IHSG Berpotensi Koreksi, Awasi Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan berlanjut pada rentang konsolidasi 6.050-6.150 pada Rabu, 29 September 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Sep 2021, 07:19 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 07:18 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Rabu (29/9/2021). Sentimen yang akan pengaruhi IHSG antara lain harga komoditas dan pergerakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip laporan PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, investor akan fokus pada pergerakan imbal hasil obligasi AS di tengah sepinya sentimen baru domestik. Secara teknikal, IHSG masih akan berlanjut pada rentang konsolidasi 6.050-6.150.

Pada perdagangan Selasa, 28 September 2021,indeks utama Amerika Serikat (AS) ditutup turun tajam. Koreksi wall street dipicu naiknya imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang menembus level 1,5 persen atau tertinggi sejak Juni 2021.

Tingkat inflasi yang diperkirakan tetap tinggi, menimbulkan kekhawatiran bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan.

Sementara itu, pengamat pasar modal Edwin Sebayang menuturkan, IHSG bakal melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu pekan ini.

Hal ini seiring indeks Dow Jones melemah 1,63 persen, dan indeks Nasdaq anjlok 2,83 persen. Penurunan indeks utama di AS itu imbas kekhawatiran naiknya imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun ke level 1,5 persen, dan tertinggi sejak Juni 2021.

IHSG yang berpotensi melemah juga akan didorong dari harga komoditas yang tertekan seperti emas dan nikel. Sementara itu, investor juga akan fokus terhadap kenaikan harga baru sebesar 1,44 persen menjadi USD 207,70 dan harga tin sebesar 2,4 persen. Edwin menilai, hal tersebut dapat mendorong kenaikan saham batu bara dan timah.

“IHSG akan begrerak di kisaran 6.066-6.158,” tulis dia dalam catatannya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Pilihan

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk saham pilihan, Edwin memilih saham PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT PP London Sumatra Tbk (LSIP), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII).

Sedangkan laporan PT NH Korindo Sekuritas memilih saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Medco Energy Tbk (MEDC).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya