Investor Hong Kong Equity Global Tambah Kepemilikan 13,92 Persen Saham BGTG

Equity Global International Limited (EGIL) asal Hong Kong rogoh Rp 210,06 miliar untuk menambah kepemilikan saham Bank Ganesha (BGTG)..

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2023, 08:19 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2023, 08:19 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
PT Bank Ganesha Tbk menyampaikan kalau Equity Global International Limited (EGIL) membeli saham perseroan melakukan transaksi di BEI pada 3,5, dan 7 Juli 2023 (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham pengendali PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) yakni Equity Global International Limited (EGIL) asal Hong Kong menambah kepemilikan saham BGTG.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (14/7/2023), PT Bank Ganesha Tbk menyampaikan kalau EGIL membeli saham perseroan melakukan transaksi di BEI pada 3,5, dan 7 Juli 2023 sebesar 3.336.363.400 saham atau 3,33 miliar saham. Jumlah saham yang dibeli itu setara 13,92 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

“Dengan demikian meningkatkan kepemilikan saham secara langsung dalam perseroan,” tulis Presiden Direktur PT Bank Ganesha Tbk, Lenny Sugihat dalam keterbukaan informasi BEI.

Berikut rincian pembelian saham BGTG oleh EGIL:

1.EGIL beli saham BGTG sebesar 1,194 miliar saham dengan harga Rp 62 pada 3 Juli 2023.

2.EGIL beli saham BGTG sebesar 1,193 miliar saham dengan harga Rp 62 pada 5 Juli 2023.

3.EGIL beli saham BGTG sebesar 949.363.400 atau 949,36 juta saham dengan harga Rp 66 pada 7 Juli 2023.

Dengan demikian, transaksi pembelian saham BGTG sekitar Rp 210,06 miliar.Sebelum transaksi tersebut, EGIL memiliki 10,01 persen atau 2,4 miliar saham BGTG.

Perseroan menyatakan, penambahan kepemilikan saham BGTG secara langsung oleh EGIL tidak mengubah status pengendalian perseroan yang sebelum transaksi EGIL telah menjadi pengendali saham pengendali terakhir (PSPT).

“Penambahan kepemilikan saham perseroan oleh EGIL tidak memiliki dampak pada kondisi keuangan perseroan dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis Lenny.

Sementara itu, Direktur Equity Global International Limited menuturkan, pembelian saham tersebut dicatat sebagai kepemilikan langsung oleh EGIL disamping kepemilikan secara tidak langsung atas saham BGTG yang telah dimiliki melalui PT Equity Development Investment Tbk.

Sebelumnya pemegang saham Bank Ganesha berdasarkan data BEI, PT Equity Development Investment Tbk sebesar 34,78 persen, UOB Kay Hian Pte Ltd sebesar 5,79 persen, Equity Global International Limited sebesar 10,01 persen, dan masyarakat sebesar 49,42 persen.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 13 Juli 2023, saham BGTG turun 3,13 persen ke posisi Rp 93 per saham.

Rights Issue

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) akan melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) II atau rights issue. Bank Ganesha berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (22/8/20220), jumlah saham yang diterbitkan tersebut 45,53 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus rights issue.

Pengajuan pelaksanaan pendaftaran penambahan modal tersebut dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari RUPSLB, yang akan diselenggarakan pada 26 September 2022. 

"Dengan demikian, sesuai ketentuan yang berlaku, pelaksanaan PMHMETD II paling lambat 12 bulan setelah tanggal persetujuan RUPSLB, dengan memperhatikan peraturan perundangan pembatasan jangka waktu pemenuhan modal inti minimum bank yang berlaku," tulis Perseroan, ditulis Senin (22/8/2022).

Bank Ganesha akan memakai dana rights issue untuk memperkuat struktur permodalan yang akan digunakan Perseroan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha Perseroan melalui pemberian kredit, termasuk pemberian kredit dengan layanan digital.

Selanjutnya, bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETDnya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 31,29 persen dari prosentase kepemilikan saham dalam Perseroan.

Pada perdagangan Senin siang, 22 Agustus 2022, saham BGTG melemah 5,56 persen ke Rp 119 per saham. Saham BGTG dibuka naik satu poin ke posisi Rp 127 per saham. Saham BGTG berada di level tertinggi Rp 127 dan terendah Rp 118 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.335 kali dengan volume perdagangan 239.519. Nilai transaksi Rp 2,9 miliar.

 

 

Penutupan IHSG pada 13 Juli 2023

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada penutupan perdagangan Kamis, (13/7/2023). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Dikutip dari data RTI, IHSG menguat tipis 0,03 persen ke posisi 6.810,21. Indeks LQ45 melemah terbatas 0,11 persen ke posisi 956,94. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.835,73 dan terendah 6.783,74. Sebanyak 264 saham menguat. 277 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 197 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.200.975 kali dengan volume perdagangan 19,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.990. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 192,19 miliar pada perdagangan Kamis, 13 Juli 2023. Namun, sepanjang 2023, investor asing beli saham Rp 17,39 triliun.

Mayoritas sektor saham melemah dan menghijau. Sektor saham energi merosot 0,33 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,26 persen, sektor saham siklikal turun 1,01 persen, sektor saham properti merosot 1,2 persen, dan catat koreksi terbesar. Selain itu, sektor saham teknologi susut 0,09 persen sektor saham infrastruktur tergelincir 0,83 persen.

Sedangkan sektor saham kesehatan melambung 2,13 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic menguat 0,81 persen, sektor saham industri menanjak 0,22 persen, sektor saham keuangan naik 0,08 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,06 persen.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya