Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Rilis Hasil Pertemuan Bank Sentral Australia

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,25 persen lebih tinggi pada Selasa 17 Mei 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Mei 2022, 08:52 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2022, 08:52 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Selasa pagi (17/5/2022), seiring investor menantikan rilis risalah rapat dari Reserve Bank of Australia atau Bank Sentral Australia.

Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,13 persen pada awal perdagangan sementara indeks Topix melayang di atas garis datar. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,46 persen, sementara indeks S&P/ASX 200 di Australia diperdagangkan 0,15 persen lebih tinggi.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,25 persen lebih tinggi. Reserve Bank of Australia akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan moneter pada Selasa pukul 9:30 pagi HK/SIN. Sebelumnya pada Mei, bank sentral Australia mengumumkan kenaikan suku bunga pertama dalam lebih dari satu dekade.

"Kepentingan utama risalah adalah apakah mereka memberikan wawasan tentang selera RBA untuk melakukan kenaikan 40-50bp yang sangat besar," kata Ekonom di National Australia Bank, Tapas Strickland, menulis dalam catatan Selasa dikutip dari CNBC, Selasa (17/5/2022).

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 turun 0,39 persen menjadi 4.008,01 sementara Nasdaq Composite turun 1,2 persen menjadi 11.662,79. Dow Jones Industrial Average naik 26,76 poin, atau 0,08 persen, menjadi 32.223,42.

Sementara itu, indeks USD berada di 104,168 turun dari level di atas 104,5 yang terlihat baru-baru ini. Yen Jepang diperdagangkan pada 128,89 per dolar, lebih kuat dibandingkan dengan level di atas 130 yang terlihat terhadap greenback minggu lalu. Dolar Australia berada di 0,6972 setelah pemantulan baru-baru ini dari bawah 0,693.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada Senin 16 Mei 2022

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Senin, 16 Mei 2022. Indeks S&P 500 tergelincir di tengah perdagangan wall street yang bergejolak seiring indeks pasar gagal pulih dari kerugian pekan lalu. Di sisi lain, pelaku pasar juga menimbang potensi resesi AS.

Pada penutupan wall street, indeks Dow Jones menguat 26,76 poin atau 0,08 persen menjadi 32.223,42. Indeks S&P 500 melemah 0,39 persen menjadi 4.008,01 setelah turun 0,99 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Nasdaq susut 1,2 persen menjadi 11.662,79. Selama sesi perdagangan, indeks acuan cenderung bergejolak.

Saham teknolgi menjadi penghambat indeks saham. Beberapa perusahaan cloud melemah termasuk Datadog, Cloudflare dan Atlassian masing-masing turun 10,7 persen, 13,6 persen dan 6,3 persen. Sementara itu, saham perusahaan kendaraan listrik Tesla turun sekitar 5,9 persen.

Pergerakan itu terjadi setela minggu yang sulit karena kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, kenaikan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) dan inflasi yang melonjak telah merusak sentimen pasar.

Gerak Obligasi AS

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Indeks Dow Jones membukukan koreksi tujuh minggu berturut-turut pada Jumat pekan ini, terpanjang sejak 2001. Indeks S7P 500 membukukan penurunan enam minggu, terpanjang sejak 2011.

"Kami terus bertransisi melalui penetapan harga yang didorong oleh suku bunga ini,” ujar Direktur Investasi US Bank Wealth Management, Bill Northey, dikutip dari CNBC, Selasa, 17 Mei 2022.

Ia menambahkan, kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS atau treasury terus bergerak lebih tinggi untuk antisipasi realisasi yang lebih tinggi dan penyesuaian kebijakan the Fed.

"Kami telah melihat penyesuaian yang konsisten dan luas terhadap valuasi aset yang telah terjadi konsisten dengan meningkatnya kekhawatiran inflasi,” ujar dia.

Imbal hasil treasury telah melonjak pada 2022 karena the Fed memperketat kebijakan moneter untuk mencegah inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Tingkat acuan bertenor 10 tahun berada di sekitar 1,5 persen pada awal tahun. Kemudian imbal hasl tersebut melampaui 3 persen pada awal Mei 2022.

Pada gilirannya, indeks acuan telah anjlok dari rekor tertingginya. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing sekitar 12,8 persen dan 16,8 persen di bawah posisi tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Januari. Indeks Nasdaq berada tepat di wilayah pasar yang koreksi, turun sekitar 28 persen dari rekor November.

Peluang Masuk ke Saham

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sejumlah analis percaya penurunan tersebut akan segera menunjukkan titik masuk yang menarik untuk indeks pasar yang lebih luas berdasarkan perspektif jangka panjang.

“Indeks S&P 500 dengan cepat mendekati level yang historis telah indikasikan bahwa kekhawatiran pertumbuhan pada masa depan diperhitungkan,” tulis Analis Citi Scott Chronert dalam sebuah catatan.

Sementara itu, ahli strategi RBC Capital Markets menuturkan, indeks S&P 500 berada di persimpangan jalan karena berjuang menemukan titik terendah.

Jika indeks pasar luas bertahan di 3.850, angka yang mendekati level terendah intrady yang hampir tembus indeks S&P 500 pekan lalu, ahli percaya saham cocok dengan penarikan pada akhir 2018.

Indeks S&P 500 masih diperdagangkan seolah-olah mengalami ketakutan pertumbuhan, kerangka kerja yang telah menunjuk ke bawah di S&P 500 menjadi 3.850,” tulis ahli strategi RBC Capital Markets Lori Calvasina.

Sementara itu, sektor saham energi memimpin kenaikan di indeks S&P 500. Sektor ini reli 2,6 persen. Saham Occidental Petroleum adalah saham energi berkinerja terbaik pada Senin, 16 Mei 2022 dengan naik hampir 5,7 persen. Saham Marathon Oil bertambah 3,6 persen.

Kenaikan saham emiten tersebut seiring harga minyak AS yang melonjak sekitar 3 persen di tengah taruhan kalau China akan dapat pulih dari perlambatan ekonomi yang disebabkan lockdown.

Saham perawatan kesehatan juga mencatat kinerja terbaik. Saham Eli Lily melompat hampir 2,7 persen setelah Mounjaro disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati diabetes tipe 2. Obat ini juga sedang diselidiki untuk penggunaan potensial dalam pengobatan obesitas. Saham Pfizer naik 1,5 persen dan saham AbbVie menguat hampir 1,3 persen.

Selanjutnya, saham Spirit Airlines melonjak 13,5 persen setelah JetBlue mengumumkan penawaran tender untuk akuisisi maskapai USD 30 per saham. Harga saham Carvana naik tipis 0,2 persen. Saham Carvana menguat setelah perusahaan mobil bekas mengeluarkan harapan pendapatan inti yang signifikan pada 2023 dan menguraikan rencana untuk memangkas biaya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya