Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten melakukan pemecahan nilai nominal atau stock split saham yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)
Menurut analis, stock split merupakan aksi korporasi yang dinilai dapat memberikan sentimen positif terhadap sahamnya. Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM melihat secara sektor baik perbankan maupun ritel masih memiliki prospek cerah pada 2023.
Baca Juga
"Secara sektor baik perbankan dan ritel memiliki prospek yang baik tahun ini," kata Roger saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (25/2/2023).Â
Advertisement
Bagi investor, Roger merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 12.300 per saham dan overweight untuk sektor perbankan.
Roger tidak memiliki rekomendasi untuk saham MIDI. Namun, secara umum sektor ritel diuntungkan dengan pulihnya mobilitas masyarakat setelah masa PPKM berakhir.Â
Roger memiliki strategi dalam mencermatistock split yang perlu diperhatikan antara lain, pergerakan saham menjelang stock split, kinerja dari emiten, sentimen sektor saat ini yang terkait dengan emiten tersebut.
"Biasanya investor mulai mengakumulasi menjelang tanggal stock split. Sehingga bisa memperoleh kesempatan untung pada saat harga baru mulai diperdagangkan," kata dia.
Sementara untuk saham kapitalisasi besar, Roger merekomendasikan hold, karena saham tersebut dinilai memiliki kinerja yang stabil.
Â
Â
Rekomendasi Saham MIDI dan BMRI
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, MIDI termasuk emiten ritel dengan pertumbuhan yang tinggi, baik dari pendapatan maupun laba bersih.Â
Selain stock split untuk meningkatkan likuiditas sahamnya, MIDI juga akan melakukan right issue untuk menambah modal kerja ekspansi gerai Alfamidi, sehingga prospeknya masih positif dalam jangka panjang.
"MIDI juga akan lebih diuntungkan di tahun ini karena inflasi dan harga BBM yang turun dari tahun lalu, serta daya beli masyarakat meningkat," kata Jono.
Jono pun merekomendasikan saham MIDI ketika terkoreksi di level Rp 4.000 per saham untuk dicermati oleh para investor. Tak hanya itu, untuk BMRI yang juga akan melakukan stock split, memiliki kinerja yang lebih unggul di antara Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), seperti BBNI dan BBRI dari segi pertumbuhan kredit, DPK, efisiensi operasional dan kualitas kredit.Â
"Kinerja BMRI ditopang dari segmen korporasi dan komersial, di mana tahun ini seharusnya para pelaku bisnis akan lebih ekspansif," kata Jono.
Bagi investor, Jono merekomendasikan beli saat koreksi di level support Rp 9.700-Rp 9.800 per saham dengan target harga Rp 10.500 per saham.
Â
Advertisement
Stock Split Bikin Saham Jadi Terjangkau
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menuturkan, dengan adanya stock split akan membuat saham emiten tersebut menjadi semakin likuid dan terjangkau di seluruh kalangan investor. Sehingga, biasanya saham akan naik setelah melakukan stock split.
Selain itu, Cheril bilang, untuk BMRI terbilang menarik karena akan membagikan dividen jumbo seiring dengan komitmennya dengan dividen payout ratio yang tinggi di 45-60 persen dan laba bersih yang naik secara signifikan dari tahun lalu serta prospek pertumbuhan kredit yang berlanjut. Akan tetapi, untuk MIDI yang akan melakukan right issue sehingga masih perlu wait and see terlebih dahulu.
"Kalau MIDI akan melakukan right issue sehingga masih perlu wait and see dulu," kata Cheril.
Bagi investor, Cheril merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 10.500 per saham dan hold saham MIDI Rp 4.400 per saham.
Secara valuasi kedua saham tersebut dinilai tidak mahal, setidaknya lebih murah daripada peers-nya. Tujuan stock split ini lebih ke peningkatan likuiditas.
"Umumnya harga saham setelah stock split akan naik, tapi mereka juga ada aksi korporasi jadi tidak bisa dilihat dari sudut pandang stock split-nya saja," tandasnya.
Â