Pulihnya Penerbangan Komersial Topang Kinerja GMF Aero Asia

Penerbangan komersial yang sudah mulai pulih mampu mendulang pendapatan GMF Aero Asia melalui program reaktivasi pesawat.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Sep 2022, 17:31 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 17:31 WIB
20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Hanggar milik Garuda Indonesia ini tersebut kekurangan teknisi pada tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melakukan restrukturisasi bisnis secara maksimal untuk mendapatkan peluang pendapatan.

"GMF percaya program optimalisasi dan restrukturisasi fasilitas dengan kreditur dapat menjadi mitigasi atas permasalahan ini, restrukturisasi bisnis pun dimaksimalkan untuk mendapat peluang pendapatan,” kata Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers, Jumat (2/9/2022).

Dia menambahkan, penerbangan komersial yang sudah mulai pulih mampu mendulang pendapatan GMF melalui program reaktivasi pesawat.

"Penerbangan komersial membaik mendulang pendapatan GMF lewat program reaktivasi pesawat yang telah lama grounded di masa pandemi,” kata Andi.

Selain itu, armada Garuda Indonesia menjadi prioritas dalam reaktivasi tersebut, ini menjadi salah satu dukungan GMF setelah PKPU.

“Pesawat Garuda yang nantinya setelah reaktivasi menjadi penopang perbaikan kinerja Garuda yang lebih optimal,” ujar dia.

Kemudian, GMF juga menjelaskan target penyelesaian reaktivasi pesawat tersebut. "Timeline Boeing 737 dan Airbus A320 dengan target penyelesaian Desember 2022. Airbus A330 target penyelesaian Juni 2023 dan Boeing 777 target penyelesaian Desember 2023,” kata Andi.

 Saat ini, GMF Aero Asia menangani kuartal pertama airframe 55 event dan mayoritas saat ini widebody 90 persen dari Timur Tengah, Eropa Timur dan Barat.

"Sedangkan, untuk regional narrow body mayoritas masih domestik grup non group Filipina, Thailand, Korea dan Vietnam,” kata dia.

Saat ini tantangan terbesar dari rantai pasok yang membuat penyelesaian menjadi lebih lama dari biasanya.

"Jadi saat ini tantangan terbesar supply chain menantang shipment dari AS, Eropa dua tiga hari sekarang tujuh hari. Penyelesaian jadi lebih lama dari biasanya. Tapi kami targetkan pesawat narrow body Garuda Citilink bisa terbang Desember 2022 dan juga yang domestik Desember 2022 menambah kapasitas maskapai beroperasi di domestik,” imbuhnya.

 

 

 

Strategi Perseroan

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, GMFI juga memiliki sejumlah strategi mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang.

"Rencana jangka pendek yang kita lakukan mengelola likuiditas dan arus kas yang dilakukan dengan negosiasi dengan pelanggan terkait pricing dan terms of payment serta melakukan proses penagihan yang sudah selesai,” ungkapnya.

Selain itu, GMF menunda pengeluaran belanja modal pada pengembangan yang belum menjadi prioritas serta melakukan restrukturisasi utang.

"Jangka menengah GMF melakukan diversifikasi bisnis, merambah ke sektor perawatan pesawat, passenger fighter, private jet, dan pesawat angkut militer. GMF melakukan peningkatan bisnis perawatan industrial gasoline engine,” katanya.

Kemudian, untuk jangka panjang melakukan strategi melalui konsolidasi global untuk mempercepat pemulihan bisnis.

 

Rombak Susunan Pengurus

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diberitakan sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menyetujui perubahan susunan pengurus pada Jumat, 2 September 2022.

Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi menuturkan, pemegang saham  yang hadir menyetujui untuk menyetujui pengangkatan kembali Maria Kristi Endah Murni  sebagai Komisaris.

Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat Jaka Ari Triyoga  sebagai Direktur Line Operation dan menunjuk Mukhtaris sebagai Direktur Line Operation  yang baru dan memberhentikan dengan hormat Bapak Edward Okky Avianto sebagai Direktur  Keuangan dan menunjuk Salusra Satria sebagai Direktur Keuangan yang baru.

"Ada pemberhentian Direktur Keuangan dan Direktur Line Operation,” kata Andi dalam konferensi pers, Jumat (2/9/2022).

Dengan demikian, susunan pengurus GMF sebagaimana hasil keputusan RUPST adalah sebagai berikut: 

Komisaris 

Komisaris Utama : Rahmat Hanafi 

Komisaris Independen : Ali Gunawan 

Komisaris : Maria Kristi Endahmurni 

Komisaris Independen : Gatot Sulistiantoro Dewa Broto 

Komisaris Independen : Agit Atriantio 

Direksi 

Direktur Utama : Andi Fahrurrozi 

Direktur Keuangan : Salusra Satria 

Direktur Human Capital & Corporate Affairs : Pudjo Sarwoko 

Direktur Line Operation : Mukhtaris 

Direktur Business & Base Operation : Ananta Widjaja 

Upaya Pemulihan

20150928-Garuda Resmikan Hanggar Terbesar di Dunia-Tangerang
Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

GMF mengesahkan laporan tahunan tahun buku 2021 dengan membukukan pendapatan  usaha sebesar USD 210,6 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun dan menekan kerugian hingga 70 persen dibanding tahun  sebelumnya USD 94,5 juta atau Rp 1,4 triliun. 

Pendapatan ini merupakan hasil dari  upaya pemulihan berkelanjutan yang digalakkan dalam menghadapi pandemi COVID-19.  Langkah pemulihan berkelanjutan tersebut diwujudkan dengan perbaikan kinerja fundamental  melalui strategi menjaga bisnis lebih lean dan mengatur belanja modal agar lebih efektif.  

Upaya diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan pada 2020 pun mulai menunjukkan hasil pada 2021, di antaranya pada segmen industri pertahanan dan power services.

Sementara itu, pada  Desember 2021, GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pada pesawat  Hercules C130 pertama milik Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia. Dari sisi  pendapatan, segmen power services dan industri pertahanan berhasil mencatatkan  peningkatan lebih dari 100 persen  dibanding tahun sebelumnya.  

"Upaya pemulihan sangat ditopang  dengan penetrasi pada sektor-sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi di antaranya  power services, industri pertahanan, business and private jets, serta perawatan pesawat kargo.  Catatan lainnya adalah GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat  terutama dari pesawat kargo luar negeri,” ujar dia.

Visi Perseroan

Garuda Maintenance Facility.
Garuda Maintenance Facility. (Foto: GMF)

GMF yang mencanangkan visi baru yakni menjadi  perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pun turut mencatatkan  perbaikan earnings before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang signifikan  pada 2021. 

"2021 adalah momentum pembenahan komprehensif untuk  mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan,” jelasnya.

Di sisi lain, kembali menggeliatnya penerbangan sipil dunia juga membuka peluang bagi GMF untuk melakukan reaktivasi pada pesawat-pesawat yang berstatus grounded selama adanya  pembatasan perjalanan.

Lalu, telah selesainya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang  (PKPU) induk usaha, Garuda Indonesia, dan adanya komitmen Garuda Indonesia untuk  merancang langkah bisnis perbaikan kinerja perlu didukung oleh GMF dengan menyiapkan  armada-armada Garuda Indonesia agar dapat dioperasikan secara optimal kembali. 

“Dengan bangkitnya industri penerbangan dan meningkatnya arus lalu lintas udara, GMF  harus siap dengan peningkatan permintaan reaktivasi pesawat. Untuk saat ini, permintaan  reaktivasi dari maskapai Garuda Indonesia Group, khususnya pesawat berbadan kecil menjadi prioritas kami dan telah memenuhi seluruh slot yang ada pada fasilitas hanggar kami,”  tambah Andi. 

Andi juga menyebutkan, penuhnya slot hanggar hingga akhir 2022 pun juga dikontribusikan oleh  tingginya permintaan perawatan pesawat Boeing 747 yang mayoritas permintaannya datang  dari customer internasional. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya