Gandeng Kennlines, Perusahaan Investasi Malaysia Grup Shoraka Masuk Pasar Indonesia

Pendiri Shoraka Group, Mohd Hasnul Ismar bin Mohd Ismail menuturkan, perjanjian ini adalah kolaborasi strategis dengan mitra yang kuat untuk buka peluang di Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Apr 2022, 16:58 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2022, 16:58 WIB
Penandatanganan Perjanjian Induk (Head of Agreement) antara Kennlines Group dengan Shoraka CapGroup, Senin, 11 April 2022. (Foto: grup Shoraka)
Penandatanganan Perjanjian Induk (Head of Agreement) antara Kennlines Group dengan Shoraka CapGroup, Senin, 11 April 2022. (Foto: grup Shoraka)

Liputan6.com, Jakarta - Grup Shoraka dan Kennlines berkolaborasi untuk memperluas wilayah ekspansi bisnis terutama di Indonesia.

Hal ini ditunjukkan dengan penandatanganan perjanjian induk (head of agreement) pada Senin, 11 April 2022. Didirikan di Dubai pada 2006, grup Shoraka memiliki tenaga professional yang ahli dalam manajemen investasi, penasihat keuangan, investasi perbankan, pialang saham, konsultasi, dan teknik.

Pendiri Shoraka Group, Mohd Hasnul Ismar bin Mohd Ismail menuturkan,  perjanjian ini adalah kolaborasi strategis dengan mitra kuat yang telah bekerja sama dengan perseroan dalam beberapa aspek dari bisnis grup Shoraka.

"Kami ingin bekerjasama untuk memanfaatkan kekuatan satu sama lain untuk membuka peluang pasar di Indonesia,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (17/4/2022).

Kennlines Group adalah perusahaan induk investasi Indonesia yang berfokus pada empat pilar kegiatan usaha yaitu Kennlines Infrastucture, Kennlines Enterprises, Kennlines Digital, dan Kennlines Advisory. Kennlines Group telah secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

CEO Kennlines Group, Mirza Whibowo Soenarto menyatakan, ini akan menjadi pengalaman menarik yang bisa diraih bersama Shoraka Group untuk terus maju dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

"Kami percaya kolaborasi ini akan menjadi peluang yang sangat baik,” ujar dia.

Penandatanganan dilakukan di Jakarta, dihadiri oleh CEO Kennlines Group, Mirza Whibowo Soenarto, Co-Founders Shoraka Group, Mohd Hasnul Ismar bin Mohd Ismail dan Wan Ahmad Nazim bin Mohamed Noor serta Managing Director Shoraka DV, Johar bin Amat.

Selain menjadi langkah yang sangat serius dari Shoraka Group untuk melebarkan sayap bisnisnya di Jakarta, Penandatangan perjanjian Induk ini juga sebagai tanda sinergi dalam meningkatkan ekonomi kreatif di Indonesia.

"Kami sangat serius memasuki pasar Indonesia dan mengembangkan potensi dan solusi terdepan di bidang teknologi, infrastruktur, dan ekonomi kreatif," kata Hasnul.

Hasnul berharap sinergi yang akan datang akan memberikan nilai tambah yang besar dan bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dan perusahaan terkait, dalam hal ini grup Shoraka dan grup Kennlines, dan tentunya masyarakat luas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sebelum Investasi Kumpulkan Uang Dingin Dahulu, Ini Alasannya

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebelumnya, Co Founder Ngerti Saham Frisca mengatakan, bagi seorang fresh graduate dan milenial sebelum investasi harus perlahan-lahan konsisten menabung. Dengan demikian terkumpul sehingga bisa investasi.

“Mulai konsisten yang untuk bisa mengumpulkan uang dingin itu sendiri. Karena cukup mustahil ketika berinvestasi tapi belum ada uang dinginnya, itu jauh lebih berisiko akhirnya nanti mungkin tergoda untuk melakukan pinjaman,” ujar Frisca dalam Webinar Investasi Syariah Generasi Milenial secara virtual, ditulis Jumat, 9 April 2022.

Dia menambahkan, sebisa mungkin menghindari utang seperti pinjaman online, teman, dan  keluarga. Untuk investasi ada sejumlah langkah dilakukan. Pertama, memakai uang dingin.

“Aturan pertama dalam investasi harus memastikan uang yang kita pakai itu benar-benar uang dingin atau nganggur. Jadi mending konsisten kumpulin ambil dari 10 persen penghasilan tiap bulan untuk dikumpulkan,” ungkapnya. 

Kedua, setelah dana dingin terkumpul untuk investasi, kemudian eksekusi memilih produk investasi.

"Baik nanti mungkin mau memilih saham syariah atau reksa dana atau sukuk yang jelas konsisten dulu kumpulin uang dinginnya. Baru nanti bisa eksekusi untuk berinvestasi instrumen apanya,” ia menambahkan.

Lalu bagaimana dengan seseorang dengan dana terbatas apakah bisa investasi? Frisca mencontohkan pemilihan investasi bagi investor dengan dana terbatas dengan reksa dana.

"Misal di reksa dana dulu itu yang kayaknya paling cocok ya untuk pemula karena dibantu dikelola, nanti sembari jalan tidak apa-apa paralel beli saham syariah,” ujar dia. 

 

 

Tips

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Frisca juga menegaskan bagi pemula yang ingin berinvestasi intinya fokus menyiapkan uang dingin baru bisa melakukan investasi secara perlahan.

"Intinya siapkan dulu fokus uang dinginnya baru nanti pelan-pelan sambil paralel eksekusi ke instrumen investasinya,” tegasnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, ia juga menjelaskan seputar tips investasi saham syariah sebagai berikut:

 - Pilih instrumen atau produk yang likuid dan yang sudah legal.

- Pilih yang sesuai budget atau modal.

- Pilih yang sesuai dengan tujuan investasi.

- Pilih yang sesuai dengan risk profile.

- Mitigasi potensi risiko dan return.

- Konsisten untuk berhijrah di produk investasi syariah.

 

Simak Cara Investasi untuk Investor Pemula

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Sebelumnya, perkembangan teknologi juga berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini seiring kehadiran sejumlah aplikasi yang turut dongkrak jumlah investor pasar modal.

Mengutip data KSEI, Selasa, 5 April 2022 hingga Februari 2022, tercatat jumlah investor pasar modal mencapai 8,10 juta dibandingkan 2021 sebesar 7,48 juta. Sementara itu, jumlah investor C-BEST mencapai 3,65 juta hingga Februari 2022 dari 2021 sebesar 3,45 juta.

Jika dilihat berdasarkan usia, investor berusia di bawah 30 tahun mendominasi. Tercatat investor di bawah usia 30 tahun mencapai 60,32 persen. Disusul berusia 31-40 tahun yang mencapai 21,49 persen. Dengan melihat hal itu, ada potensi investor pemula. Bagi investor pemula juga penting mengetahui cara investasi terutama di saham.

Bicara mengenai aplikasi dan investasi, saat ini ada sejumlah aplikasi yang berkaitan dengan saham. Untuk memilih aplikasi itu, Pengamat pasar modal, Wahyu Laksono mengatakan, aplikasi yang bisa digunakan untuk investasi saham adalah yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan atau (OJK).

"Ada Bibit, Ajaib, Stockbit atau Bareksa. Kalau ini preferensi masing-masing sesuai kelebihan yang kita mau atau kekurangan yang mungkin enggak sesuai dengan pribadi kita,” kata Wahyu saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 5 April 2022.

Dia menambahkan, sebelum investasi harus mengetahui tujuannya dahulu. Apapun itu investasi harus tahu tujuannya, mau apa kita, bagaimana profil dana dan risiko kita, bagaimana strateginya,” ungkap Wahyu.

 

Langkah-Langkah yang Harus Diperhatikan

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Ia juga mengingatkan mengenai langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum investasi. Salah satunya saat investasi saham dengan mengenal profil dan tujuan investasi.

"Lebih baik kita pahami mengenal profil pribadi dan tujuan investasi kita. Target waktu dan profit nya serta exit nya juga bagaimana risk tolerance nya. Kita belajar soal emiten dan kelompok atau sektor bisnis nya, valuasi, belajar teknikal dan fundamental,” tutur dia.

Wahyu menambahkan, saat investasi saham perlu memahami prinsip-prinsipnya mulai dari valuasi, fundamental lebih baik dibandingkan harga saat ini.

"Set longer term dan kesabaran. Tidak terpengaruh oleh volatilitas atau fluktuasi jangka pendek. Bisa 3, 5 bahkan 10 tahun yang penting sesuai prinsip. Hindari yang over valuasi, pilih yang undervalue dan strategi capital kita,” tuturnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya