IHSG Bakal Sentuh 7.880 pada 2023, Saham Ini Dapat Jadi Bekal Investasi

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama menargetkan IHSG akan bisa bertengger pada posisi 7.880.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Jan 2023, 10:46 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2023, 10:46 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat hingga tembus di atas 7.000-an pada 2023.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama menargetkan IHSG akan bisa bertengger pada posisi 7.880.

"Target IHSG di 2023 adalah di 7.880,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (1/1/2023).

Keyakinan itu merujuk pada tren pertumbuhan ekonomi Indonesia meski dibayangi potensi resesi dan inflasi global. Bersamaan dengan itu, pada 2023, Nafan jagokan dua sektor, yakni perbankan dan konsumer non siklikal. Dari perbankan, Nafan menilai tingkat pertumbuhan kredit berada dalam tren naik.

Sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia dan tingkat konsumsi masyarakat yang masih terjaga, sehingga mendorong permintaan kredit.

"Sejauh ini pertumbuhan kredit perbankan mencapai double digit, mestinya bisa berikan potensi meningkatkan net interest margin (nim) perbankan. Tapi sebenarnya kinerja perbankan indonesia juga didukung dengan likuiditas yang positif. Sementara itu tingkat LDR yang rendah bisa dukung pertumbuhan kredit ke depan,” ujar Nafan.

Terjaganya daya beli masyarakat usai pelonggaran PPKM juga menjadi sentimen positif untuk sektor konsumen non siklikal. Bersamaan dengan itu, resesi global mengakibatkan harga komoditas terkoreksi. Situasi ini diharapkan dapat menekan biaya produksi atau bahan baku emiten konsumer non siklikal, sehingga ada potensi peningkatan signifikan pada laba perusahaan.

"Resesi membuat harga komoditas alami tren penurunan. Tapi ini berikan benefit untuk konsumer non siklikal. Harga komoditas turun, bahan baku jadi makin terjangkau. Otomatis bisa menjaga atau tingkatkan profit margin dari emiten,” imbuh dia.

Di sisi lain, pemerintah juga disebut andil mempertahankan daya beli masyarakat tahun depan melalui kenaikan UMP. Menariknya, pada 2023 juga merupakan tahun pemilu. Secara historis, tahun pemilu berdampak pada sektor konsumer berkaitan dengan belanja kampanye. Sehingga sektor saham ini menjadi sangat menarik untuk dicermati pada 2023.

"Adapun saham-SAHAM pilihan research analyst kami adalah BBRI, BMRI, BTPS, BNGA, ITMG, INDF, ICBP, MYOR,” sebut Nafan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penutupan IHSG pada 30 Desember 2022

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan terakhir 2022, Jumat (30/12/2022). Koreksi IHSG ini juga terjadi di tengah pemerintah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,14 persen ke posisi 6.850,61. Indeks LQ45 merosot 0,29 persen ke posisi 937,17. Sebagian besar indeks acuan melemah. Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.888,73 dan terendah 6.838,58.

Sebanyak 224 saham menguat dan 287 saham melemah. 197 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 950.384 kali dan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.645.

Mayoritas indeks sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Sektor saham energi melemah 0,17 persen, sektor saham basic turun 0,64 persen, sektor saham industri tergelincir 0,13 persen, sektor saham teknologi dan sektor saham nonsiklikal masing-masing terpangkas 0,89 persen.

Mengutip kanal News Liputan6.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Indonesia. Menurutnya, ini dilakukan setelah melalui kajian dalam waktu cukup panjang.

Jokowi menyampaikan, tingkat kasus di Indonesia telah masuk pada kategori yang rendah. Sehingga, keputusan untuk mencabut PPKM adalah hal yang tepat.

"Kita ini mengkaji sudah lebih dari 10 bulan, dan lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka yang ada, maka pada hari ini pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dan Instruksi mendagri Nomor 50 dan 51 tahun 2022,"kata dia dalam konferensi pers, Jumat, 30 Desember 2022.

"Jadi tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat," ia menambahkan.


Top Gainers-Losers pada 30 Desember 2022

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BCIC melambung 34,88 persen

-Saham SINI melambung 24,86 persen

-Saham TFAS melambung 24,50 persen

-Saham CLAY melambung 24,14 persen

-Saham RELI melambung 22,73 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham ISAP merosot 10 persen

-Saham KIOS merosot 6,91 persen

-Saham PLAN merosot 6,90 persen

-Saham OMRE merosot 6,90 persen

-Saham BSBK merosot 6,88 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham NZIA tercatat 31.117 kali

-Saham GOTO tercatat 28.553 kali

-Saham BCAP tercatat 24.643 kali

-Saham PADA tercatat 23.644 kali

-Saham BSBK tercatat 23.640 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 897,9 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 383,4 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 376.4 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 300,4 miliar

-Saham GOTO senilai Rp 260,7 miliar


Bursa Saham Asia pada 30 Desember 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan terakhir 2022 setelah wall street menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,52 persen.

Di China, indeks Shanghai naik 0,6 persen ke posisi 3.092,6. Indeks Shenzhen mendaki 0,27 persen ke posisi 11.025,28. Indeks ASX 200 menguat 0,26 persen ke posisi 7.038,7. Di Jepang, indeks Nikkei 225 mendatar di posisi 26.094,5. Yen Jepang menguat ke posisi 132,42 terhadap dolar AS.

Bursa saham Korea Selatan libur tahun baru dan dijadwalkan buka perdagangan pada 2 Januari 2022, dan dua jam lebih lambat dari pembukaan perdagangan.

Adapun di Amerika Serikat, pengajuan pengangguran meningkat pekan lalu, berdasarkan data Departeman Tenaga Kerja. Rata-rata indeks acuan di wall street masih menuju tahun terburuk sejak 2008.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya