BNP Paribas Bidik Pertumbuhan Dana Kelolaan 10 Persen pada 2023

PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) dalam lima tahun targetkan dana kelolaan tumbuh 10 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Sep 2022, 17:53 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 17:53 WIB
Media Briefing Penandatanganan Kerja Sama Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM di Jakarta, Rabu (21/9/2022). (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Media Briefing Penandatanganan Kerja Sama Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM di Jakarta, Rabu (21/9/2022). (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) menargetkan dana kelolaan tumbuh 10 persen pada 2023. Angka itu tak ubah dari target pertumbuhan pada 2022. Hingga saat ini, BNP Paribas AM telah mengantongi dana kelolaan senilai Rp 32,5 triliun.

"Selama lima tahun terakhir, kami berusaha mencapai target pertumbuhan sekitar 10 persen. Jadi itu adalah target yang ingin kami capai,” kata Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management, Priyo Santoso di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Ke depan, Priyo mengatakan BNP Paribas akan fokus untuk mempromosikan produk terkait Environmental, Social and Governance (ESG). Dia menilai, sektor ini memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya, didorong perubahan iklim yang mendesak transisi ke energi terbarukan.

“Produk-produk yang bertema ESG dalam 3-4 tahun terakhir meningkat tinggi kalau dilihat dari pertumbuhan dana kelolaannya,” imbuh Priyo.

Sebagai gambaran, di BNP Paribas sendiri total dana kelolaan untuk produk bertema ESG hanya sekitar Rp 1 triliun pada 2020. Lalu pada 2021 naik signifikan mencapai Rp 5,2 triliun. Hingga paruh pertama tahun ini, total dana kelolaan reksa dana berbasis ESG sudah mencapai di kisaran Rp 5,5 triliun.

“Dari pertumbuhan itu, dapat dilihat bahwa sebetulnya minat investor pada produk berbasis ESG sangat besar. Jadi kami optimis ke depannya produk ESG ini merupakan produk yang jadi bintang, jadi fokus utama investor,” pungkas Priyo.

 

Gandeng BTPN

Layanan Digital Bank
Nasabah mengamati layanan digital Banking BTPN bernama Jenius di Jakarta, Jumat (26/1). Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, perbankan semakin gencar mengembangkan layanan berbasis digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menandatangani kerja sama dengan PT BNP Paribas Asset Management guna akomodasi tingginya minat investasi saat ini.

Head of Wealth Management Business Bank BTPN Helena menilai, investasi menjadi penting mengingat pasar saat ini yang masih volatil. Melalui kerja sama tersebut, Bank BTPN kini menyediakan pilihan investasi BNP Paribas Rupiah Plus untuk reksa dana pasar uang, BNP Paribas Prima II dan BNP Paribas Prima USD untuk reksa dana pendapatan tetap, dan BNP Paribas Pesona untuk reksa dana saham.

Sementara itu, bagi nasabah yang ingin masuk ke pasar saham global, Bank BTPN juga menyediakan reksa dana saham syariah berbasis efek luar negeri yaitu BNP Paribas Cakra Syariah USD yang fokus berinvestasi ke pasar saham di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang dan menerapkan proses pemilihan saham menggunakan filter ESG (Environment, Social, and Governance).

"Kami berharap, hadirnya produk investasi ini semakin melengkapi produk wealth management guna menyediakan kebutuhan investasi dalam segala kondisi, yang sejalan dengan visi dan komitmen perusahaan untuk senantiasa memberikan layanan menyeluruh kepada nasabah di seluruh Indonesia,” kata Helena dalam Media Briefing Penandatanganan Kerja Sama Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

 

Dibayangi Inflasi Tinggi

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Pejalan kaki melewati papan nama yang menawarkan uang tunai untuk barang berharga di luar toko gadai di Los Angeles, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM), Priyo Santoso menuturkan, perekonomian dunia mulai bangkit dari pandemi Covid-19 meski masih dihadapkan pada tingginya laju inflasi.

Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia selama 1- 2 tahun ke depan terus mengalami penurunan karena masih menghadapi tantangan kenaikan suku bunga hingga meroketnya harga komoditas seperti energi dan makanan yang berakibat tertekannya daya beli konsumen.

Oleh karena itu, masyarakat dunia, baik di negara maju maupun berkembang perlu bersiap menghadapi tantangan tersebut.

"Meskipun volatilitas pasar global saat ini tinggi, kondisi ekonomi Indonesia tampak lebih tangguh. Baik pasar modal, hingga, mata uang Rupiah cukup bertahan bahkan cenderung menguat di tengah sentimen global yang sedang terjadi,” ujar Priyo.

BNP Paribas AM Genjot Investasi Berkelanjutan hingga Inklusif

Konferensi pers PT BNP Paribas Asset Management, Selasa (27/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Konferensi pers PT BNP Paribas Asset Management, Selasa (27/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) menilai tren investasi berkelanjutan yang menerapkan prinsip environmental, social & governance (ESG) di Indonesia akan terus meningkat dan semakin relevan dengan kondisi saat ini.

Hal itu sejalan dengan fokus pemerintah baik dalam mengatasi isu perubahan iklim. Sekaligus dalam upaya mendorong sektor jasa keuangan menuju pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, sebagaimana yang disuarakan oleh perwakilan pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 meeting.

Sebagai pionir dalam investasi ESG, PT BNP Paribas AM di usianya yang ke-30, berkomitmen kuat untuk turut dalam mengembangkan solusi investasi berkelanjutan.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini, yang menjadi fokus kami adalah untuk invest responsibly, bagaimana agar produk-produk yang kami tawarkan ke investor bisa bertanggung jawab secara jangka panjang. Misalnya lewat investasi ESG yang sudah kami terapkan di reksa dana kami sejak tahun 2016.” ujar Presiden Direktur PT BNP Paribas AM, Priyo Santoso saat perayaan 30th Anniversary PT BNP Paribas AM, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (28/6/2022).

Investasi berkelanjutan sendiri sudah menjadi tren investasi di dunia. Hal ini terlihat dari data yang dilaporkan oleh Global Sustainable Investment Review, yang terdapat peningkatan total dana kelolaan investasi berkelanjutan sebesar 55 persen pada periode 2016-2020 menjadi sebesar USD 35,3 triliun.

Survei BNP Paribas

Perayaan 30th Anniversary PT BNP Paribas Asset Management, Selasa (28/6/2022) (Foto: BNP Paribas Asset Management)
Perayaan 30th Anniversary PT BNP Paribas Asset Management, Selasa (28/6/2022) (Foto: BNP Paribas Asset Management)

Survei yang dilakukan oleh BNP Paribas Asset Management Global & Greenwich Associates pada Juni 2020 menunjukkan 81 persen dari responden telah menerapkan investasi berbasis ESG dan 16 persen berencana untuk melakukan hal yang sama.

79 persen  dari responden juga percaya bahwa pertimbangan sosial dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja investasi jangka panjang serta terhadap pengelolaan risiko.

"Kami merasa bangga karena momentum 30 tahun keberadaan kami di Indonesia juga bertepatan dengan fokus pemerintah di Presidensi G20 meeting untuk menuju ekonomi rendah karbon dan keuangan berkelanjutan. Hal ini juga memotivasi kami untuk terus mempromosikan peran penting dari investasi berkelanjutan dan mengakselerasi implementasinya kepada investor,” lanjut Priyo.

Saat ini PT BNP Paribas AM memiliki tiga reksa dana dengan tema ESG. Yaitu reksa dana indeks BNP Paribas SRI-KEHATI, reksa dana Syariah BNP Paribas Cakra Syariah USD dan reksa dana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD.

Hingga Mei 2022, dana kelolaan reksa dana dengan tema ESG di PT BNP Paribas AM telah mencapai Rp 5,5 triliun atau naik hampir 5 kali lipat dibandingkan 2019 lalu yang hanya sekitar Rp 1 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya