Neraca Perdagangan Surplus pada September 2022, Koreksi IHSG Terpangkas

IHSG melemah 0,40 persen ke posisi 6.787,20 hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 17 Oktober 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Okt 2022, 16:08 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2022, 13:24 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin (17/10/2022). Namun, koreksi IHSG jadi terbatas di tengah rilis sentimen neraca perdagangan September 2022.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,40 persen ke posisi 6.787,20 hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin pekan ini. Indeks LQ45 naik tipis 0,02 persen ke posisi 966,92. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.815,09 dan terendah 6.747,38. Sebanyak 441 saham melemah sehingga menekan IHSG. 104 saham menguat dan 130 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 719.751 kali dengan volume perdagangan 16,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.471.

Secara sektoral, mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth naik 0,32 persen. Indeks sektor saham IDXtransportasi merosot 2,08 persen dan pimpin koreksi. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry susut 1,67 persen, indeks sektor saham IDXproperty melemah 1,48 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXfinance terpangkas 1,25 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 1,17 persen, indeks sektor saham IDXtechno susut 1,13 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXenergy merosot 1,15 persen, indeks sektor saham IDXbasic turun 0,40 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal melemah 0,34 persen.

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan awal pekan ini. Indeks Hang Seng turun 0,45 persen, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,34 persen, indeks Thailand menanjak 0,02 persen dan indeks Shanghai bertambah 0,22 persen.

Sementara itu, indeks Jepang Nikkei terpangkas 1,16 persen, indeks Singapura melemah 0,77 persen dan indeks Taiwan susut 1,23 persen.

Top Gainers-Losers pada 17 Oktober 2022

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham RANC melonjak 21,81 persen

-Saham LIFE melonjak 11,21 persen

-Saham INPP melonjak 9,29 persen

-Saham MARI melonjak 9,01 persen

-Saham ROCK melonjak 8,08 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham AMMS tergelincir 9,3 persen

-Saham FILM tergelincir 6,99 persen

-Saham ARTA tergelincir 6,97 persen

-Saham VICO tergelincir 6,94 persen

-Saham BANK tergelincir 6,93 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BUMI senilai Rp 565,6 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 292,2 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 240,3 miliar

-Saham TCPI senilai Rp 219,5 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham SICO tercatat 69.836 kali

-Saham BUMI tercatat 26.633 kali

-Saham GOTO tercatat 18.708 kali

-Saham WIFI tercatat 15.602 kali

-Saham LEAD tercatat 13.849 kali

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 4,99 Miliar pada September 2022

Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus sebesar US$2,89 miliar pada Maret 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia September 2022 mengalami surplus USD 4,99 miliar.

Surplus neraca perdagangan terutama berasal dari sektor nonmigas senilai USD 7,09 miliar, tetapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD 2,10 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (17/10/2022), menjelaskan jika nilai ekspor Indonesia September 2022 mencapai USD 24,80 miliar atau turun 10,99 persen dibanding ekspor Agustus 2022. Dibanding September 2021, nilai ekspor September 2022 naik sebesar 20,28 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2022 mencapai USD 219,35 miliar, naik 33,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai USD 207,19 miliar, naik 33,21 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2022 terhadap Agustus 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 1.425,4 juta (31,91 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar USD 238,1 juta (29,07 persen).

 

Berdasarkan Sektor

Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2022 naik 22,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 15,37 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 91,98 persen.

Sedangkan nilai impor Indonesia September 2022 mencapai USD 19,81 miliar, turun 10,58 persen dibanding Agustus 2022 atau naik 22,01 persen dibanding September 2021.

Impor migas September 2022 senilai USD 3,43 miliar, turun 7,44 persen dibanding Agustus 2022 atau naik 83,53 persen dibanding September 2021.

Impor nonmigas September 2022 senilai USD 16,38 miliar, turun 11,21 persen dibanding Agustus 2022 atau naik 14,02 persen dibanding September 2021.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar September 2022 dibanding Agustus 2022 adalah besi dan baja senilai USD 342,2 juta (25,57 persen).

Sedangkan peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata senilai US$182,5 juta (50,37 persen).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya