Solusi Bangun Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 8,08 Triliun

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga September 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Des 2021, 18:31 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 18:31 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mencatatkan pendapatan Rp 8,08 triliun hingga kuartal III 2021. Pendapatan itu naik 10,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,34 triliun.

Merujuk laporan keuangan Solusi Bangun Indonesia, pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan semen Rp 7,4 triliun, penjualan beton jadi dan tabang agregat Rp 658 miliar, dan sisanya sekitar Rp 28,25 miliar berasal dari jasa konstruksi lainnya.

Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp 6,01 triliun dari Rp 5,28 triliun per September 2020. Sehingga Solusi Bangun Indonesiamemperoleh laba kotor yang naik tipis menjadi Rp 2,06 triliun hingga kuartal III 2021, dibandingkan Rp 2,05 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Setelah dikurangi beban usaha, beban keuangan, dan beban pajak penghasilan, Perseroan mencatatkan laba periode berjalan Rp 459,12 miliar. Naik 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 438,5 miliar.

Aset Perseroan hingga September 2021 tercatat sebesar Rp 21,04 triliun, naik dari posisi akhir Desember Rp 20,74 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 4,83 triliun, dan sisanya Rp 16,21 triliun merupakan aset tidak lancar.

Liabilitas Perseroan hingga periode yang sama tercatat sebesar Rp 10,1 triliun, turun 23,32 persen dari posisi akhir Desember sebesar Rp 13,17 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,81 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 6,2 triliun.

Direktur Utama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Aulia Mulki Oemar menuturkan, perubahan signifikan pada liabilitas tersebut lantaran Perseroan telah membayar pinjaman jangka panjang terhadap sejumlah bank.

Bank itu antara lain PT Bank Permata Tbk sebesar Rp 100 miliar, dan percepatan pembayaran pinjaman sindikasi yang merupakan pinjaman dari beberapa bank yang terdiri dari PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank CTBC Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun.

"Percepatan pembayaran tersebut bertujuan untuk memperbaiki rasio keuangan Perusahaan dan mengurangi beban bunga yang akan mempengaruhi kinerja keuangan Perusahaan," ujarnya, Rabu (1/12/2021).

Sementara ekuitas Perseroan hingga kuartal III 2021 tercatat sebesar Rp 10,94 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 7,57 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham SMCB

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Rabu, 1 Desember 2021, saham SMCB turun 1,47 persen ke posisi Rp 1.670 per saham. Saham SMCB dibuka stagnan Rp 1.695 per saham.

Saham SMCB berada di level tertinggi Rp 1.705 dan terendah Rp 1.670 per saham. Total frekuensi perdagangan 882 kali dengan volume perdagangan 10.164. Nilai transaksi Rp 1,7 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya