Liputan6.com, Jakarta - PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.984.000.000 atau 1,98 miliar saham baru.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1/2023), Batavia Prosperindo Trans menerbitkan 1,98 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya 56,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Baca Juga
Adapun, harga pelaksanaan Rp 100 setiap saham. Dengan demikian, Batavia Prosperindo Trans akan meraih dana segar sebanyak Rp 198,4 miliar.
Advertisement
Kemudian, setiap pemegang 25 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) Perseroan pada 24 Januari 2023 pukul 16.15 WIB berhak atas 32 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 100 setiap saham.
Penggunaan dana rights issue sebesar Rp 76 miliar akan digunakan untuk pelunasan atas pokok hutang pembiayaan kepada PT Woori Finance Indonesia Tbk. Selain itu, sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan pengeluaran modal (capital expenditure/capex).
Jadwal
Tanggal Efektif: 11 Januari 2023.
Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD: 24 Januari 2023 Waktu 16:15
Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi:19 Januari 2023
Tanggal Ex HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 20 Januari 2023
Tanggal Cum HMETD di Pasar Tunai: 24 Januari 2023
Tanggal Ex HMETD di Pasar Tunai: 25 Januari 2023
Tanggal Distribusi HMETD: 25 Januari 2023
Tanggal Pencatatan Efek di BEI: 26 Januari 2023
Periode Perdagangan HMETD: 26 Januari 2023-1 Februari 2023
Periode Pelaksanaan HMETD: 26 Januari 2023-1 Februari 2023
Periode Penyerahan Efek: 30 Januari 2023-3 Februari 2023
Tanggal Akhir Pembayaran Pesanan Efek Tambahan: 3 Februari 2023
Tanggal Penjatahan: 6 Februari 2023
Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan: 8 Februari 2023
OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.
"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).
Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.
"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.
Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 226 triliun hingga akhir November 2022.
"Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini Rp 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa, 6 Desember 2022.
Advertisement
BEI Sebut Jumlah 2022 Tertinggi Sejak 1992
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, jumlah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2022 tertinggi sejak 1992.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, perusahaan tercatat sepanjang 2022 merupakan jumlah IPO tertinggi di BEI sejak 1992, dan merupakan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN dalam lima tahun terakhir.
"59 perusahaan tercatat sepanjang 2022 atau merupakan jumlah IPO tertinggi sejak swastanisasi BEI di tahun 1992," kata Iman dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia, Jumat (30/12/2022).
BEI juga menyampaikan, sepanjang tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak di zona positif. Berdasarkan data BEI, secara year to date (ytd), IHSG tumbuh 4,09 persen ke posisi 6.850,62 pada penutupan perdagangan 30 Desember 2022.
Iman menuturkan, pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat lebih dari 15 persen atau atau setara dengan USD 600 miliar.
Selanjutnya
"Keyakinan investasi juga masih terjaga, tercermin dari aktivitas perdagangan sepanjang tahun ini, khususnya nilai transaksi perdagangan yang bertumbuh sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya," kata Iman.
Iman menuturkan, pertumbuhan pesat ini tak terlepas dari kebijakan tepat yang diambil pemerintah Indonesia, Bank Indonesia (BI), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meredam dampak ketidakstabilan global.
"Dapat kita ikuti, diantara bursa Asean dan beberapa global, kita masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi nilai kapitalisasi pasar, rerata nilai transkasi harian serta pencatatan saham," kata dia.
Dia menyebutkan, pihaknya optimistis terkait perusahaan yang melakukan IPO pada 2022. Ia juga mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun stakeholder pasar modal yang telah membantu bursa untuk memfasilitasi 59 perusahaan tercatat sepanjang 2022.
Advertisement