Kebutuhan Jaringan Tinggi, TOWR Enggan Pasang Target Pembangunan Menara

Hingga 30 September 2021, anak usaha TOWR yaitu Protelindo telah memiliki dan mengoperasikan sekitar 21,639 lokasi menara telekomunikasi

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Des 2021, 20:05 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 20:05 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berupaya untuk mempertahankan posisi sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terkemuka di Indonesia.

Melihat kebutuhan jaringan semakin krusial utamanya saat pandemi, yang mendorong tren digitalisasi yang signifikan, Perseroan berencana untuk menambah pembangunan tower. Namun, Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk, Adam Gifari mengatakan Perseroan belum bisa memastikan berapa kebutuhan tower pada masa mendatang.

"Sulit untuk kami memastikan tahun depan itu berapa tower, karena apa yang kita lakukan itu by order dari operator,” kata Adam dalam paparan publik Sarana Menara Nusantara, Senin (20/12/2021).

Sebagai gambaran, Adam menyebutkan pada 2020 dan 2021, meskipun kebutuhan telekomunikasi tinggi, tetapi kebutuhan kolokasi lebih mendominasi dibandingkan permintaaan untuk tower baru.

"Itu tidak bisa kami tebak,"imbuhnya.

Hingga 30 September 2021, Protelindo telah memiliki dan mengoperasikan sekitar 21,639 lokasi menara telekomunikasi dengan lebih dari 40.456 penyewa di Indonesia, terutama di area Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

"Tapi biasanya kami bangun tower baru 500-800 per tahun,” kata Adam.

Di sisi lain, kegiatan penambahan tower baru maupun kolokasi akan mempengaruhi belanja modal perseroan tahun depan. Artinya, jika kebutuhan kolokasi yang mendominasi, belanja modal diperkirakan lebih kecil.

Sebaliknya, jika kebutuhan tower baru lebih besar, belanja modal yang diperlukan lebih besar. Namun lagi-lagi Adam belum bisa menyebutkan berapa belanja modal atau capital expenditure (capex) yang disiapkan untuk tahun depan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham TOWR

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Senin, 20 Desember 2021, saham TOWR naik 2,24 persen ke posisi Rp 1.140 per saham. Saham TOWR naik lima poin ke posisi Rp 1.120 per saham.

Saham TOWR berada di level tertinggi Rp 1.140 dan terendah Rp 1.105 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.266 kali dengan volume perdagangan 564.430. Nilai transaksi Rp 63,6 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya