Harga Emas Melambung Bakal Topang Penjualan Hartadinata Abadi

PT Hartadinata Abadi Tbk menyiapkan belanja modal Rp 41 miliar pada 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Mar 2022, 06:01 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2022, 13:00 WIB
Paparan publik PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata)/HRTA (Dok: Istimewa)
Paparan publik PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata)/HRTA (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) emiten bergerak di industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas membidik pertumbuhan penjualan Rp 7 triliun-Rp 8 triliun pada 2022. Hal ini didukung dari kenaikan harga emas dan kerja sama dengan anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Di tengah sentimen invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong kenaikan harga emas. Harga emas sempat sentuh di atas USD 2.000 per ounce secara intraday. Namun, harga emas dunia melemah pada Jumat, 11 Maret 2022. Harga emas di pasar spot turun 0,3 persen ke posisi USD 1.991,20 per ounce. Namun, secara mingguan, harga emas naik 1,2 persen. Harga emas berjangka Amerika Serikat susut 0,1 persen ke posisi USD 1.997,70.

Direktur Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda menuturkan, berdasarkan prediksi Goldman Sachs, harga emas berpotensi meningkat ke level USD 2.150 per troy ounce pada 2022. Thendra menuturkan, kenaikan harga emas ikut menopang kenaikan harga rata-rata penjualan perseroan.

Selain itu, perseroan juga bekerja sama dengan anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menawarkan produk emas batangan (fine gold) dengan merek EmasKita dan perhiasan dengan kadar 99,99 persen merek Kencana.

Perseroan pun membidik penjualan tumbuh 40-60 persen pada 2022. Thendra menuturkan, secara segmen kontribusi produk, kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk bakal berkontribusi sekitar 40 persen-50 persen terhadap total penjualan konsolidasi pada 2022.

Selain itu, ia menuturkan, bisnis gadai juga akan tumbuh baik pada 2022. Thendra mengungkapkan bisnis gadai memberikan tingkat gross margin lebih tinggi hingga mencapai 20 persen dibandingkan bisnis perdagangan perhiasan emas yang memiliki gross margin rata-rata sekitar 9-10 persen.

"Hartadinata Abadi menargetkan pertumbuhan nilai penjualan 40-60 persen pada angka Rp 7 triliun-Rp 8 triliun pada 2022," ujar Thendra saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (12/3/2022).

Harga emas naik, menurut Thendra, minat masyarakat justru meningkat untuk membeli emas.

“Minat masyarakat terhadap pembelian emas kami nilai semakin meningkat di tengah ketidakpastian baik dari ancaman inflasi dan ketegangan geopolitik,” ujar dia.

Thendra menambahkan, masyarakat Indonesia masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap emas sebagai safe haven atau aset lindung nilai yang terbaik saat ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Belanja Modal

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait belanja modal pada 2022, PT Hartadinata Abadi Tbk menyiapkan belanja modal Rp 41 miliar. Belanja modal itu akan digunakan untuk penambahan jaringan toko milik sendiri dari 68 toko pada 2021 menjadi 78 toko pada 2022.

Thendra menuturkan, penambahan jaringan toko mayoritas di Jawa dan satu toko di Lampung. Belanja modal juga akan digunakan untuk membeli mesin untuk aktivitas produksi.

"Belanja modal berasal dari kombinasi arus kas internal dan pinjaman perbankan," tutur dia.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 11 Maret 2022, saham HRTA naik 0,94 persen ke posisi Rp 214 per saham. Saham HRTA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 214 per saham.

Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 216 dan terendah Rp 208 per saham. Total frekuensi perdagangan 880 kali dengan volume perdagangan 166.346 saham. Nilai transaksi Rp 3,5 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya