Tanggapan Summarecon Terkait Rencana Proyek Perumahan di IKN

Ada beberapa investor yang akan mendirikan kawasan perumahan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jan 2023, 16:14 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2023, 16:14 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otorita IKN Nusantara (OIKN) menyatakan, ada sejumlah investor yang akan mendirikan kawasan perumahan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Investor tersebut baik dari dalam negeri dan luar negeri yang siap membangun kawasan perumahan. Mengutip Antara, tiga investor itu terdiri dari dua perusahaan lokal dan satu asing antara lain PT Summarecon Agung Tbk, konsorsium lokal CCFG Corp-PT Risjadson Brunsfield Nusantara (CCFG-RBN) dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC).

Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi menuturkan, saat ini perseroan masih tahap diskusi mengenai proyek di IKN.

“Saat ini kami masih dalam tahap diskusi dengan Kementerian PUPR, OIKN dan Kementerian Keuangan terkait proyek tersebut,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Minggu (8/1/2023).

Sebelumnya, Kepala Otorita IKN Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengatakan, terdapat tiga investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang siap membangun kawasan perumahan, termasuk hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di IKN Nusantara.

"Dari 59 LOI (Letter of Intent) sudah ada tiga yang kita proses maju dan ini akan diumumkan," tutur Bambang dikutip dari Antara, Selasa, 3 Januari 2023.

Ketiga investor tersebut terdiri dari dua perusahaan lokal dan satu asing yakni PT Summarecon Agung, konsorsium lokal CCFG Corp - PT Risjadson Brunsfield Nusantara (CCFG-RBN) dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC).

Ketiga perusahaan tersebut sudah mendapatkan Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) atau Letter to Proceed (LTP) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Jumlah investor juga akan bertambah, menurut dia, mengingat saat ini sudah ada 59 pelaku usaha yang sudah mengajukan LOI untuk menanamkan modal di IKN.

 

 

Skema

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun kemitraan pembangunan di IKN Nusantara menggunakan skema KPBU atau public private partnership.

Menurut Bambang Susantono, perumahan termasuk dalam skala prioritas dalam tahapan pembangunan di IKN Nusantara, diikuti dengan penyediaan air minum, instalasi listrik, telekomunikasi, pengolahan limbah dan transportasi.

"Berikutnya yang high priority ada sekolah, rumah sakit, lifestyle facilities, olahraga, kemudian taman-taman. Mal untuk pekerja mencari leisure'hiburan," kata Bambang.

Sejauh ini, lanjutnya, proyek IKN Nusantara telah menarik nilai investasi mencapai Rp 41 triliun.

Kinerja Semester I 2023

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan kinerja positif sepanjang semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (7/8/2022), PT Summarecon Agung Tbk meraup pendapatan bersih Rp 2,72 triliun pada semester I 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 10,99 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,45 triliun.

Beban pokok penjualan dan beban langsung naik 0,31 persen menjadi Rp 1,276 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,272 triliun.

Dengan demikian laba kotor tercatat Rp 1,45 triliun selama enam bulan pertama 2022. Laba kotor perseroan bertambah 22,45 persen dari enam bulan pertama 2021 sebesar Rp 1,18 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dari Rp 126,85 miliar pada 30 Juni 2021 menjadi Rp 137,08 miliar pada 30 Juni 2022. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 417,77 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 351,28 miliar. Perseroan mencatat penghasilan operasi lain Rp 9,37 miliar pada semester I 2022 dari semester I 2021 sebesar Rp 2,44 miliar.

Laba usaha perseroan tercatat Rp 906,67 miliar hingga semester I 2022. Dengan demikian, laba usaha perseroan tumbuh 27,59 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 710,58 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, PT Summarecon Agung Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 134,5 persen menjadi Rp 254,60 miliar hingga Juni 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, Summarecon Agung raih laba Rp 108,54 miliar.

 

 

 

Aset

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan mencatat laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,42 hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,52.

Total ekuitas tercatat Rp 11,32 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 11,23 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 15,90 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 14,81 triliun.

Perseroan kantongi aset Rp 27,23 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 26,04 triliun.  Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,24 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,77 triliun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 Agustus 2022, saham SMRA stagnan di posisi Rp 620 per saham. Saham SMRA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 625 per saham.

Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 630 dan terendah Rp 610 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.698 kali dengan volume perdagangan 241.877 saham. Nilai transaksi Rp 15 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya