IPO, Personel Alih Daya Lepas 900 Juta Saham

PT Personel Alih Daya Tbk menerbitkan 900 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham dalam rangka IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Nov 2022, 15:15 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2022, 15:15 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Personel Alih Daya Tbk, perusahaan bergerak di bidang penyedia jasa teknikal dan pemeliharaan peralatan telekomunikasi akan menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus perseroan dalam laman e-ipo, Rabu (16/11/2022), PT Personel Alih Daya Tbk menerbitkan 900 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham dalam rangka IPO. Jumlah saham yang ditawarkan tersebut 28,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

Perseroan menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp 100-Rp 120 per saham. Dengan demikian, raihan dana yang akan diraup dari IPO maksimal Rp 108 miliar.

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar 11,33 persen untuk lini bisnis jasa teknikal yang digunakan untuk keperluan pembelian alat bantu teknikal. Kemudian sekitar 6,08 persen akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi informasi (TI) untuk mendukung seluruh lini bisnis jasa perseroan antara lain server, pengembangan aplikasi HRIS, aplikasi rekrutmen dan on demand services.

Selanjutnya sekitar 7,32 persen untuk lini bisnis jasa perkantoran untuk pembelian peralatan. Sekitar 5,98 persen untuk lini bisnis customer care center yang dalam hal ini untuk pembelian infrastruktur call center.

Lalu sekitar 3,83 persen akan dialokasikan pada lini bisnis pelatihan yang berlokasi di kantor perseroan. Kemudian sekitar 2,2 persen untuk pembaharuan IT, dan sisanya sekitar 63,26 persen untuk keperluan modal kerja perseroan.

 

 

Kinerja Keuangan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk UOB Kay Hian sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Hingga 30 April 2022 (diaudit), perseroan mencatat pendapatan bersih Rp 230,77 miliar. Pendapatan tersebut turun 9,73 persen dari periode sama tahun sebelumnya (tidak diaudit) sebesar Rp 255,66 miliar. Perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,18 miliar hingga April 2022 atau naik 322,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 280,5 juta.

Perseroan membukukan ekuitas Rp 49,137 miliar hingga April 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 49,133 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp 171,51 miliar hingga April 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 150,36 miliar. Perseroan membukukan aset Rp 220,64 miliar hingga April 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 199,49 miliar. Perseroan catat kas dan setara Rp 26,5 miliar.

Kebijakan Dividen dan Jadwal IPO

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk kebijakan dividen, perseroan berencana bayar dividen tunai kepada pemegang saham sekali dalam setahun. Besarnya dividen yang akan dibagikan dikaitkan dengan keuntungan perseroan dan tidak abaikan tingkat kesehatan keuangan perseroan.

Mulai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2022, perseroan akan membagikan dividen tunai secara kas maksimal 35 persen dari laba bersih perseroan. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbuka.

Adapun pemegang saham setelah IPO antara lain Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk sebesar 59,86 persen, Sigit Kuntjahjo sebesar 11,57 persen dan masyarakat sebesar 28,57 persen.

Untuk jadwal IPO:

-Masa penawaran awal pada 16-21 November 2022

-Tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 November 2022

-Masa penawaran umum pada 1-6 Desember 2022

-Tanggal penjatahan pada 6 Desember 2022

-Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 6 Desember 2022

-Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Desember 2022

 

 

BEI Kantongi 45 Perusahaan yang Proses IPO

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penggalangan dana di pasar modal melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) mencapai Rp 22 triliun.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebutkan, total dana dihimpun itu berasal dari 44 emiten baru yang tercatat di BEI sepanjang 2022.

"Dari sisi supply atau IPO perusahaan, sepanjang 2022 terdapat 44 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan nilai fundraising mencapai Rp 22 triliun. Hal ini menghantarkan BEI mencapai pencatatan sebanyak 810 perusahaan tercatat,” beber Iman dalam TICMI Capital Market Conference 2022, Senin (31/10/2022).

Tren pencatatan ini juga diharapkan berlanjut sampai akhir tahun karena masih ada 45 calon emiten yang tengah berada pada pipeline IPO Bursa. Keyakinan ini merujuk pada kondisi pasar modal Indonesia yang masih terpantau stabil kendari berada di tengah pasar yang dinamis. Hingga akhir minggu lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada level 7.017,77 atau tumbuh 6,63 persen ytd.

Diikuti nilai kapitalisasi pasar yang tumbuh 12,8 persen ytd mencapai Rp 9.315 triliun. Jika dibandingkan dengan Bursa global lainnya yang memiliki kapitalisasi pasar yang memiliki lebih dari USD 100 miliar, kinerja indeks global Indonesia berada pada posisi ke lima di dunia setelah pasar saham Turki, Chili, Qatar dan Brazil.

"Hal ini menjadi cerminan keyakinan investasi dari pelaku pasar dan kami di BEI meyakini hal ini merupakan hasil kerja sama seluruh stakeholder dalam membangun pasar modal Indonesia,” kata Iman.

Pertumbuhan IHSG turut ditopang dengan likuiditas perdagangan yang terjaga dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 15,2 triliun atau tumbuh 13 persen ytd. Begitu pula frekuensi transaksi harian yang mencapai lebih dari 1,3 juta dan volume transaksi 24,4 miliar saham per hari atau masing -masing tumbuh 4,6 dan 18,1 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya