El Salvador Tambah Pembelian Bitcoin Setara Rp 355 Miliar

Pembelian bitcoin terbaru oleh El Salvador mencapai USD 25 juta atau setara Rp 355,1 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2021, 23:28 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 23:28 WIB
Tolak Bitcoin, Warga El Salvador Bakar ATM Uang Kripto
Mesin ATM bitcoin bernama Chivo terbakar selama protes terhadap kebijakan Presiden Nayib Bukele pada Hari Kemerdekaan di San Salvador, El Salvador, Rabu (15/9/2021). Ribuan warga juga memprotes Bukele yang dikhawatirkan kembali mengikuti pemilihan pada tahun 2024 mendatang. (MARVIN RECINOS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah El Salvador menambah 420 bitcoin pada Rabu, 27 Oktober 2021. Presiden Nayib Bukele menyampaikan pengumuman itu di media sosial saat situasi negara bagian Amerika Tengah heboh dengan ekperimen aset kripto.

Pembelian bitcoin terbaru mencapai USD 25 juta atau setara Rp 355,1 miliar (asumsi kurs Rp 14.207 per dolar AS). Langkah El Salvador menandai akuisisi aset kripto oleh pemerintah sejak Senin, 20 September 2021. Saat itu, Presiden Bukele mengungkapkan telah membeli 150 keping bitcoin.

"Penantian yang lama namun sepadan. Kami (El Salvador) membeli 420 bitcoin baru,” isi cuitan Bukele di akun Twitternya dikutip dari Channel News Asia, Kamis (28/10/2021).

Saat ini, bitcoin diperdagangkan dengan harga lebih dari USD 59 ribu atau setara Rp 838,2 juta per bitcoin. Awal bulan lau, El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah setelah dolar AS.

Menurut Bukele, implementasi ini akan menurunkan biaya pengiriman uang dari migran El Salvador yang berada di luar negeri.

Bank tradisional dan lembaga keuangan sejenis biasanya membebankan biaya besar dalam proses transfer uang. Data resmi mencatat, total keseluruhan perbendaharaan El Salvador memegang 1.120 bitcoin senilai hampir USD 66 juta atau senilai Rp 937,6 miliar.

El Salvador termasuk golongan perekonomian negara miskin sangat bergantung pada kiriman uang yang dikirim pulang setiap tahun sejumlah sekitar USD 6 miliar atau setara Rp 85,2 triliun.

Nilai tersebut seperempat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Seperlima rumah tangga ditopang pasokan uang tunai.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Risiko Bitcoin Jadi Alat Pembayaran di El Salvador

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, El Salvador, salah satu negara yang adopsi bitcoin jadi alat pembayaran sah. Lembaga pemeringkat S&P Global menilai langkah El Salvador tersebut berdampak negatif.

Banyak risiko yang harus ditanggung El Salvador atas tindakan pengadopsian bitcoin. S&P Global menyatakan, risiko utama adalah dapat mengancam harapan El Salvador terkait dukungan program dari Badan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund), naiknya kerentanan fiskal hingga merugikan bank-bank di negara tersebut.

Hal itu terjadi karena tercipta ketidaksesuaian mata uang ketika mereka memberikan pinjaman dalam hal ini berkaitan dengan uang tunai dan saat pembayaran pinjaman dalam bentuk bitcoin.

"Risiko adopsi bitcoin sebagai alat pembayaran di El Salvador tampaknya lebih besar daripada potensi manfaat yang diterima. Selain itu, adanya implikasi negatif yang merujuk pada kredit,” demikian pernyataan S&P, mengutip dari laman Chanel News Asia, ditulis Sabtu, 18 September 2021.

Saat ini Amerika Serikat (AS) mendapat nilai B- dari S&P, artinya dalam posisi stabil. Pada akhir Juli, El Salvador memperoleh posisi Caa1 atau setara satu tingkat di bawah B-. Hal ini menyebabkan El Salvador berada pada peringatan downgrade.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya