XL Axiata Serap Belanja Modal Rp 6,8 Triliun hingga Semester I 2022

XL Axiata (EXCL) masih fokus untuk meningkatkan bisnis layanan data, terutama untuk layanan konvergensi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Sep 2022, 17:38 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 17:38 WIB
XL Axiata
XL Axiata mengumumkan kerja sama bidang cloud dengan Google Cloud (Foto: XL Axiata)

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 6,88 triliun pada semester I 2022.

Sebelumnya, perusahaan telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9 triliun pada 2022. Anggaran capex tersebut relatif sama dengan 2021.

Sementara itu, Head External Communications XL Axiata Henry Wijayanto menuturkan, XL Axiata masih fokus untuk meningkatkan bisnis layanan data, terutama untuk layanan konvergensi.

"XL masih fokus untuk meningkatkan bisnis layanan data, terutama untuk layanan konvergensi ini,” kata Henry kepada awak media, Kamis (8/9/2022).

Selain itu, XL Axiata juga melakukan transformasi bisnis dalam upaya mendorong kinerja Perseroan.

“XL masih transformasi bisnis, proses digitalisasi, kemudian pengembangan pembangunan infrastruktur dilakukan. Jadi itu untuk mendorong kinerja perusahaan,” kata Henry.

Sejalan dengan Henry, Chief of Corporate Affairs Marwan O Baasir menuturkan, XL memiliki visi untuk mengarah ke layanan konvergensi.

“Saat ini kita visinya mau mengarah ke konvergensi, karena dengan aktivitas banyak di rumah, ini 50:50 hybrid. Berarti layanan bukan hanya di mobile, tapi juga di fisik, makanya larinya ke konvergensi,” kata Marwan.

Sebelumnya, perusahaan telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9 triliun pada 2022.

Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini melalui siaran persnya, Senin, 21 Februari 2022.

Anggaran capex tersebut relatif sama dengan 2021. Meskipun tahun lalu realisasi capex XL Axiata sedikit lebih besar hingga mencapai Rp 9,92 triliun.

"Kami telah membelanjakan capex yang lebih besar pada 2021 untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik. Fokus kami bukan untuk merespons persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami," kata Dian.

 

 

Anggaran Belanja Modal

XL Axiata
Ilustrasi XL Axiata (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Seperti halnya tahun lalu, anggaran capex pada 2022 pun akan digunakan untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan XL Axiata pada 2022.

Apalagi tahun ini ada sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia yang bisa dimanfaatkan perseroan untuk dapat meningkatkan performa ke depan. Peluang-peluang tersebut antara lain:

1. Pemulihan ekonomi, yang diprediksi akan bisa terlaksana seiring dengan prediksi akan meredanya Covid-19 pada tahun 2022, yang berarti pertumbuhan ekonomi siap untuk pulih lagi.

2. Cara kerja digital meningkat, termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat, akan menciptakan peningkatan permintaan jangka panjang struktural untuk data.

3. Potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband (FTTH) karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida.

4. Keberadaan Omnibus Law, di mana regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capex dan opex untuk perkembangan 5G serta manfaat lainnya.

"Kami melihat peluang pengembangan layanan konvergensi yang sangat luas di masa mendatang," kata dia.

 

Kinerja Semester I 2022

BTS 4G XL Axiata di Banggai, Sulawesi Tengah
Teknisi XL Axiata sedang melakukan pemeriksaan perangkat BTS 4G di atas tower yang berada di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Selatan, Rabu (24/8). Foto: Corcomm XL Axiata.

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, XL Axiata mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,07 triliun. Capaian itu naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 12,97 triliun.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban perseroan naik menjadi Rp 12,18 triliun dari Rp 11 triliun pada semester I 2021.

Rinciannya, beban penyusutan tercatat sebesar Rp 5,1 triliun, beban infrastruktur Rp 4,06 triliun, beban penjualan dan pemasaran Rp 1,38 triliun. Kemudian beban interkoneksi dan beban langsung langsung lainnya Rp 1,15 triliun, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, Rp 567,77 miliar.

Selanjutnya, beban umum dan administrasi Rp 178,55 miliar, kerugian selisih kurs sebesar Rp 5,81 miliar, dan beban lain-lain Rp 1,79 triliun. Seentara perseroan mencatatkan keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara sebesar Rp 207,58 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 29,93 miliar dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 1,95 miliar. Sementara biaya keuangan tercatat sebesar Rp 1,92 triliun.

 

Kinerja Perseroan

BTS 4G XL Axiata di Banggai, Sulawesi Tengah
Teknisi XL Axiata sedang melakukan pemeriksaan perangkat BTS 4G di atas tower yang berada di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Selatan, Rabu (24/8). Foto: Corpcomm XL Axiata. 

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode tahun berjalan sebesar Rp 617,01 miliar, turun 13,82 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 715,96 miliar.

Adapun laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 14,11 persen menjadi Rp 614 miliar pada semester I 2022 dari Rp 715,96 miliar pada semester I 2021. Dengan demikian laba bersih per saham dasar dan dilusian menjadi Rp 58 dibanding sebelumnya Rp 67.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 76,42 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 5,92 triliun dan aset tidak lancar Rp 70,5 triliun.

Liabilitas hingga Juni 2022 tercatat sebesar Rp 56,08 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 52,66 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 22,7 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 33,4 triliun.

Sementara ekuitas naik tipis menjadi Rp 20,34 triliun per Juni 2022 dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 20,09 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya