Wall Street Kembali Cetak Rekor Berkat Reli Saham Infrastruktur

Wall street kompak menguat pada penutupan perdagangan Senin, 8 November 2021 didorong sentimen pengesahan RUU infrastruktur.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Nov 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 06:30 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Senin, 8 November 2021. Indeks S&P 500 ditutup ke rekor tertinggi setelah Kongres menyetujui paket belanja infrastruktur.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,09 persen di atas 4.700 untuk pertama kalinya di 4.701,70. Indeks Dow Jones bertambah 104,27 poin atau 0,3 persen menjadi 36.432,22. Indeks Nasdaq naik 0,07 persen ke posisi 15.982,36. Tiga indeks acuan di wall street tersebut mencatat rekor.

Sementara itu, DPR AS atau the US of Representative mengesahkan RUU infrastruktur lebih dari USD 1 triliun atau Rp 14.257 triliun (asumsi kurs Rp 14.257 per dolar AS), dan mengirimkan undang-undang (UU) tersebut kepada Presiden AS Joe Biden untuk diteken.

Pertama kali disahkan oleh Senat pada Agustus, paket tersebut akan menyediakan pendanaan baru untuk transportasi, utilitas, dan broadband di antara proyek infrastruktur lainnya.

“Investor telah menunggu peningkatan yang signifikan dalam belanja infrastruktur selama beberapa dekade. Kami melihat investasi generasi ini sebagai katalis yang signifikan untuk pertumbuhan sejumlah saham kami,” tutur Anthony Pettinari dari Citi dalam sebuah catatan, dilansir dari CNBC, Selasa (9/11/2021).

Saham industri dan material menguat pada perdagangan Senin, 8 November 2021 seiring sejumlah saham mendapatkan manfaat dari paket pengeluaran infrastruktur.

The Global X US Infrastructure Development exchange-traded fund naik hampir 1,3 persen dan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa pada Senin pagi, 8 November 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Perusahaan tambang Freeport-McMoran, saham bahan konstruksi Vulcan, dan perusahaan baja Nucor termasuk di antara yang mencatatkan penguatan di antara saham yang masuk indeks S&P 500.

Produsen peralatan konstruksi Caterpillar memimpin reli di Dow Jones dengan naik 4 persen. Saham produsen alat berat Deere menguat 1,6 persen.

Saham United Rentals, Martin Marietta dan Jacobs Engineering termasuk di antara saham yang mencatat kenaikan di antara sektor infrastruktur lainnya.

Sementara itu, saham produsen chip Advanced Micro Devices memimpin kenaikan pada indeks S&P 500 dan Nasdaq. Saham AMD menguat 10,1 persen setelah perusahaan mengumumkan memenangkan Meta, sebelumnya dikenal sebagai Facebook sebagai pelanggan chip dan mengungkapkan produk chip yang baru.

Di sisi lain, pendiri Tesla Elon Musk mengguncang investor akhir pekan ini menanyakan dalam jajak pendapat Twitter apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya sebagai tanggapan atas tuntutan politik untuk mengenakan pajak atas keuntungan yang belum direalisasi dari kepemilikan ekuitas.

Hampir 58 persen responden mengatakan ya, dan saham Tesla melemah 4,8 persen pada Senin, 8 November 2021.


Dongkrak Kepercayaan Investor

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Pengesahan stimulus infrastruktur, situasi COVID-19 yang membaik di Amerika Serikat, dan pembacaan pasar tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan mendorong kepercayaan investor terhadap pemulihan ekonomi.

Laporan pekerjaan pada Oktober 2021 pada Jumat, 5 November 2021 lebih baik dari perkiraan ekonom karena tenaga kerja AS bertambah 531.000 pada bulan lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja.

“Kami memperkirakan saham akan terus mendaki karena risiko terlihat sebagian besar diperhitungkan dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan,” ujar Marko Kolanovic dari JP Morgan dalam sebuah catatan.

Sementara itu, indeks S&P 500 telah membukukan 64 rekor penutupan pada 2021, dan naik lebih dari 25 persen pada 2021.

Investor menanti rilis inflasi pada pekan depan. Indeks harga produsen dan indeks harga konsumen dijadwalkan dirilis pada Selasa dan Rabu. Ekonom memperkirakan kedua laporan itu akan tetap panas pada Oktober 2021.

Bank sentral AS atau the Federal Reserve mengincar data inflasi dan pekerjana untuk memandu timeline pada normalisasi kebijakan moneter.

Pada pekan lalu, the Federal Reserve mengumumkan rencana untuk mulai mengurangi bantuan ekonomi era pandemi pada akhir November yang menempatkan bank sentral di jalur untuk akhiri program pembelian asetnya pada pertengahan tahun depan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya