persen.
Indeks dolar AS berada di posisi 90,13 dari level sebelumnya di bawah 90. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran USD 106,19 setelah melemah di posisi USD 105,6.
Advertisement