Laba Adaro Minerals Melejit 490,97 Persen pada Semester I 2022

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyatakan kinerja laba dan pendapatan didukung kenaikan ASP dan volume penjualan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Agu 2022, 10:52 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2022, 10:52 WIB
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Dok Adaro)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Dok Adaro)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Adaro Minerals Indonesiaberhasil mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 202 juta atau sekitar Rp 3 triliun (kurs Rp 14.879 per USD).

Laba tersebut naik 490,97 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 34,18 juta. Kenaikan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha yang naik 165,4 persen menjadi USD 435,66 juta dibanding USD 164,15 juta pada semester I 2021.

Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Christian Ariano Rachmat menuturkan, Adaro Minerals mengalami semester pertamanya sebagai perusahaan publik dengan sangat baik, didukung oleh kenaikan ASP maupun volume penjualan.

"Kami mendapatkan minat yang tinggi untuk produk batu bara kokas keras, sehingga volume penjualan semester I 2022 dapat tumbuh 9 persen. Kondisi harga yang kuat mendorong ASP semester I 2022 naik 143 persen, karena itu kami membukukan profitabilitas yang tinggi di periode ini,” kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/8/2022).

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan usaha, beban pokok naik menjadi USD 148,24 juta dibanding semester I 2021 sebesar USD 102,37 juta.

Meski begitu, laba bruto perseroan masih tumbuh 365,23 persen yoy menjadi USD 287,42 juta. Dari sisi beban usaha perseroan pada semester I 2022 tercatat sebesar 14,05 juta dan beban lain-lain USD 646, ribu.

 

Aset Perseroan

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lalu penghasilan keuangan tercatat sebesar USD 612,7 ribu dan biaya keuangan USD 9,5 juta. Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar USD 204,1 juta. Naik 491,04 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 34,53 juta.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,14 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 965,7 juta. Terdiri dari aset lancar USD 501,88 juta dan aset tidak lancar USD 637,76 juta.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 731,46 juta, turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 760,26 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD 136,36 juta dan liabilitas jangka panjang USD 595,1 juta. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi USD 408,189 juta dari USD 205,44 juta pada akhir Desember 2021.

Pada perdagangan Senin, 29 Agustus 2022 pukul 10.27 WIB, saham ADMR melemah 2,11 persen ke posisi Rp 1.625 per saham. Saham ADMR dibuka stagnan Rp 1.660 per saham. Saham ADMR berada di level tertinggi Rp 1.665 dan terendah Rp 1.605 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.439 kali dengan volume perdagangan 490.430 saham. Nilai transaksi Rp 79,8 miliar.

Adaro Minerals Jadi Pendatang Baru Pertama di BEI pada 2022

Pencatatan saham perdana PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada Senin, (3/1/2022) (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada Senin, (3/1/2022) (Foto: BEI)

Diberitakan sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk akan menjadi perusahaan tercatat pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk akan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan BEI dengan kode saham ADMR, Senin (3/1/2022).

Mengutip laman BEI, PT Adaro Minerals Tbk mencatatkan saham sebanyak 40.882.331.500 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Rincian saham yang dicatatkan antara lain saham pendiri 34.275.250.000 saham dan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) 6.607.081.500 saham. Harga penawaran saham Rp 100 per saham.

Sebelumnya perseroan menyatakan, apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, sumber efek yang akan digunakan untuk memenuhi ketentuan penyesuaian alokasi efek untuk porsi penjatahan terpusat sebanyak-banyaknya 558.501.500 dengan nilai nominal Rp 100.

Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya 1,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh per saham. Dengan demikian, perseroan peroleh dana IPO Rp 660,70 miliar.

Dana IPO

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Rencana pemakaian dana IPO antara lain sekitar 58,83 persen untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha PT Maruwai Coal (MC) untuk belanja modal.

Belanja modal itu antara lain perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara, infrastruktur pendukung seiring meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi untuk keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut pada 2022-2023.

"Sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman perseroan dari PT Adaro Energy Tbk,” tulis perseroan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya