Bank Mandiri hingga Midi Utama Indonesia Bakal Stock Split, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan melakukan stock split atau pemecahan nilai nominal saham. Analis menilai, stock split akan membuat harga saham jadi terjangkau dan likuid.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Feb 2023, 12:25 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2023, 12:25 WIB
Midi Utama Indonesia dan Bank Mandiri Bakal Stock Split
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI akan melakukan stock split atau pemecahan nilai nominal saham.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten melakukan pemecahan nilai nominal atau stock split saham yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)

Menurut analis, stock split merupakan aksi korporasi yang dinilai dapat memberikan sentimen positif terhadap sahamnya.  Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM melihat secara sektor baik perbankan maupun ritel masih memiliki prospek cerah pada 2023.

"Secara sektor baik perbankan dan ritel memiliki prospek yang baik tahun ini," kata Roger saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (25/2/2023). 

Bagi investor, Roger merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 12.300 per saham dan overweight untuk sektor perbankan.

Roger tidak memiliki rekomendasi untuk saham MIDI. Namun, secara umum sektor ritel diuntungkan dengan pulihnya mobilitas masyarakat setelah masa PPKM berakhir. 

Roger memiliki strategi dalam mencermatistock split yang perlu diperhatikan antara lain, pergerakan saham menjelang stock split, kinerja dari emiten, sentimen sektor saat ini yang terkait dengan emiten tersebut.

"Biasanya investor mulai mengakumulasi menjelang tanggal stock split. Sehingga bisa memperoleh kesempatan untung pada saat harga baru mulai diperdagangkan," kata dia.

Sementara untuk saham kapitalisasi besar, Roger merekomendasikan hold, karena saham tersebut dinilai memiliki kinerja yang stabil.

 

 

Rekomendasi Saham MIDI dan BMRI

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, MIDI termasuk emiten ritel dengan pertumbuhan yang tinggi, baik dari pendapatan maupun laba bersih. 

Selain stock split untuk meningkatkan likuiditas sahamnya, MIDI juga akan melakukan right issue untuk menambah modal kerja ekspansi gerai Alfamidi, sehingga prospeknya masih positif dalam jangka panjang.

"MIDI juga akan lebih diuntungkan di tahun ini karena inflasi dan harga BBM yang turun dari tahun lalu, serta daya beli masyarakat meningkat," kata Jono.

Jono pun merekomendasikan saham MIDI ketika terkoreksi di level Rp 4.000 per saham untuk dicermati oleh para investor. Tak hanya itu, untuk BMRI yang juga akan melakukan stock split, memiliki kinerja yang lebih unggul di antara Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), seperti BBNI dan BBRI dari segi pertumbuhan kredit, DPK, efisiensi operasional dan kualitas kredit. 

"Kinerja BMRI ditopang dari segmen korporasi dan komersial, di mana tahun ini seharusnya para pelaku bisnis akan lebih ekspansif," kata Jono.

Bagi investor, Jono merekomendasikan beli saat koreksi di level support Rp 9.700-Rp 9.800 per saham dengan target harga Rp 10.500 per saham.

 

Stock Split Bikin Saham Jadi Terjangkau

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menuturkan, dengan adanya stock split akan membuat saham emiten tersebut menjadi semakin likuid dan terjangkau di seluruh kalangan investor. Sehingga, biasanya saham akan naik setelah melakukan stock split.

Selain itu, Cheril bilang, untuk BMRI terbilang menarik karena akan membagikan dividen jumbo seiring dengan komitmennya dengan dividen payout ratio yang tinggi di 45-60 persen dan laba bersih yang naik secara signifikan dari tahun lalu serta prospek pertumbuhan kredit yang berlanjut. Akan tetapi, untuk MIDI yang akan melakukan right issue sehingga masih perlu wait and see terlebih dahulu.

"Kalau MIDI akan melakukan right issue sehingga masih perlu wait and see dulu," kata Cheril.

Bagi investor, Cheril merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 10.500 per saham dan hold saham MIDI Rp 4.400 per saham.

Secara valuasi kedua saham tersebut dinilai tidak mahal, setidaknya lebih murah daripada peers-nya. Tujuan stock split ini lebih ke peningkatan likuiditas.

"Umumnya harga saham setelah stock split akan naik, tapi mereka juga ada aksi korporasi jadi tidak bisa dilihat dari sudut pandang stock split-nya saja," tandasnya.

 

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya