Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melakukan restrukturisasi bisnis secara maksimal untuk mendapatkan peluang pendapatan.
"GMF percaya program optimalisasi dan restrukturisasi fasilitas dengan kreditur dapat menjadi mitigasi atas permasalahan ini, restrukturisasi bisnis pun dimaksimalkan untuk mendapat peluang pendapatan,” kata Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers, Jumat (2/9/2022).
Baca Juga
Dia menambahkan, penerbangan komersial yang sudah mulai pulih mampu mendulang pendapatan GMF melalui program reaktivasi pesawat.
Advertisement
"Penerbangan komersial membaik mendulang pendapatan GMF lewat program reaktivasi pesawat yang telah lama grounded di masa pandemi,” kata Andi.
Selain itu, armada Garuda Indonesia menjadi prioritas dalam reaktivasi tersebut, ini menjadi salah satu dukungan GMF setelah PKPU.
“Pesawat Garuda yang nantinya setelah reaktivasi menjadi penopang perbaikan kinerja Garuda yang lebih optimal,” ujar dia.
Kemudian, GMF juga menjelaskan target penyelesaian reaktivasi pesawat tersebut. "Timeline Boeing 737 dan Airbus A320 dengan target penyelesaian Desember 2022. Airbus A330 target penyelesaian Juni 2023 dan Boeing 777 target penyelesaian Desember 2023,” kata Andi.
Saat ini, GMF Aero Asia menangani kuartal pertama airframe 55 event dan mayoritas saat ini widebody 90 persen dari Timur Tengah, Eropa Timur dan Barat.
"Sedangkan, untuk regional narrow body mayoritas masih domestik grup non group Filipina, Thailand, Korea dan Vietnam,” kata dia.
Saat ini tantangan terbesar dari rantai pasok yang membuat penyelesaian menjadi lebih lama dari biasanya.
"Jadi saat ini tantangan terbesar supply chain menantang shipment dari AS, Eropa dua tiga hari sekarang tujuh hari. Penyelesaian jadi lebih lama dari biasanya. Tapi kami targetkan pesawat narrow body Garuda Citilink bisa terbang Desember 2022 dan juga yang domestik Desember 2022 menambah kapasitas maskapai beroperasi di domestik,” imbuhnya.
Strategi Perseroan
Tak hanya itu, GMFI juga memiliki sejumlah strategi mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang.
"Rencana jangka pendek yang kita lakukan mengelola likuiditas dan arus kas yang dilakukan dengan negosiasi dengan pelanggan terkait pricing dan terms of payment serta melakukan proses penagihan yang sudah selesai,” ungkapnya.
Selain itu, GMF menunda pengeluaran belanja modal pada pengembangan yang belum menjadi prioritas serta melakukan restrukturisasi utang.
"Jangka menengah GMF melakukan diversifikasi bisnis, merambah ke sektor perawatan pesawat, passenger fighter, private jet, dan pesawat angkut militer. GMF melakukan peningkatan bisnis perawatan industrial gasoline engine,” katanya.
Kemudian, untuk jangka panjang melakukan strategi melalui konsolidasi global untuk mempercepat pemulihan bisnis.
Advertisement
Rombak Susunan Pengurus
Diberitakan sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menyetujui perubahan susunan pengurus pada Jumat, 2 September 2022.
Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi menuturkan, pemegang saham yang hadir menyetujui untuk menyetujui pengangkatan kembali Maria Kristi Endah Murni sebagai Komisaris.
Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat Jaka Ari Triyoga sebagai Direktur Line Operation dan menunjuk Mukhtaris sebagai Direktur Line Operation yang baru dan memberhentikan dengan hormat Bapak Edward Okky Avianto sebagai Direktur Keuangan dan menunjuk Salusra Satria sebagai Direktur Keuangan yang baru.
"Ada pemberhentian Direktur Keuangan dan Direktur Line Operation,” kata Andi dalam konferensi pers, Jumat (2/9/2022).
Dengan demikian, susunan pengurus GMF sebagaimana hasil keputusan RUPST adalah sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama : Rahmat Hanafi
Komisaris Independen : Ali Gunawan
Komisaris : Maria Kristi Endahmurni
Komisaris Independen : Gatot Sulistiantoro Dewa Broto
Komisaris Independen : Agit Atriantio
Direksi
Direktur Utama : Andi Fahrurrozi
Direktur Keuangan : Salusra Satria
Direktur Human Capital & Corporate Affairs : Pudjo Sarwoko
Direktur Line Operation : Mukhtaris
Direktur Business & Base Operation : Ananta Widjaja
Upaya Pemulihan
GMF mengesahkan laporan tahunan tahun buku 2021 dengan membukukan pendapatan usaha sebesar USD 210,6 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun dan menekan kerugian hingga 70 persen dibanding tahun sebelumnya USD 94,5 juta atau Rp 1,4 triliun.
Pendapatan ini merupakan hasil dari upaya pemulihan berkelanjutan yang digalakkan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Langkah pemulihan berkelanjutan tersebut diwujudkan dengan perbaikan kinerja fundamental melalui strategi menjaga bisnis lebih lean dan mengatur belanja modal agar lebih efektif.
Upaya diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan pada 2020 pun mulai menunjukkan hasil pada 2021, di antaranya pada segmen industri pertahanan dan power services.
Sementara itu, pada Desember 2021, GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pada pesawat Hercules C130 pertama milik Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia. Dari sisi pendapatan, segmen power services dan industri pertahanan berhasil mencatatkan peningkatan lebih dari 100 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Upaya pemulihan sangat ditopang dengan penetrasi pada sektor-sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi di antaranya power services, industri pertahanan, business and private jets, serta perawatan pesawat kargo. Catatan lainnya adalah GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat terutama dari pesawat kargo luar negeri,” ujar dia.
Advertisement
Visi Perseroan
GMF yang mencanangkan visi baru yakni menjadi perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pun turut mencatatkan perbaikan earnings before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang signifikan pada 2021.
"2021 adalah momentum pembenahan komprehensif untuk mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan,” jelasnya.
Di sisi lain, kembali menggeliatnya penerbangan sipil dunia juga membuka peluang bagi GMF untuk melakukan reaktivasi pada pesawat-pesawat yang berstatus grounded selama adanya pembatasan perjalanan.
Lalu, telah selesainya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) induk usaha, Garuda Indonesia, dan adanya komitmen Garuda Indonesia untuk merancang langkah bisnis perbaikan kinerja perlu didukung oleh GMF dengan menyiapkan armada-armada Garuda Indonesia agar dapat dioperasikan secara optimal kembali.
“Dengan bangkitnya industri penerbangan dan meningkatnya arus lalu lintas udara, GMF harus siap dengan peningkatan permintaan reaktivasi pesawat. Untuk saat ini, permintaan reaktivasi dari maskapai Garuda Indonesia Group, khususnya pesawat berbadan kecil menjadi prioritas kami dan telah memenuhi seluruh slot yang ada pada fasilitas hanggar kami,” tambah Andi.
Andi juga menyebutkan, penuhnya slot hanggar hingga akhir 2022 pun juga dikontribusikan oleh tingginya permintaan perawatan pesawat Boeing 747 yang mayoritas permintaannya datang dari customer internasional.